Sukses

Waspada, Hujan Tak Biasa Bakal Guyur Wilayah Asia Tenggara Sepanjang Januari

Sepanjang Januari ini, wilayah Asia Tenggara disebut akan diguyur hujan yang tidak biasa. Ini alasannya.

Liputan6.com, Bangkok - Hujan deras dilaporkan terjadi hampir sepanjang hari Minggu lalu di Kota Port Blair, Pulau Andaman Selatan, menyusul sisa-sisa hantaman Badai Tropis Pabuk yang melintasi Kepulauan Andaman dan Nikobar.

Pabuk disebut sebagai fenomena alam yang tidak biasa, karena merupakan topan pertama yang mendarat di Thailand dalam 30 tahun terakhir.

Namun, sebagaimana dikutip dari Al Jazeera pada Rabu (9/1/2019), badai tropis itu diperkirakan akan berdampak buruk pada Teluk Thailand dan sebagian wilayah Asia Tenggara di sepanjang bulan Januari.

Secara klimatologi, periode Januari hingga Maret merupakan bulan-bulan kering bagi sebagian wilayah Asia Tenggara, di mana membuat cuacanya cenderung hangat dan cerah. Namun, badai Pabuk telah mengacaukan siklus tersebut sejak beberapa hari lalu.

Hujan turun di Sittwe dan Mandalay, keduanya berada di Myanmar, sejak Senin sore. Kondisi serupa juga dilaporkan terjadi mulai di perbatasan Thailand, Laos dan China selatan pada Selasa pagi.

Sebagai contih, Kota Mengla di perbatasan China dengan Myanmar dan Laos, mengalami curah hujan hingga 88 milimeter yang melampui cukup jauh perkiraan selama enam bulan pertama tahun ini.

Menurut peneliti, semua uap air yang disedot oleh Badai Tropis Pabuk dari Teluk Thailand dan Laut Andaman, kini terperangkap dalam aliran umum atmosfer yang lebih tinggi.

Berbeda dengan angin lembut di permukaan, ini merupakan aliran jet cepat dari wilayah barat daya Asia Tenggara, yang memicu kondisi berawan dan hujan deras di Myanmar, Thailand utara, sebagian Laos, China barat daya, dan Vietnam utara.

Bahkan, aliran jet cepat itu diperkirakan akan mencapai kota Shanghai pada hari Kamis, memicu risiko suhu musim dingin yang lebih rendah.

 

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Curah Hujan Meningkat

Para peneliti menyebut hujan deras yang terjadi hampir seharian penuh di Asia Tenggara, serupa dengan akumulasi curah hujan 4 atau 8 kali rata-rata untuk keseluruhan Januari.

Provinsi Chiang Rai di Thailand utara, misalnya, seharusnya benar-benar kering di bulan Januari, namun kemudian hujan dengan intensitas 38 milimeter justru turun dengan cukup deras pada hari Selasa.

Sebagai informasi, Chiang Rai rata-rata mengalami curah hujan 7,5 milimeter pada periode Januari hingga Maret.

Sementara itu, Provinsi Huay Xai di hulu Sungai Mekong yang berada di wilayah Laos, mencatat kenaikan curah hujan yang tidak biasa pada bulan Januari. Di sana, hujan dengan intensitas 92 milimeter terjadi berkala selama hampir 33 jam pada Senin dan Selasa kemarin.

Padahal, seharusnya curah hujan rata-rata di wilayah tersebut berkisar antara 15 hingga 18 milimeter.

Selama tiga hari ini, yakni pada Senin, Selasa, dan Rabu, perkiraan total curah hujan di wilayah Teluk Thailand dan Indochina berkisar antara 100 dan 200 milimeter.

Jumlah itu akan membuat rekor baru di sebagian besar wilayah, dan kemungkinan bisa memicu tanah longsor.