Liputan6.com, Washington DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump telah menyampaikan pidato kenegaraan awal tahunnya di Kongres AS (parlemen) pada Selasa 5 Februari 2019 pukul 21.00 malam waktu lokal --atau pukul 09.00 WIB pada 6 Februari 2019.
Sesuai tradisi The State of the Union (sebagaimana perhelatan itu dikenal di AS), pidato itu menjadi ajang bagi presiden untuk menyuarakan pelaksanaan kebijakannya tahun lalu dan memproyeksikan kebijakannya yang akan datang pada sepanjang tahun ini.
Advertisement
Baca Juga
Dalam pidato keduanya sejak menjabat sebagai presiden, Trump meminta anggota parlemen untuk "memecahkan dekade kebuntuan politik" dan "menyembuhkan luka lama" hanya beberapa pekan setelah penutupan pemerintah parsial atau government shutdown terpanjang dalam sejarah Negeri Paman Sam.
Dengan Ketua House of Representatives (majelis rendah Kongres) Nancy Pelosi dan Wakil Presiden sekaligus Ketua Senat AS (majelis tinggi Kongres) Mike Pence duduk di belakangnya di podium, Presiden Trump berbicara selama hampir satu setengah jam, dengan seringnya tepuk tangan meriah dari anggota Partai Republik yang berseru "USA!" di beberapa titik.
Dalam the State of the Union tahun ini, ruang sidang House of Representatives juga ditandai oleh lusinan legislator perempuan Demokrat yang mengenakan pakaian putih, warna yang secara historis dikaitkan dengan gerakan hak pilih.
Pidato Presiden Donald Trump adalah pidato pertamanya untuk sesi bersama ketika House of Representatives mulai dikendalikan oleh Partai Demokrat yang beroposisi --sejak kemenangan partai itu pada Pemilu Paruh Waktu November 2018 lalu.
Pernyataan Trump juga disampaikan ketika Kongres berupaya membuat kesepakatan mengenai keamanan perbatasan untuk mencegah terjadinya shutdown jilid dua yang tenggat waktunya semakin dekat pada 15 Februari mendatang.
Berikut 8 garis besar pidato the State of the Union Presiden Donald Trump seperti dikutip dari CBS, Rabu (6/2/2019):
Simak juga video pilihan berikut:
1. Menekankan Kompromi Bipartisan
Trump memulai pidato kenegaraannya dengan menyerukan Kongres tentang semangat kerja bipartisan (pelibatan bersama kepentingan dua partai politik) dan kompromi.
"Agenda yang saya paparkan malam ini bukan agenda Republik atau agenda Demokrat. Ini adalah agenda rakyat Amerika," kata Trump.
"Kita harus menolak politik balas dendam, perlawanan, dan pembalasan - dan merangkul potensi kerja sama yang tak terbatas, kompromi dan kebaikan bersama," lanjut Trump, meskipun ia dikenal karena secara terbuka menghina dan meremehkan musuh politiknya.
2. Kemajuan Ekonomi dan Keterbukaan Lapangan Pekerjaan
Trump menggembar-gemborkan prestasi pemerintahannya dalam dua tahun pertamanya di kantor untuk tepuk tangan meriah dari sisi Republik dari kamar.
"Ekonomi AS tumbuh hampir dua kali lebih cepat hari ini ketika saya menjabat, dan kami dianggap sebagai ekonomi terpanas di mana pun di dunia," kata Trump, mengulangi perkataan yang kurang lebih sama seperti yang ia sampaikan pada kampanye Pilpres AS 2016, menurut catatan CBS.
Ia juga berbicara tentang tingkat pengangguran yang rendah di antara orang Afrika-Amerika, Asia-Amerika, Hispanik-Amerika, dan perempuan dalam masa jabatannya.
Advertisement
3. Mengkritik Investigasi Campur Tangan Rusia di Pilpres AS
Presiden Trump mengatakan "keadaan persatuan kita kuat," sekali lagi dengan tepuk tangan meriah dan seruan "USA!" dari Partai Republik. Banyak Demokrat tidak bertepuk tangan.
"Kedengarannya bagus," gurau Mr. Trump, menanggapi seruan.
"Sebuah keajaiban ekonomi sedang terjadi di Amerika Serikat - dan satu-satunya hal yang dapat menghentikannya adalah perang bodoh, politik, atau investigasi partisan yang konyol," kata Trump, merujuk pada penyelidikan penyelidik khusus Robert Mueller terhadap campur tangan Rusia pada tahun Pilpres 2016.
"Jika akan ada perdamaian dan legislasi, tidak mungkin ada perang dan investigasi."
4. Shutdown
Presiden Trump meminta Kongres untuk meloloskan RUU untuk mendanai pemerintah dan efektif memutus kekhawatiran akan adanya government shutdown jilid dua pada 15 Februari mendatang.
Trump menandatangani RUU yang membuka kembali pemerintah pada 25 Januari 2019, namun, tanpa mendapatkan uang untuk tembok perbatasan setelah shutdown 35 hari.
Resolusi berkelanjutan untuk mendanai pemerintah berakhir pada 15 Februari, dan Trump melanjutkan seruannya untuk pendanaan bagi tembok perbatasan.
"Malam ini, saya meminta Anda untuk membela perbatasan selatan kami yang sangat berbahaya karena cinta dan pengabdian kepada sesama warga dan negara kami," kata Trump.
Dia mengulangi argumen yang sering dia buat untuk membenarkan tembok, dengan mengatakan bahwa orang kaya dan berkuasa mendirikan tembok di sekitar rumah mereka untuk melindungi dari penyusup.
Sejumlah politisi Partai Demokrat telah lama menolak usulan Trump, dengan mengatakan bahwa pembangunan tembok adalah "hal yang tidak manusiawi dan membuang-buang anggaran" serta menyarankan sang presiden tentang "opsi lain yang lebih humanis dan tidak mahal."
Menegaskan kembali keinginannya untuk membuat tembok, Trump menggembar-gemborkan proposal "akal sehat" para legislator untuk membangun tembok di perbatasan selatan. Meskipun presiden lain tidak berhasil membangun tembok perbatasan, Trump berkata, "Saya akan membangunnya."
Advertisement
5. Memuji Legislator Perempuan di Kongres AS
"Don't sit yet, you're gonna like this": Women in Congress rise and cheer after President Trump points out that there are more of them now than ever before in U.S. history #SOTU https://t.co/EXZ8FU2DXV pic.twitter.com/3ttYwi7lI0
— CBS News (@CBSNews) February 6, 2019
Audiens yang tak terduga bersorak di ruang sidang House of Representatives dalam pidato Trump: perempuan Demokrat anggota Kongres.
Ketika Presiden Trump mengatakan bahwa perempuan telah mengisi 58 persen dari kursi legislatif sejak Pemilu Paruh Waktu November 2018, politisi kaum hawa kongres Demokrat melompat dan bersorak.
"Anda tidak seharusnya melakukan itu," gurau Trump ke kubu Demokrat dari kamar itu. "Terima kasih banyak."
Setelah perempuan itu mulai duduk, Presiden Trump mendesak mereka untuk tetap berdiri: "Jangan duduk dulu, Anda akan seperti ini," canda dia.
Dia kemudian mengakui bahwa lebih banyak perempuan yang bertugas di Kongres daripada di waktu lainnya dalam sejarah. Ini disambut dengan tepuk tangan meriah dan sorakan "USA!" Kali ini, Demokrat bergabung dalam sorai itu.
6. Tarif Perdagangan dan Investasi Infrastruktur, Singgung China?
Dalam sebuah pernyataannya yang tampak merespons perang dagang dan saling balas tarif antara AS - China, Trump meminta Kongres untuk mengeluarkan Undang-Undang Perdagangan Resiprokal Amerika Serikat, "sehingga jika negara lain menempatkan tarif yang tidak adil pada produk Amerika, kita dapat membebankan tarif yang sama persis pada produk yang sama yang mereka jual kepada kita."
Dia juga menyinggung rencana infrastruktur yang telah lama dijanjikan, prioritas pemerintahannya sejak menjabat.
"Saya ingin bekerja sama dengan Anda tentang undang-undang untuk memberikan investasi infrastruktur yang baru dan penting, termasuk investasi di industri-industri inovatif di masa depan," katanya.
China telah lebih dulu menggelontorkan investasi serupa berskala global melalui kebijakan 'Belt and Road'-nya, mengindikasikan bahwa rencana Trump tampak menjawab tantangan Beijing dalam aspek yang sama.
Advertisement
7. Mengumumkan Tanggal Pertemuan Kedua dengan Kim Jong-un
Presiden Trump mengumumkan pertemuan puncak kedua dengan Pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un pada akhir bulan ini.
"Jika saya tidak terpilih sebagai Presiden Amerika Serikat, kami saat ini, menurut pendapat saya, akan berada dalam perang besar dengan Korea Utara," klaim Trump.
"Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan, tapi hubunganku dengan Kim Jong-un bagus."
Dia mengatakan akan bertemu dengan Kim pada 27 dan 28 Februari di Vietnam.
8. Timur Tengah
Presiden Trump menyampaikan keputusannya untuk menarik pasukan dari Suriah dan Afghanistan, yang telah mendapat perlawanan dari banyak Partai Republik.
"Kami telah menghabiskan lebih dari US$ 7 triliun dolar di Timur Tengah. Sebagai kandidat untuk Presiden, saya menjanjikan pendekatan baru. Negara-negara besar tidak berperang tanpa akhir," kata Trump.
Dia mengklaim bahwa AS telah membantu membebaskan Suriah dan Irak dari kelompok teroris ISIS, namun, banyak negara Barat lain tidak setuju jika negara itu telah terbebas sepenuhnya dari kelompok teroris.
Trump juga membahas perang di Afghanistan, yang telah berlangsung selama 18 tahun terakhir. Pemerintah saat ini sedang menegosiasikan pembicaraan damai dengan Taliban. Beberapa Republikan khawatir bahwa pemerintah Afghanistan tidak memainkan peran yang lebih besar dalam negosiasi.
"Ketika kita membuat kemajuan dalam negosiasi ini, kita akan dapat mengurangi kehadiran pasukan kita dan fokus pada kontra-terorisme," kata Trump.
"Kami tidak tahu apakah kami akan mencapai kesepakatan - tetapi kami tahu bahwa setelah dua dekade perang, waktunya telah tiba untuk setidaknya mencoba perdamaian."
Advertisement