Liputan6.com, Seoul - Tiga orang pejabat Korea Utara, termasuk utusan utama yang terlibat dalam pembicaraan dengan Amerika Serikat (AS) di Singapura, diketahui berada dalam penerbangan ke Washington, lapor media Korea Selatan pada Rabu 16 Januari.
Diduga kuat perjalanan para pejabat top Korea Utara berkaitan dengan rencana pertemuan lanjutan antara Kim Jong-un dan Donald Trump, demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Kamis (17/1/2019).
Beberapa media dari Korea Selatan dan Negeri Paman Sam mengutip sumber-sumber yang mengatakan bahwa menteri luar negeri AS, Mike Pompeo, dan pejabat senior Korea Utara Kim Yong-chol diperkirakan akan bertemu pada Jumat 19 Januari, di ibu kota AS untuk membahas KTT itu.
Advertisement
Gedung Putih dan kementerian luar negeri AS menolak untuk mengkonfirmasi laporan tersebut, yang menurut para pengamat, kemungkinan sebagai tindak waspada terhadap pembatalan di menit-menit terakhir.
Baca Juga
Sebelumnya, Pompeo sempat berencana bertemu dengan mitranya dari Korea Utara, untuk membahas KTT kedua, pada November lalu. Namun, kemlu AS secara mendadak membatalkan pertemuan itu sehari setelah mengumumkannya.
Sementara Trump menunjukkan antusiasme untuk mengadakan pertemuan puncak kedua dengan Kim, namun pada hari Rabu, Wakil Presiden AS Mike Pence justru menyebut belum ada kemajuan dalam upaya membujuk Korea Utara terkait denuklirisasi.
"Saat ini, Presiden Trump berupaya mewujudkan janji dialog dengan Ketua Kim. Kami masih menunggu langkah konkret dari Korea Utara untuk membongkar senjata nuklir yang mengancam rakyat dan sekutu kami di kawasan itu (Asia Timur)," kata Pence dalam pidatonya di Kemlu AS, beberapa waktu lalu.
Diisukan Terbang dari Beijing
Kantor berita Korea Selatan Yonhap, mengutip seorang pejabat bandara China yang tidak dikenal, melaporkan bahwa Kim Yong-chol, bersama dengan wakil menteri luar negeri Korea Utara, Choe Son-hui, dan seorang pejabat tinggi lainnya, bersiap meninggalkan Beijing menuju Washington pada hari Kamis.
Kim Yong-chol terakhir kali berkunjung ke Washington pada pertengahan tahun lalu, ketika dia menyampaikan titipan surat dari Kim Jong-un ke Donald Trump, di mana kemudian membawa pemimpin kedua negara dalam pertemuan bersejarah di Singapura pada 12 Juni 2018.
Di lain pihak, kantor berita CNN mengklaim mengutip sumber yang akrab dengan pembicaraan AS-Korea Utara, bahwa Kim Yong-chol akan membawa surat baru dari Kim Jong-un ke Donald Trump di Gedung Putih.
Jika dia menginap semalam di Washington, Kim Yong-chol akan menjadi orang Korea Utara pertama yang melakukannya setelah mendiang wakil Marsekal Jo Myong-rok, ketika sehari sebelum bertemu dengan mantan Presiden Bill Clinton pada 2000 silam.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Hubungan Naik Turun AS-Korut
Pada pertemuan bersejarah antara AS dan Korea Utara di Singapura, Kim Jong-un mengatakan siap menjalankan upaya denuklirisasi di Semenanjung Korea. Namun, sejak itu --menurut laporan media-media Barat-- hanya sedikit kemajuan signifikan yang tercatat.
Kontak keduanya berlanjut setelah Kim Jong-un menyampaikan pidato Tahun Baru, di mana dia mengatakan bersedia untuk kembali bertemu Trump "kapan saja", lapor duta besar Korea Selatan untuk AS, Cho Yoon-je, kepada wartawan pekan lalu.
Kedua pihak akan mencari langkah-langkah "sementara" untuk merevitalisasi proses denuklirisasi, kata para pejabat Korea Selatan kepada kantor berita Reuters.
Tetapi, di saat bersamaan, Korea Utara menuntut pencabutan sanksi AS dan menolak tuntutan Washington untuk melepaskan semua senjata dan fasilitas nuklirnya.
Terlepas dari pernyataan kontra dari Pence, seorang pejabat Gedung Putih merujuk komentar Trump di masa lalu, bahwa "banyak hal positif terjadi" dengan Korea Utara.
"Dia (Trump) dan Ketua Kim telah menjalin hubungan yang baik, dan percakapan antara Amerika Serikat dan Korea Utara berlanjut," kata pejabat itu.
"Kami sedang berupaya untuk membuat kemajuan pada tujuan mencapai denuklirisasi Korea Utara secara penuh, dan diverifikasi. Presiden berharap bertemu Ketua Kim lagi untuk kali kedua di suatu tempat dan waktu yang belum ditentukan," lanjutnya.
Advertisement