Liputan6.com, Jakarta - Sebuah eksperimen radikal yang memantau bagaimana tikus menjadi tua saat mereka mengorbit Bumi disebut-sebut dapat mengungkapkan petunjuk baru dalam pertempuran melawan penuaan.
Seperti dikutip dari Daily Mail, Selasa (15/1/2019), eksperimen baru di Stasiun Luar Angkasa Internasional itu menggunakan tikus muda dan tua yang diterbangkan ke angkasa luar dan yang hidup di Bumi.
Baca Juga
Dengan membandingkannya, mereka berharap menemukan tanda-tanda penuaan 'super cepat' pada si astronaut tikus yang terjadi dalam kondisi minim gravitasi.
Advertisement
Para peneliti percaya bahwa penelitian ini dapat membantu memperlambat penuaan di Bumi, juga memberikan wawasan baru tentang bagaimana hal itu bisa mempengaruhi para astronaut pada misi durasi panjang di angkasa luar.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa menghabiskan waktu di ruang angkasa menyebabkan hilangnya kepadatan tulang, disfungsi kekebalan tubuh, masalah kardiovaskular seperti pengerasan pembuluh darah, dan hilangnya massa serta kekuatan otot rangka pada manusia dan model hewan pengerat.
Perubahan ini menyerupai penuaan pada usia orang di Bumi, tetapi terjadi lebih cepat.
"Ada sesuatu terkait keberadaan di ruang angkasa untuk jangka waktu yang lama, lebih dari beberapa pekan," kata Michael S. Roberts, wakil kepala ilmuwan di Laboratorium Nasional A.S., seorang sponsor penyelidikan.
Banyak percobaan dengan tikus di stasiun ruang angkasa mengamati efek minim gravitasi, tetapi mungkin hal itu bukan satu-satunya penyebab. Paparan terhadap lingkungan ruang termasuk radiasi, stres, dan faktor-faktor lain yang memengaruhi kesehatan bisa jadi kombinasi dari semuanya.
"Bagian dari eksperimen ini memvalidasi respons penuaan umum pada tikus. Kami mencoba meneliti molekul dasar untuk mengetahui apa yang terjadi," kata Roberts.
Â
Saksikan juga video terkait luar angkasa berikut ini:
Laika Si 'Astronot' Anjing
Lain kisah dengan para tikus, Laika menjadi anjing pertama yang mengelilingi orbit Bumi disebut-sebut sebagai salah satu momen hebat dalam sejarah manusia.
Mengutip Listverse pada Minggu 15 Januari 2017, Laika adalah proyek ambisius antariksa Uni Soviet yang menghebohkan media-media sedunia tahun 1957. Kala itu, ada 36 anjing yang dikirim ke angkasa luar, sebelum Yuri Gagarin menjadi manusia pertama yang mengelilingi Bumi.
Misi hewan ke angkasa luar adalah bagian dari persaingan Uni Soviet dan Amerika Serikat. Beberapa bulan Setelah berhasil menerbangkan Sputnik, satelit pertama di dunia, pesawat Laika, Sputnik 2 mengorbit. AS pun makin tertinggal dalam teknologi ini.
Media-media AS pun mengkritik keputusan Soviet mengirim anjing ke angkasa luar. Menurut laporan Majalah Time tahun 1957, media barat menyebut program itu sebagai, 'tindakan barbar'.
"Headline menyebut program itu 'pupnik, pooch-nik, sputput dan woofnik'", tulis Time.
Komentar yang paling keras datang dari media Inggris, mereka menulis, "Anjing itu akan mati, kita tak bisa menyelamatkannya."
Akibatnya, kedutaan Soviet di London terpaksa membuat suasana perayaan di kantornya dengan membuat pernyataan, "kami mencintai anjing."
Proyek ambisius itu berakhir dengan meledaknya Sputnik 2, wahana yang membawa Laika. Pada tahun 2002, sebuah laporan menyebut, anjing itu tewas dengan mengenaskan.
Advertisement