Liputan6.com, Tokyo - Sebuah roket Jepang yang membawa meteor buatan untuk menciptakan "hujan meteor" atau meteor shower yang pertama di dunia, diluncurkan ke antariksa pada Jumat 18 Januari 2019.
Kantor berita AFP melaporkan, sebuah perusahaan rintisan di Tokyo merancang satelit kecil yang akan menciptakan hujan meteor di atas Kota Hiroshima permulaan tahun depan, sebagai percobaan untuk mengadakan apa yang disebut pembuatnya sebagai hujan meteor yang bisa dipesan.
Advertisement
Baca Juga
Satelit itu akan melepaskan bola-bola kecil yang akan bersinar terang ketika memasuki atmosfer Bumi, seperti yang terjadi apabila meteor sungguhan menembus lapisan atmosfer, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (19/1/2019).
Satelit itu diluncurkan oleh roket Epsilon-4 dari pusat antariksa Uchinoura oleh Japan Aerospace Exploration Agency atau JAXA pada Jumat pagi.
Roket itu membawa tujuh satelit kecil yang akan menunjukkan berbagai "teknologi inovatif," kata juru bicara JAXA Jepang, Nobuyoshi Fujimoto.
Menjelang tengah hari Jumat, satelit yang pertama berhasil diluncurkan ke orbit, dan para pejabat JAXA Jepang sedang menunggu laporan konfirmasi bahwa keenam satelit lainnya juga berhasil diluncurkan. Hujan meteor buatan itu akan terjadi diatas Hiroshima pada musim semi tahun depan.
Satelit-satelit itu pada awalnya akan mengorbit Bumi pada ketinggian 500 km dan kemudian akan diturunkan orbitnya sampai memasuki atmosfer bumi dan melepaskan muatannya yang akan tampak seperti hujan meteor.
Simak video pilihan berikut:
China Rilis Foto dan Video Baru di Sisi Jauh Bulan
Di lain kabar, otoritas antariksa China, pada Jumat 11 Januari 2019, telah merilis lebih banyak potret dan rekaman video yang diambil oleh misi Chang'e 4, wahana yang sukses mendarat di sisi jauh Bulan (the far side of the Moon) pada 3 Januari 2019 lalu.
Gambar yang dirilis pada hari Jumat termasuk potret baru dari penjelajah Yutu 2 milik China yang ditangkap oleh kamera di wahana pendarat Chang'e 4.
Sebuah potret berhasil menangkap pemandangan panorama lanskap Bulan yang keras, sementara sebuah video berhasil merekam proses penurunan terakhir pesawat ruang angkasa ke Bulan dari sudut pandang kamera Chang'e 4
Data dan gambar ilmiah dari Chang'e 4 diteruskan kembali ke Bumi melalui satelit komunikasi khusus yang diluncurkan China tahun lalu, Queqiao. Satelit itu berperan sebagai sistem penghubung komunikasi ruang angkasa yang diposisikan di luar Bulan, dengan antena yang menghadap ke Chang'e 4 dan Bumi, memungkinkannya untuk menyampaikan perintah dan sinyal antara pusat kendali misi di Bumi dengan wahana di Bulan. Baca selengkapnya...
Advertisement