Sukses

Donald Trump Siap Tetapkan Status Darurat Demi Tembok Perbatasan AS

Donald Trump sedang mempertimbangkan akan menggunakan pernyataan "keadaan darurat" untuk membangun apa yang disebutnya "tembok atau pagar" di perbatasan AS - Meksiko.

Liputan6.com, Jakarta Presiden Amerika Serikar Donald Trump sedang mempertimbangkan akan menggunakan pernyataan "keadaan darurat" untuk mengatasi hambatan Kongres AS yang tidak mau memberinya dana US$ 5,6 miliar dollar untuk membangun apa yang disebutnya "tembok beton atau pagar baja" di perbatasan AS - Meksiko.

"Kami sedang mempertimbangkan hal itu," kata Presiden Trump kepada wartawan hari Minggu ditengah kemacetan perundingan dengan DPR atau House of Representatives (lower-chamber Kongres AS) untuk mendanai tembok itu.

Trump mengatakan, ia lebuh suka mendapat dana itu dari Kongres AS, tapi ia akan mengumumkan keadaan darurat "kalau perlu" untuk mendapat dana pembangunan tembok itu dengan cepat, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (8/1/2019).

Langkah DPR yang tidak menyetujui anggaran Presiden Donald Trump untuk membangun tembok di perbatasan memicu penutupan sebagian kantor pemerintah federal atau government shutdown sejak akhir Desember 2018.

Menurut analis, niat Presiden Trump mengenai pengumuman "keadaan darurat" dapat memicu ketegangan baru dengan Kongres AS.

"Kalau Trump menggunakan dalih keadaan darurat, itu adalah penyalahgunaan kekuasaan, karena saat ini tidak ada keadaan darurat," kata Elizabeth Goitein, direktur program tentang kebebasan dan keamanan nasional pada Brennan Center for Justice.

Kantor berita Associated Press melaporkan kalau Donald Trump melakukan hal itu pastilah ia akan mendapat banyak tentangan dari segi hukum, khususnya tentang apakah keadaan di perbatasan itu bisa dianggap sebagai suatu "keadaan darurat."

Senator Jack Reed dari Komisi Angkatan Bersenjata dalam Senat AS (upper-chamber Kongres AS) mengatakan, "kita tidak dalam keadaan perang dengan Meksiko dan dinding atau tembok itu tidak punya fungsi pertahanan."

Reed melanjutkan, "strategi pertahanan nasional Pentagon yang paling baru tidak menyebut perbatasan dengan Meksiko itu sebagai prioritas pertahanan nasional."

 

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Opsi Pagar Baja

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan, visinya tentang pembatas perbatasan AS - Meksiko dapat diganti dari yang semula tembok beton menjadi pagar baja. Komentarnya menandai potensi kompromi dengan Partai Demokrat yang menguasai House of Representatives (DPR), yang telah menolak mendanai pembangunan tembok beton seperti visi awal Trump.

Komentar Trump muncul ketika government shutdown atau keputusan kepresidenan untuk menutup pemerintahan, memasuki pekan ketiga sejak ia mengumumkannya pada 22 Desember 2018.

Tak disetujuinya proposal anggaran Trump terkait pembangunan tembok oleh House of Representatives menjadi faktor utama yang memicu sang presiden AS mengumumkan government shutdown tepat akhir tahun lalu.

Wakil Presiden AS, Mike Pence memimpin perundingan putaran kedua dengan para anggota House of Representatives tentang masalah government shutdown dan pembangunan tembok pada Minggu 6 Januari 2019 waktu setempat.

Trump mengunggah twit pada 7 Januari 2019 bahwa perundingan itu membahas rincian "keamanan perbatasan" dan mengadakan "pertemuan produktif".

Tweet itu terus mengatakan bahwa "kita sekarang merencanakan pembatas baja daripada beton," dan menyebutnya sebagai "solusi yang baik," demikian seperti dikutip dari ABC.net.au, Senin (7/1/2019).

Partai Demokrat, yang dipimpin oleh Ketua DPR yang baru Nancy Pelosi, menganggap tembok beton visi Trump tidak bermoral dan menolak menyetujui US$ 5,6 miliar yang diinginkan Trump sebagai bagian dari janji penandatanganan kampanye presiden 2016-nya.

Pekan lalu, Demokrat yang mengambil alih DPR meloloskan RUU untuk mengakhiri government shutdown tanpa menyetujui dana pembangunan tembok perbatasan yang diinginkan Donald Trump.

Government shutdown telah menyebabkan ratusan ribu pekerja federal terpaksa dirumahkan atau bekerja tanpa gaji.

Donald Trump mengatakan dia bisa merasakan perasaan para pekerja yang mengalami kesulitan membayar tagihan karena penutupan pemerintahan, tetapi mengancam sekali lagi untuk menyatakan darurat nasional sebagai cara alternatif untuk membangun tembok.