Sukses

Kabel Serat Optik Bawah Laut Putus Bikin Kerajaan Tonga Terkucilkan dari Dunia

Kerajaan Tonga mengalami "pengucilan" akibat putusnya kabel serat optik sejak akhir pekan lalu.

Liputan6.com, Nukuʻalofa - Putusnya kabel serat optik bawah laut membuat Tonga terkucilkan dari dunia. Hampir seluruh jaringan seluler dan layanan web di negara kerajaan kepulauan Pasifik itu sangat sulit diakses sejak akhir pekan lalu.

Tonga sangat bergantung pada koneksi internet untuk mendapat pasokan sehari-hari dari luar negeri. Tidak adanya jaringan dunia maya membuat negara itu menghadapi "bencana absolut", termasuk risiko turun drastisnya kunjungan turis asing.

Dikutip dari Channel News Asia pada Rabu (23/1/2019), bahkan operasional Bandara Internasional Fua'amotu di pulau utama Tongatapu mengalami kendala, terutama pada sistem internalnya.

"Kita semua sangat terikat dengan internet untuk melakukan bisnis dan menjalankan pemerintahan," ujar Mary Fonua, editor layanan berita online Matangi Tonga.

"Tidak ada internet, berarti tidak ada Facebook, yang membuat banyak diaspora Tonga sulit berkomunikasi satu sama lain, berbagai bisnis tidak bisa mengurusi permintaan pasar, maskapai penerbangan kesulitan melayanai pesanan penumpang dan barang. Semua menjadi sangat sulit," lanjutnya menjelaskan.

Saat ini, pihak berwenang masih berjuang mengupayakan penyambungan kembali kabel serat optik yang putus itu. Adapun untuk kebutuhan komunikasi, pejabat Tonga sementara waktu menggunakan satelit kecil yang dioperasikan secara lokal.

Terbatasnya akses juga berarti masalah serius dalam pengiriman uang ke Tonga, terutama bagi keluarga yang mengandalkan pendapatan dari kerabat yang bekerja di luar negeri.

"Itu adalah bencana besar bagi Tonga, krisis nasional," kata Fonua.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Prioritas Koneksi Internet

Tonga Cable, perusahaan yang mengelola kabel serat optik sepanjang 827 kilometer antara Tonga dan Fiji, mengatakan lalu lintas internet harus diprioritaskan sampai perbaikan selesai.

Untuk itu, hanya situs esensial yang berkaitan dengan bisnis dan operasional pemerintahan yang diberikan akses khusus, sementara situs-situs media sosial diblokir sementara.

"Delapan puluh persen dari lalu lintas internasional kami berasal dari media sosial," kata Paula Piukala, Direktur Tonga Cable.

"Kami dapat memblokir Facebook, YouTube, dan hal-hal seperti itu untuk sementara waktu, sehingga kami dapat memaksimalkan bandwidth kecil yang kami miliki dari satelit."

Di Bank of South Pacific Tonga, manajer operasi pelaksana Salesi Fineangano mengatakan transfer teleks dapat diselesaikan melalui koneksi satelit ke kantor pusat bank di Papua Nugini, "tetapi kita membutuhkan koneksi internet reguler untuk layanan Moneygram, internet banking dan email".

Para pejabat mengatakan perlu waktu hingga dua minggu untuk memperbaiki kabel putus tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.