Sukses

Donald Trump Tandatangani Surat Pembukaan Kembali Pemerintahan Amerika Serikat

Donald Trump telah menandatangani surat yang menyatakan berakhirnya masa penutupan pemerintahan AS, pada Jumat, 26 Januari waktu setempat.

Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menandatangani surat yang menyatakan berakhirnya masa penutupan pemerintah AS, pada Jumat, 26 Januari waktu setempat.

Dikutip dari laman CNN.com, Sabtu (26/1/2019), penandatangan keputusan ini dilakukan secara tertutup oleh pihak Gedung Putih tanpa peliputan yang dilakukan oleh media.

Dalam penandatangan tersebut, Trump setuju untuk kembali membuka pemerintahan AS meski tidak mendapatkan dana pembangunan tembok yang dia rencanakan.

"Saya akan menandatangani undang-undang untuk membuka kembali pemerintahan selama tiga minggu," ujar Donald Trump.

"Selama 21 hari ke depan, saya berharap baik Demokrat dan Republik melakukan itikad baik," tambahnya.

Meski begitu, Donald Trump kembali melontarkan ancaman bahwa penutupan akan kembali dilanjutkan pada 15 Februari mendatang.

Hal itu dia tekankan apabila tidak ada kesepakatan mengenai dana pembangunan tembok bernilai US$ 5,7 yang direncanakan Trump sebagai pembatas antara AS dan Meksiko.

Donald Trump juga menyebut bahwa dirinya akan mencari cara dan memastikan agar para pekerja pemerintah mendapatkan gaji dengan cepat dan sesegera mungkin.

Imbas penutupan pemerintahan ini tak hanya berdampak pada staf rumah tangga Gedung Putih, sekitar 800 ribu pekerja sektor publik juga terdampak shutdown.

Penutupan pemerintahan AS pernah terjadi pada masa lalu. Namun, tak pernah sepanjang ini. Shutdown bermula pada 22 Desember 2018 dan telah berlangsung setidaknya lebih dari satu bulan.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Kisah WNI di AS yang Terdampak Shutdown Government Donald Trump

Penutupan pemerintahan di bawah kepemimpinan Donald Trump selama lebih dari satu bulan, tidak hanya merugikan warga negara AS. Pasalnya, warga negara Indonesia yang tengah berada di negeri Paman Sam juga terkena dampaknya.

Di antara mereka adalah Nina Marzoeki yang bekerja sebagai karyawan paruh waktu di Smithsonian's National Zoo, salah satu kebun binatang tertua di AS. Kebun binatang yang menjadi tempat bekerja Nina itu, mendapatkan bantuan dana dari pemerintah.

Sebagai dampaknya, sebagian karyawan kebun binatang terpaksa tidak mendapatkan gaji. Nina adalah salah satu karyawan yang tidak beruntung tersebut, sebagaimana dikutip dari VOA Indonesia. Belum lagi Nina hanya karyawan paruh waktu, sehingga tidak berhak atas bantuan.

Bagi Nina yang telah berdomisili beberapa tahun di AS, kejadian ini bukanlah kali pertama. Pada 2013 silam, ia juga merasakan hal yang sama meskipun hanya berlangsung selama 16 hari.

Setidaknya Nina berhasil mengambil sisi positif dari kejadian ini. Dia mengaku dapat meluangkan lebih banyak waktu untuk berlibur bersama keluarga.

Nina tidak serta merta berpangku tangan dalam situasi sulit ini. Dia memanfaatkan waktu untuk mengurus pekerjaan sampingan, yakni sebuah bisnis barang-barang promosi dan cendera mata yang ia dirikan bersama temannya. Bisnis Nina tersebut tidak terdampak penutupan pemerintahan AS.