Sukses

Taliban Serbu Pangkalan Militer Afghanistan, 26 Orang Tewas

Seorang pejabat Afghanistan mengatakan, serangan Taliban itu terjadi pada Selasa dini hari 5 Februari 2019 di Provinsi Kunduz, Afghanistan utara.

Liputan6.com, Kunduz - Seorang pejabat Afghanistan mengatakan, serangan Taliban pada Selasa dini hari 5 Februari 2019 di Provinsi Kunduz, Afghanistan utara, menewaskan sedikitnya 26 anggota pasukan keamanan negara itu.

Mohammad Yusouf Ayubi, kepala dewan provinsi Kunduz, mengatakan, mereka yang tewas dalam serangan itu adalah 23 tentara dan tiga polisi, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Rabu (6/2/2019).

Ayubi mengatakan, 12 tentara lainnya juga terluka dalam serangan itu. Serangan terhadap pangkalan yang terletak di pinggiran ibukota provinsi itu, yang juga bernama Kunduz, berlangsung selama lebih dari dua jam.

Ia mengatakan, serangan itu berhasil dihalau setelah pasukan tambahan dikerahkan ke pangkalan yang terkepung itu.

Juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid mengaku bahwa kelompoknya bertanggung jawab atas serangan di Kunduz itu. Ia mengatakan sejumlah anggotanya berhasil menerobos tiga pos pemeriksaan sewaktu melancarkan serangan tersebut.

Serangan Taliban di Afghanistan terjadi ketika petinggi kelompok itu akan melaksanakan dialog perdamaian jilid dua dengan Amerika Serikat pada akhir Februari 2019 mendatang.

 

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

AS - Taliban Akan Melanjutkan Perundingan Perdamaian Afghanistan

Setelah mencapai hasil positif dalam dialog di Doha pekan lalu, Amerika Serikat dan Taliban Afghanistan sementara dijadwalkan akan bertemu lagi pada 25 Februari untuk menindaklanjuti pembicaraan mereka.

Perkembangan terbaru ini dilaporkan oleh seorang pejabat Kementerian Luar Negeri Qatar pada Minggu 27 Januari 2019.

Pejabat itu menjelaskan, rancangan persetujuan dimaksud dicapai pekan lalu setelah perundingan enam hari di Doha.

Disebutkan bahwa pasukan Amerika akan keluar 18 bulan setelah persetujuan ditandatangani yang berpotensi mengakhiri perang lebih dari 17 tahun setelah pasukan pimpinan Amerika menginvasi Afghanistan, demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia, Senin (28/1/2019).

Menurut Taliban, kelompok itu memberi jaminan bahwa Afghanistan tidak akan dibiarkan digunakan oleh militan al-Qaeda dan ISIS untuk menyerang Amerika bersama sekutunya – yang merupakan tuntutan awal Amerika.

Kemajuan dalam pembicaraan antara kedua pihak ini terbetik sementara Taliban hampir setiap hari terus melancarkan serangan terhadap pemerintah Afghanistan dan pasukan keamanannya yang didukung Barat.

Di samping kehadiran pasukan asing di bawah pimpinan Amerika untuk melatih, membimbing dan membantu pasukan Afghanistan, Taliban menguasai hampir separuh wilayah negeri itu.