Liputan6.com, California - Hari ini, 36 tahun yang lalu, musikus legendaris Karen Carpenter mengembuskan nafas terakhirnya. Personel dari duo The Carpenters ini meninggal karena mengalami gagal jantung, diduga disebabkan oleh sakit anoreksia nervosa yang diidapnya sekian lama.
Awal kisah, Karen sudah mulai berdiet saat dia duduk di bangku sekolah menengah atas. Di bawah bimbingan dokter, ia menerapkan Diet Stillman, yakni hanya makan makanan tanpa lemak dan minum delapan gelas air sehari.
Alhasil, berat badannya bisa dipangkas, menjadi 54 kilogram. Angka ini dia pertahankan sampai sekitar tahun 1973, ketika karier The Carpenters mencapai puncaknya.
Advertisement
Baca Juga
Pada tahun itu, Karen pernah secara kebetulan melihat foto dirinya yang sedang konser dari sebuah majalah ternama. Karena merasa gendut dan terobsesi untuk menurunkan berat badan lebih jauh. Dia pun memutuskan untuk menyewa seorang pelatih pribadi agar senantiasa menasihatinya untuk mengubah pola dietnya.
Diet baru yang dipilihnya menyebabkan otot-ototnya lebih terbangun, sehingga ia tak akan tampak gemuk dan berbobot ideal. Namun, cara ini tak disukai oleh Karen. Merasa kecewa, dia pun memecat pelatihnya itu dan memulai program penurunan berat badannya sendiri dengan menggunakan peralatan olahraga dan alat hitung kalori.
Mulanya, dia berhasil menyingkirkan sekitar 9,1 kg dan berniat untuk menurunkannya 2,2 kg lagi. Kebiasaan makannya juga berubah selama diet ala-nya ini. Lalu, pada September 1975, berat badannya telah mencapai 41 kg. Demikian seperti dikutip dari History.com.
Saat unjuk gigi di sebuah konser langsung, para penggemar memprotes keras terhadap penampilannya yang terlalu kurus. Banyak di antara mereka bahkan menyurati The Carpenters, termasuk pasangan duetnya yang juga merupakan saudara kandung Karen, Richard Carpenter.
Sayangnya, Karen enggan menanggapi pertanyaan-pertanyaan para fans dan menolak untuk secara terbuka menyatakan bahwa dia dalam kondisi sakit anoreksia. Bahkan, dalam penampilannya di Nationwide pada 1981, Karen hanya mengaku bahwa dia sedang diare.
Di satu sisi, Richard kemudian menyatakan kepada publik bahwa dia dan orangtuanya tidak tahu bagaimana cara tepat untuk menangani Karen. Lalu pada 1981, Karen akhirnya memberi tahu Richard terkait masalah kesehatan yang dialaminya dan dia membutuhkan bantuan saudara kandungnya itu.
Karen juga sempat ngobrol dengan Cherry Boone, yang pulih dari anoreksia, dan menghubungi dokter pilihan Boone untuk menolongnya. Dia berharap dapat menemukan solusi cepat untuk penyakitnya, karena dia memiliki berbagai kewajiban "manggung" dan jadwal padat.
Namun, dokter mengatakan bahwa perawatannya bisa memakan waktu satu hingga tiga tahun. Apa boleh buat, Karen pun memilih untuk dirawat di New York City oleh psikoterapis Steven Levenkron.
Terapi tersebut pun tak membuahkan hasil. Pada awal 1980-an, Karen mulai menggunakan obat pengganti tiroid, sehingga metabolisme-nya meningkat. Dia juga rutin meminum obat pencahar, yang menyebabkan makanan melewati usus dengan cepat melalui saluran pencernaan.
Meskipun dalam penanganan Levenkron, kondisi Karen terus memburuk dan berat badannya "terjun bebas". Karen memberi tahu Levenkron bahwa dia merasa pusing dan jantungnya berdetak tidak teratur.
Akhirnya, pada September 1982, dia harus dilarikan ke Rumah Sakit Lenox Hill di New York, di mana ia diberikan nutrisi parenteral intravena. Prosedur ini sukses dan berat badannya naik dalam waktu yang relatif singkat, tetapi ini membuat hatinya tegang, yang sudah lemah akibat diet yang tidak tepat selama bertahun-tahun.
Wanita kelahiran 2 Maret 1950 ini mempertahankan berat badan yang stabil selama sisa hidupnya.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Kembali Bugar
Merasa sudah sehat, Karen memutuskan untuk kembali ke California pada November 1982, bertekad untuk menghidupkan kembali kariernya, menyelesaikan perceraiannya dan memulai album baru bersama Richard.
Tibalah pada 11 Januari 1983. Tak ada yang menyangka bahwa ini adalah hari terakhir Karen tampil bersama The Carpenters. Dia dan saudara laki-lakinya itu pentas di sebuah pertemuan pemenang Grammy Awards, yang memperingati hari jadi ke-25 ajang penghargaan musik bergengsi ini.
Di panggung, dia tampak lemah dan lelah, tetapi menurut Dionne Warwick, Karen amat bersemangat. Dia juga mulai menulis lagu setelah kembali ke California dan memberi tahu Warwick bahwa dia "masih punya banyak hal untuk dilakukan".
Pada 1 Februari 1983, Karen masih bisa berdiskusi bersama Richard untuk membicarakan rencana baru mereka dan melanjutkan tur. Beberapa hari kemudian, Karen pun telah menandatangani surat perceraiannya, sehingga dia resmi menjanda.
Namun tak lama setelahnya, pada 4 Februari 1983, ketika Karen baru bangun tidur di pagi hari, dia tiba-tiba pingsan di kamarnya, di rumah orang tuanya di Downey. Segera, dia dilarikan ke Downey Community Hospital untuk mendapatkan perawatan darurat.
Paramedis mendapati jantungnya berdetak setiap 10 detik sekali. Beberapa jam setelahnya, dokter ahli menyatakan bahwa nyawa Karen tak bisa diselamatkan. Dia meninggal pada pukul 09.51 waktu Amerika Serikat pada usia 32 tahun.
Selain itu, di hari yang sama pada 1789, George Washington dipilih menjadi presiden pertama Amerika Serikat.
Lalu pada 1938, Disney World remsi merilis Putri Salju dan Tujuh Kurcaci.
Ada pula pada 1976, gempa bermagnitudo 7.5 mengguncang Guatemala dan menewaskan 23.000 orang.
Advertisement