Sukses

2 Remaja Palestina Tewas Ditembak Tentara Israel dalam Unjuk Rasa di Gaza

Seorang sumber mengatakan bahwa bocah laki-laki berusia 14 tahun itu tewas setelah ditembak pada bagian dada saat aksi protes berlangsung.

Liputan6.com, Gaza - Dua remaja Palestina dilaporkan tewas dalam bentrokan yang terjadi di perbatasan Gaza-Israel pada Jumat (8/2).

Kementerian Kesehatan Palestina melaporkan Hasan Shelbi yang berusia 14 tahun dan remaja berusia 18 tahun yang tak disebutkan identitasnya tewas setelah ditembak oleh militer Israel (IDF).

Seorang sumber mengatakan, bocah laki-laki berusia 14 tahun itu tewas setelah ditembak pada bagian dada saat aksi protes berlangsung. Ia sendiri merupakan kerabat dari pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh.

Ismail Haniyeh adalah pejabat senior Hamas dan menjabat sebagai kepala politik organisasi.

Sekitar 7.000 pengunjuk rasa menghadapi pasukan IDF di beberapa lokasi di seluruh Jalur Gaza.

Para pemrotes menyerang militer Israel dengan melempar batu dan bahan peledak. Mereka juga kerap memotong pagar besi yang telah dibuat oleh Israel.

Kementerian menambahkan, sebanyak 17 warga Palestina lainnya terluka usai ditembak tentara-tentara Israel di sejumlah lokasi aksi demo di sepanjang perbatasan Gaza.

Militer Israel menolak berkomentar mengenai kematian dua remaja Palestina itu.

"Mereka melemparkan batu-batu ke pasukan Israel dan ke arah pagar keamanan, serta sejumlah bahan peledak yang tidak sampai melewati pagar," ujar juru bicara militer Israel.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Bangun Tembok di Jalur Gaza Palestina

Tembok sepanjang enam meter di jalur Gaza mulai dibangun oleh Israel, sejak awal tahun ini. Pagar itu dibangun untuk memperkuat daerah perbatasan, sebagaimana disampaikan oleh Benjamin Netanyahu, Perdana Menteri Israel, Minggu 3 Januari 2019 sebelum rapat kabinet.

Menurut Menteri Pertahanan Israel, Avigdo Lieberman, pembangunan struktur bangunan telah dimulai sejak Kamis, 31 Januari 2019, dan diprediksikan akan selesai pada akhir tahun 2019.

"Sangat masif dan kuat," kata Lieberman dalam sebuah kesempatan, menjelaskan karakteristik tembok perbatasan yang tengah dibangun, dikutip dari Al Jazeera.

Selain tembok, Israel juga tengah mengerjakan proyek besar penghalang bawah tanah sepanjang 65 kilometer. Kedua proyek itu berfungsi sama, yakni mencegah masuknya pejuang Palestina ke dalam teritori negara yang beribu kota di Tel Aviv.