Sukses

Kepolisian India Tangkap Wanita Penembak Patung Mahatma Gandhi

Kepolisian India menangkap oknum penembak patung Mahatma Gandhi yang merupakan wanita pemimpin sayap kanan Hindu.

Liputan6.com, New Delhi - Kepolisian India menangkap seorang pemimpin sayap kanan Hindu, pasca memerankan ulang penembakan terhadap Mahatma Gandhi. Tindakan itu berhasil direkam oleh seorang saksi mata, yang kemudian menjadi viral.

Dalam video tersebut, Pooja Pandey menembak patung Gandhi dengan pistol angin. Sebelumnya, perempuan itu memasang terlebih dahulu foto Nathuram Godse, penembak tokoh kemerdekaan India tersebut.

Reka ulang penembakan pemimpin nasional terjadi di Uttar Pradesh, bertepatan dengan acara Peringatan 71 Tahun Pembunuhan Gandhi, yang diadakan oleh kelompok Hindu Mahasabha pada Rabu, 30 Januari 2019.

Setelah viralnya video tersebut, kepolisian menyelidiki keberadaan oknum dan suaminya, yang juga terlibat dalam video. Keduanya saat ini telah ditahan, demikian dikutip dari BBC News, Kamis (7/2/2019).

Berkaitan dengan video penembakan patung Mahatma Gandhi, polisi telah menangkap beberapa oknum hingga saat ini.

"Kami telah menahan sembilan orang dalam sepekan, dan sedang mencari dua terduga lain," tutur otoritas polisi, Neeraj Jadaun.

Perlu diketahui, Gandhi sering kali dianggap terlalu moderat oleh kelompok Hindu sayap kanan. Ia dianggap terlalu liberal karena dekat dengan umat Islam, serta berkontribusi terhadap terpisahnya Pakistan dari India pasca-kemerdekaan dari Inggris pada 1947.

Pembunuh asli, Godse, yang menembaknya pada 30 Januari 1948 adalah seorang aktivis nasional sayap kanan, yang juga bagian dari Hindu Mahasabha.

Kasus ini bukanlah kali pertamanya terjadi. Selain merayakan pembunuhan Mahatma Gandhi, kelompok yang sama juga berencana memasang patung Godse di enam distrik bagian selatan dari negara bagian Karnataka.

 

 

Saksikan video berikut:

2 dari 2 halaman

Partai Kongres Lancarkan Protes

Dikutip dari media lokal, Indian Express, juru bicara Partai Kongres India, Pawan Khera, memberikan komentar tegas terhadap kasus ini, pada Minggu 3 Februari 2019.

Khera menuduh reka ulang adegan sebagai sebuah pemberian legitimasi dan persetujuan terhadap tragedi pembunuhan pahlawan. Ia mengkritik sikap oposisi partainya, BJP atau Partai Bharatiya Janata, baik di pusat maupun daerah yang seolah mendukung tindakan kelompok sayap kanan tersebut.

Tidak hanya menuduh BJP, salah seorang anggota parlemen dari Partai Kongres juga menuduh bahwa pemerintah cenderung berada di pihak yang sama dengan BJP.

"Pemerintah selalu bersama dengan (Nathuram) Godse," katanya.

Sebagai informasi, Partai BJP adalah partai nasional berlandaskan pada prinsip yang disebut sebagai 'integral humanisme'. Partai ini menjunjung tiggi kemanusiaan, namun memiliki komitmen terhadap Hindutva dan nasionalis Hindu. Selain itu, BJP juga mendukung konservatisme baik dalam domestik maupun luar negeri.

Partai Kongres telah mengusahakan berbagai protes sejak Senin, 4 Februari 2019. Protes inilah yang mendukung adanya penangkapan terhadap sejumlah oknum yang hingga saat ini masih ditangani oleh kepolisian India.