Liputan6.com, Roma - Pernahkah Anda menjenguk teman, kerabat atau keluarga yang sedang mengalami koma? Melihat kondisi seperti itu, bagi sebagian orang, rasa iba dan sedih akan langsung menyelimuti sanubari.
Menurut KBBI, koma adalah keadaan tidak sadar sama sekali dan tidak mampu memberi reaksi terhadap suatu rangsangan (karena keracunan, sakit parah, dan sebagainya). Biasanya, koma terjadi selama berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan ada yang bertahun-tahun.
Advertisement
Baca Juga
Dalam sebagian besar kasus, koma diibaratkan seperti "nyawa seorang insan yang berada di antara hidup dan mati". Ada pula kepercayaan yang menyebut bahwa orang yang mengalami koma, arwahnya sedang melanglang buana ke antah berantah. Ia merasa seperti tinggal di dalam alam bawah sadar tersebut.
Lalu, benarkah seseorang yang koma, rohnya bisa melakukan sesuatu di luar kemampuannya bahkan sampai keliling dunia? Berdasarkan 4 kisah nyata berikut, yang dikutip dari List Verse, Kamis (17/1/2019), Anda boleh meyakininya atau tidak sama sekali.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
1. Menyelamatkan Nyawa Manusia
Bagi sebagian besar wanita, saat hamil adalah waktu yang rentan terkena stres berat. Terlebih bila mereka sakit.
Kisah nestapa dialami oleh seorang perempuan di Inggris bernama Valerie Leah. Tiga bulan sebelum hari perkiraan lahir (HPL), ia mengalami flu babi.
Karena tertekan dan terus menerus memikirkan bayi yang ada di dalam kandungannya, sakitnya pun makin parah dan dia harus dirawat intensif di Unit Gawat Darurat (UGD) pada tahun 2010, karena kritis.
Ia dilarikan ke Tameside General Hospital di Manchester. Malangnya, ia mengalami koma. Karena tim medis yang menangani Leah juga memikirkan janin yang dikandungnya, maka mereka melakukan pembedahan setelah hampir 3 bulan Leah tak sadarkan diri.
Beruntung, anak Leah lahir dengan selamat dan sehat. Jenis kelaminnya laki-laki dan diberi nama Oliver.
Satu bulan setelahnya, Leah pun terbangun dari koma.Â
Usai menghabiskan empat bulan di bawah pengawasan profesional medis yang teliti, baik ibu maupun anak bisa dipulangkan.
Menurut harian Manchester Evening News, ini adalah kasus pertama seorang ibu hamil yang terjangkit flu babi, namun memiliki akhir yang bahagia.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Leah telah melahirkan Oliver ketika dia dalam keadaan koma.
Advertisement
2. Jadi Pecandu Seks
Pada 2010, seorang kakek di Swiss bernama Angelo de Luca, mengalami koma selama empat hari setelah terjatuh dari pohon prem (lazim dikenal plum)Â di kebunnya. Saat itu, ia hendak memanen buah prem.
Laki-laki berusia 81 tahun ini langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat dan menjalani operasi besar, karena cedera serius yang dialaminya. Beruntung, nyawanya masih bisa diselamatkan, meski harus mengalami koma terlebih dahulu.
Namun, betapa terkejutnya keluarga de Luca usai ia tersadar. Orang tua ini mengaku bahwa libidonya naik dan ia harus melampiaskan hawa nafsunya. Seks.
Menurut Daily Telegraph Australia, setelah sembuh total, de Luca rutin berkunjung ke rumah bordil setempat.
Geram dengan kelakuan sang ayah, karena terus menerus menggelontorkan uang tabungan sekitar US$ 5.200 (Rp 73,7 juta) setiap bulan untuk mengencani seorang pelacur muda, putra de Luca pun terpaksa mengambil alih keuangan keluarga dan kemudian menjadikannya tahanan rumah dengan penjagaan ketat.
3. Bercerai
Pada 2014, seorang wanita Israel mengajukan gugatan cerai kepada suaminya, yang kala itu masih mengalami koma sejak 2007 setelah kecelakaan motor.
Dalam keyakinan Yahudi, seluruh umat perempuan yang sudah menikah dan ingin berpisah secara hukum, harus secara resmi mendapatkan persetujuan dari suaminya.
Meski mengetahui aturan tersebut, namun wanita itu tidak mengindahkannya. Dia tetap mengajukan permohonan cerai ke pengadilan tanpa menunggu suaminya siuman.
Tanpa panjang lebar dan entah bagaimana caranya, keinginan sang istri dikabulkan oleh pengadilan kerabbian (kerabbian adalah hal yang berhubungan dengan pendeta Yahudi) di Safed.
Yang terjadi selanjutnya adalah muncul perselisihan hukum selama bertahun-tahun, yang berpuncak pada pertikaian di Pengadilan Tinggi Israel. Di sana, Kepala Kerabbian, Yitzhak Yosef, berupaya untuk mengesampingkan keputusan awal pengadilan di Safed.
"Tidak dapat diterima bahwa perceraian yang diberikan oleh pengadilan kerabbian di Safed, setara dengan putusan di pengadilan sipil, dapat dibatalkan," kata hakim dalam penutupan.
Di satu sisi, wanita tersebut dibiarkan bebas untuk menikah lagi. Sementara itu, suaminya, masih dalam keadaan koma, menjadi pria Yahudi pertama yang menceraikan pasangannya dalam keadaan tidak sadar.
Advertisement
4. Faseh Berbahasa Spanyol
Beberapa orang di dunia ini akrab dengan foreign accent syndrome atau sindrom aksen asing. Ini adalah suatu kondisi langka di mana orang yang menderita stroke atau cedera otak tiba-tiba mulai berbicara dalam aksen bahasa suatu negara yang belum pernah mereka kunjungi sebelumnya.
Reuben Nsemoh, seorang remaja 16 tahun asal Georgia, mengalami cedera otak usai bermain sepak bola pada tahun 2016. Ketika perlahan tersadar dari koma selama beberapa pekan, Nsemoh mulai mengigau. Ia tidak berbicara dalam Bahasa Ibu, melainkan Spanyol.
Ini membuat keluarganya sedikit tersentak, karena kaget. Ia bahkan tidak pernah sekali pun mengikuti kursus bahasa asing. Namun, aksen Latin yang diejanya amat faseh.
Saat mulai melantur dalam bahasa Spanyol, Nsemoh berkata secara perlahan dan lirih. Namun, orangtuanya masih bisa mendengar jelas bahasa yang diucapkan oleh putranya.
Ketika sadar sepenuhnya, Nsemoh masih tetap berkomunikasi dalam bahasa Spanyol yang sempurna selama beberapa jam. Akan tetapi, keterampilan barunya ini perlahan memudar sesudah ia sembuh total.