Sukses

Bom Mobil Guncang Ibu Kota Kolombia, 10 Orang Tewas

Bom mobil dilaporkan meledak di ibu kota Kolombia, menewaskan 10 orang membuat 54 lainnya terluka.

Liputan6.com, Bogota - Sebuah bom mobil dilaporkan meledak di ibu kota Kolombia, Bogota, pada Kamis 17 Januari, menewaskan sedikitnya 10 orang dan melukai 54 lainnya.

Ledakan itu terjadi di luar Sekolah Jenderal Santander --sekolah bagi kadet polisi-- di selatan ibu kota pada pukul 09.30 waktu setempat, demikian sebagaimana dikutip dari BBC pada Jumat (18/1/2019).

Pengendara mobil yang membawa bom tersebut telah diidentifikasi sebagai pria berusia 57 tahun. Tidak ada kelompok tertentu yang mengklaim bertanggung jawab atas ledakan itu.

Presiden Kolombia, Ivan Duque, menggambarkan ledakan bom mobil itu sebagai "tindakan teroris gila", dan bersumpah menyeret semua yang bertanggung jawab ke pengadilan.

Menurut penuturan beberapa saksi mata, bom dibawa oleh sebuah mobil Nissan Patrol berwarna abu-abu, yang memasuki kompleks Sekolah Jenderal Santander ketika upcara pengesahan taruna akan dimulai.

Saat mobil dihentikan oleh penjaga di pos pemeriksaan, pengemudi itu melajukan kendaraannya dengan kencang dan menabrak dinding, yang kemudian diikuti oleh ledakan keras.

Ledakan itu menghancurkan jendela apartemen dan beberapa rumah di dekatnya.

"Ledakan itu mengerikan, rasanya seperti akhir dunia," ujar Rosalba Jimenez (62), seorang pemilik toko di dekat lokasi kejadian, kepada kantor berita AFP.

Menurut hasil penyelidikan sementara polisi, kendaraan tersebut membawa 80 kilogram pentolite, yakni salah satu bahan kimia yang memiliki efek ledak cukup kuat.

"Pentolite telah digunakan di masa lalu oleh kelompok pemberontak Kolombia," kata Jaksa Agung Néstor Humberto Martínez.

Jaksa agung juga menyebut pengemudi kendaraan tersebut bernama José Aldemar Rojas Rodríguez, yang turut teweas dalam ledakan itu.

Tersangka tidak memiliki catatan kriminal, namun diketahui berasal dari Kota Boyacá di utara Kolombia, yang saat ini, terkenal sebagai benteng terakhir kelompok pemberontak Tentara Pembebasan Nasional (ELN), lapor surat kabar Kolombia El Tiempo.

Namun, belum diketahui secara pasti apakah ada keterlibatan ELN di dalam serangan bom tersebut.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

2 dari 2 halaman

Tidak Menyerah pada Terorisme

Presiden Ivan Duque, yang tengah berada di wilayah barat Kolombia ketika ledakan itu terjadi, dilaporkan segera kembali ke ibu kota dan langsung mengunjungi lokasi kejadian.

"Ini serangan terhadap masyarakat," katanya. "Kolombia tidak pernah menyerah pada terorisme, kami selalu mengalahkannya. Ini tidak akan menjadi pengecualian."

Pihak berwenang Kolombia kini sedang menyelidiki siapa "dalang intelektual" di balik ledakan itu, kata Jaksa Agung Martinez.

Di antara mereka yang terluka adalah dua warga Panama dan warga negara Ekuador.

Ledakan itu dikecam oleh para politikus Kolombia, termasuk mantan Presiden Juan Manuel Santos dan Álvaro Uribe, serta para pemimpin regional.

Sementara itu, kecurigaan terhadap campur tangan ELN dalam ledakan tersebut, menurut para pengamat, sangat mungkin terjadi jika melihat sikap yang ditunjukkan oleh Presiden Duque.

Dibandingkan pemerintahan sebelumnya, Duque kerap mengambil pendekatan garis keras terhadap ELN, termasuk membuatnya tersudut di benteng terakhir mereka di Boyacá.