Sukses

Meski Keluar dari Suriah, AS Tetap Berjanji Lindungi Sekutunya dari Turki

Amerika Serikat optimis tetap dapat mencapai kesepakatan dengan Turki untuk melindungi para pejuang Kurdi di Suriah.

Liputan6.com, Abu Dhabi - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo mengaku optimis dapat mencapai kesepakatan dengan Turki untuk melindungi para milisi Kurdi --yang merupakan sekutu AS-- di Suriah setelah pasukan Amerika keluar dari negara tersebut.

Pompeo berbicara di Uni Emirat Arab setelah melakukan panggilan telepon dengan mitranya dari Turki.

Pasukan AS di Suriah utara telah berperang bersama milisi Kurdi melawan militan ISIS.

Turki, bagaimanapun, menganggap Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG) sebagai kelompok teroris dan telah berjanji untuk menghancurkannya.

Pompeo mengadakan tur ke Timur Tengah untuk mencoba meyakinkan sekutu setelah pengumuman mendadak Presiden Donald Trump bulan lalu bahwa pasukan AS akan mundur dari Suriah.

Berbicara dengan wartawan di Abu Dhabi, Pompeo mengatakan AS mengakui "hak rakyat Turki dan hak Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan untuk mempertahankan negara mereka dari teroris".

"Kami juga tahu bahwa mereka yang bertarung bersama kami selama ini layak dilindungi juga," kata Pompeo mereferensi 'mereka' sebagai kelompok Kurdi di Suriah, demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (13/1/2019)

Pompeo mengatakan ia telah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu, menambahkan: "Banyak detail masih harus diselesaikan tetapi saya optimis bahwa kita dapat mencapai hasil yang baik."

Pekan lalu, Presiden Erdogan dengan marah menolak seruan dari Penasihat Kepresidenan Bidang Keamanan Nasional AS John Bolton agar pejuang Kurdi dilindungi.

Dia mengatakan pernyataan seperti itu "tidak dapat diterima".

Erdogan mengatakan kepada anggota parlemen dari Partai Justice and Development Party yang memerintah bahwa AS tidak tahu tentang berbagai kelompok Kurdi itu, menambahkan: "Jika AS menilai mereka sebagai 'saudara' maka mereka berada dalam khayalan yang serius."

Bolton sedang berkunjung ke Ankara untuk mencari jaminan atas para pejuang Kurdi, tetapi Presiden Erdogan menolak untuk bertemu dengannya.

Turki menganggap YPG sebagai perpanjangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang dilarang di Turki, yang telah memperjuangkan otonomi Kurdi di Turki selama tiga dekade. YPG di Suriah menyangkal adanya hubungan organisasi langsung dengan PKK.

 

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Turki Ancam Serang Kurdi di Suriah Jika AS Tunda Penarikan Pasukan Militernya

Turki mengancam akan melancarkan serangan terhadap pasukan Kurdi Suriah, jika Amerika Serikat (AS) menunda penarikan pasukannya dari wilayah konflik tersebut.

"Jika (penarikan) ditunda dengan alasan konyol seperti orang Turki membantai orang Kurdi, yang faktanya masih kabur, kami akan mengimplementasikan keputusan untuk melakukan serangan," kata Menteri Luar Negeri Turki, Mevlüt Çavuşoğlu, kepada stasiun televisi NTV.

Dikutip dari The Guardian pada Jumat 11 Januari 2019, Çavuşoğlu mengatakan Turki akan melanjutkan rencana serangannya, apa pun yang akan terjadi di kemudian hari.

"Kami akan memutuskan waktunya dan tidak perlu menerima izin dari siapa pun," tegas Çavuşoğlu.

Dia juga mengatakan beberapa pejabat di pemerintahan AS berusaha mencegah Trump merealisasikan rencana penarikan pasukan, dan membuat beberapa "alasan tidak masuk akal", seperti tuduhan bahwa Turki telah membantai suku Kurdi.

Çavuşoğlu mengatakan Turki akan melawan kelompok Perlindungan Rakyat Kurdi Suriah (YPG), baik jika AS menarik diri dari Suriah atau tidak.