Liputan6.com, Islamabad - Tiga belas orang tewas dan 21 lainnya luka-luka dalam serangan bunuh diri Taliban yang menyasar fasilitas kepolisian di Provinsi Baluchistan, Pakistan.
Sembilan dari total 13 korban tewas adalah polisi, sementara empat sisanya adalah pelaku penyerangan.
Pelaku bom bunuh diri menyerbu kompleks kantor Inspektur Jenderal Polisi dengan membawa senjata. Kompleks itu menampung beberapa polisi di Distrik Loralai, terletak 154 kilometer dari ibu kota Provinsi, Quetta.
Advertisement
Dalam kejadian itu, sebanyak 800 orang calon polisi tengah mendaftarkan diri. Demikian sebagaimana dikutip dari VOA Indonesia pada Rabu (30/1/2019).
Baca Juga
Dalam serangan yang diklaim oleh Taliban Pakistan (Tehrik-i-Pakistan) tersebut, pelaku meledakkan diri di gerbang utama. Penyerang lainnya berhasil masuk ke dalam kompleks dan menyusup ke dalam ruangan.
Pernyataan seorang tentara menyebutkan bahwa dua dari penyerang ditembak mati, dan para korban diterbangkan ke Quetta, kira-kira 200 km dari tempat kejadian.
Menurut Abdul Majeed Dashti, kepala polisi kota di Pakistan, sembilan polisi dan empat penyerang tewas dalam pertempuran selama empat jam tersebut, dikutip dari TRT world.
"Operasi pembersihan telah berakhir. Keempat teroris telah tewas dalam operasi tersebut," katanya.
Serangan itu adalah serangan Taliban kedua kalinya dalam bulan ini di Baluchistan.
Saksikan pula video berikut:
Serangan Sebelumnya
Selain itu, terjadi pula dua ledakan bom di pinggir jalan Provinsi Baluchistan, pada awal tahun lalu, dikutip dari City News.
Perwira Syams Uddin menyatakan bahwa konvoi perwira senior Pasukan Abdul Malik menjadi sasaran pengeboman di Distrik Pishin, pada Minggu 6 Januari 2019.
Dari tragedi tersebut delapan orang luka-luka, termasuk dua orang warga sipil. Meskipun di lokasi yang sama, dalam serangan awal tahun ini tidak ada yang mengaku bertanggung jawab.
Sebelum dua tragedi tersebut, tiga orang bersenjata juga menyerang fasilitas militer di distrik lain dan menewaskan empat orang tentara, pada 1 Januari 2019.
Aksi-aksi kekerasan itu sebagian besar terjadi di provinsi terbesar Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan dan Iran.
Advertisement