Sukses

Militer Australia Ikut Urus Banjir yang Menghanyutkan Ratusan Buaya

Bagian utara Australia akhir-akhir ini mengalami curah hujan jauh melebihi tingkat normal.

Liputan6.com, Melbourne - Militer Australia telah dikerahkan untuk mengatasi banjir "sekali dalam seabad" yang menggenangi rumah, sekolah dan bandar udara di timur laut negara itu. Banjir ini memaksa ratusan orang untuk melarikan diri dan menyebabkan banyak buaya terdampar di jalan-jalan.

Pasukan Pertahanan Australia mengisi karung pasir, mengerahkan kendaraan amfibi dan membantu mengevakuasi penduduk dari atap-atap rumah mereka pada Senin 4 Februari 2019, ketika hujan membasahi negara bagian utara Queensland.

Dikutip dari VOA Indonesia, Selasa (5/1/2019) bagian utara Australia yang beriklim tropis biasanya mengalami hujan lebat selama musim penghujan, tetapi akhir-akhir ini curah hujan jauh melebihi tingkat normal.

Pihak berwenang dipaksa untuk membuka pintu air pada Minggu malam 3 Februari, melepaskan apa yang mereka sebut sebagai "arus dengan kecepatan tinggi dan berbahaya."

Berbagai gambar dari kota Townsville menunjukkan sebagian besar mobil terendam dan tiang pancang menandai banjir nyaris setinggi pinggang.

Penduduk yang putus asa tidak hanya harus mengatasi banjir bandang, tanah longsor dan pemadaman listrik, tetapi juga buaya yang terlihat di jalan-jalan perumahan dan jalan-jalan buntu.

The Townsville Bulletin mengatakan telah menerima laporan beberapa penampakan buaya air asin di daerah yang dilanda banjir.

Layanan darurat dengan susah payah berusaha menanggapi, dengan melakukan 18 "penyelamatan cepat di kawasan yang terendam air" dalam semalam.

Menurut Kepala Eksekutif Negara Bagian Queensland, Annastacia Palaszczuk, lebih dari 1.100 orang telah menghubungi layanan darurat untuk bantuan mendesak.

Sekitar 400 penduduk Townsville mencari perlindungan di dekat barak militer Lavarak dan Palang Merah lokal juga membantu dengan upaya untuk merespons serta pemulihan.

"Perahu kecil bekerja sepanjang malam untuk mengevakuasi anggota masyarakat," tutur komandan lokal Brigadir Scott Winter.

Palaszczuk memperingatkan masyarakat akan adanya lebih banyak kesulitan yang harus mereka hadapi di masa mendatang. Sekolah dan pengadilan ditutup, derasnya hujan masih berlangsung dan peringatan darurat masih berlaku untuk lebih dari belasan sungai.

Kota Ingham, tepat di utara Townsville menerima curahan hujan lebih dari 10 cm hanya dalam beberapa jam pada Senin 4 Februari pagi waktu setempat, menurut Biro Meteorologi.

Angin diperkirakan bertiup dengan kecepatan hingga 100 km/jam di kawasan pantai.

Hingga 20.000 rumah berisiko terendam jika hujan terus berlanjut, kata pejabat Biro Meteorologi.

"Pada dasarnya ini bukanlah kejadian 20 tahun-an, tapi hujan 100 tahun-an," kata Palaszczuk.

"Ini belum pernah terjadi sebelumnya, kami belum pernah melihat yang seperti ini sebelumnya," pungkasnya.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Hujan Setahun

Adam Blazak dari Biro Meteorologi Australia mengatakan bahwa hujan lebat dapat berlanjut hingga Kamis 7 Februari 2019, sementara banjir akan membutuhkan waktu untuk surut meski hujan berkurang.

Beberapa daerah diperkirakan akan mendapatkan curah hujan setara dengan curah hujan satu tahun hanya dalam waktu seminggu lebih sedikit.

Wilayah ini menerima rata-rata sekitar 2.000 milimeter hujan setiap tahunnya, tetapi beberapa kota nampaknya akan melampaui tingkat curah hujan itu.

"Saya belum pernah menyaksikan yang seperti ini," kata penduduk Townsville Chris Brookehouse kepada ABC, seraya menambahkan bahwa rumahnya dibanjiri oleh air setinggi satu meter lebih.

"Volume airnya luar biasa. Lantai bawah hilang, lemari es dan pendingin mengambang. Lima atau enam anak tangga lagi dan lantai atas juga akan hilang."

Blazak mengatakan bahwa dengan cuaca buruk yang diperkirakan berlanjut hingga 72 jam, beberapa daerah dapat mengalami rekor curah hujan tertinggi.

Namun ada berkah di balik banjir ini yaitu para petani yang dilanda kekeringan di bagian barat Queensland telah terbantu oleh hujan deras.

Banjir itu terjadi di tengah kekeringan hebat di pedalaman timur benua Australia yang luas, termasuk bagian Queensland, yang telah membuat para peternak berjuang untuk mempertahankan bisnisnya.