Liputan6.com, Kuala Lumpur - Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, mengaku tidak gentar dengan kabar naiknya popularitas pendahulunya, Najib Razak, di media sosial.
Dr M--sapaan akrab Mahathir--mengatakan bahwa Najib bukan ancaman bagi koalisi dan pemerintahannya yang telah mengizinkan eks perdana menteri itu untuk tetap memberikan pidato.
"Dia sepertinya mendapatkan popularitas di media sosial karena membeberkan banyak cerita," kata Mahathir kepada wartawan di Perdana Leadership Foundation, Jumat, 1 Februari 2019.
Advertisement
Dikutip dari Asia One pada Minggu (3/2/2019), Mahathir Mohamad juga membantah serangan Najib Razak terhadap pemerintahannya, terutama pada penurunan terus-menerus nilai mata uang ringgit.
Baca Juga
"Ringgit tidak jatuh, masalah sebenarnya adalah dolar Amerika tengah menguat," ucap Dr M.
"Kami berusaha untuk lebih memperkuatnya (ringgit) dan ini tidak boleh digunakan sebagai ukuran yang akurat untuk menentukan kinerja ekonomi Malaysia," ucapnya.
"Mengapa dia tidak melakukan semua hal yang dia minta pada (pemerintah saat ini) ketika dia berkuasa? Dia telah menuai sendiri perbuatannya di masa lalu," lanjut Mahathir mengkritik.
Sementara dalam unggahan di Facebook, Najib telah menyatakan keprihatinannya atas penurunan nilai mata uang ringgit yang terus-menerus, meski harga minyak menguat.
Najib Razak mengatakan bahwa hal tersebut kontras dengan tren sebelumnya, di mana mata uang ringgit terus bergerak seirama dengan harga minyak global.
Mantan perdana menteri dari koalisi Barisan Nasional itu juga menyinggung pemerintahan Najib Razak yang dinilainya terlalu bermain hati-hati dalam memajukan Malaysia.
"Negara-negara di sekitar kita sudah jauh menyalip, kita akan diam saja?" sindirnya.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Najib Razak Rilis Lagu Balada
Sementara itu, beberapa waktu lalu, Najib Razak dikabarkan merekam sebuah lagu balada di tengah berbagai persidangan terkait tuduhan terlibat megakorupsi 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
Menyewa sebuah studio rekaman, dan merekrut paduan suara muda sebagai penyanyi latar, Najib mengaransemen balada yang terkenal pada era 1970-an, yakni lagu berjudul "Kiss and Say Goodbye" milik grup musik The Manhattans.
Dikutip dari The Guardian, Najib Razak menerjemahkan lirik lagu tersebut ke dalam bahasa Melayu, yang disebut oleh para pengamat, sebagai upaya untuk menebus reputasinya di hadapan rakyat Malaysia.
Di dalam liriknya, Najib menambahkan penyesalan ketika kalah dalam pemilu Mei tahun lalu, dan seakan mengolok-olok pemerintah baru, dengan menyatakan tidak bersalah atas tuduhan korupsi terhadap dirinya.
Najib juga menambahkan bahwa dia telah menjadi korban dari "agenda balas dendam dan fitnah" yang terjadi di pusaran pemerintahan Malaysia.
Oleh pengamat, lirik lagu tersebut sangat mungkin ditargetkan pada pemerintahan Pakatan Harapan, yang dipimpin oleh Mahathir Mohamad.
Advertisement