Liputan6.com, Jakarta - Istilah "hoaks" sering menjadi buah bibi akhir-akhir ini. Hoaks atau "kebohongan" itu, sering kali diciptakan secara sengaja dengan motif tertentu.
Beberapa orang memiliki tujuan agar terkenal, sebagian yang lain hanya berniat melontarkan lelucon. Namun bagaimanapun, kebohongan tetap salah, karena dapat menyebabkan publik tersesat sepanjang sejarah.
Advertisement
Baca Juga
Sebagian kebohongan memang sangat aneh, menggemparkan, dan mudah diketahui sebagai hal yang tidak valid. Namun, empat kebohongan berikut dinilai sangat cerdas dan mampu menyesatkan banyak orang.
Bahkan para ilmuwan, cendikiawan, dan sejarawan yang biasa berpikir empiris serta mampu mengenali kepalsuan, dapat pula tertipu. Berikut informasinya, dilansir dari Listverse, Sabtu (9/2).
Simak pula video berikut:
1. Penemuan Patung Romawi Neo-Attican
Seorang petani Prancis tengah bekerja di ladang pada 1937, ketika bajaknya menghantam batu yang sangat keras. Ia lantas berinisiatif menggali ke dalam tanah dan menemukan sebuah patung marmer berukiran indah. Segera ia memberi tahu khalayak, yang kemudian berbondong-bondong datang.
Menteri Seni Rupa Prancis kala itu, turut mendengar kabar. Dengan sigap ia menugaskan sebuah komisi khusus untuk mempelajari temuan.
Hasil dari analisis mereka mengatakan temuan itu merupakan representasi otentik dari periode neo-Attican, dalam wujud patung Romawi yang diperkirakan dibuat antara 200 SM - 200 M. Pemerintah Prancis menyatakan temuan sebagai harta nasional yang antik, dan disimpan di museum.
Dua tahun kemudian, Francesco Cremonese, seniman lokal mengaku bahwa ia yang telah memahat dan mengubur patung itu. Ia sangat marah, karena karyanya tidak mendapatkan perhatian sebelumnya.
Banyak orang meragukan, namun Cremonese kemudian mengundang mereka yang tertarik untuk menyaksikan bengkel seninya. Di sana ia menunjukkan potongan-potongan yang telah dihancurkan dari patung, sebelum ia menguburnya.
Para ahli membandingkan potongan-potongan dari bengkel Cremonese dengan bagian patung yang rusak.
Ternyata benar, membentuk patung yang sempurna.
Advertisement
2. The Description of Britain
Pada 1747, Charles Bertram, seorang guru bahasa Inggris mengirimkan surat kepada ahli benda antik, William Stukeley. Dalam surat itu Bertram menyatakan bahwa ia telah melihat sebuah manuskrip sejarah Romawi di rumah seorang teman.
Stukeley kemudian memohon salinan dokumen, dan ia sangat terkejut. Penulis dari manuskrip memiliki pengetahuan berharga yang hilang dari sumber asli The Description of Britain, misalnya nama provinsi yang sangat baru, serta perincian tentang martir Kristen awal di Inggris. Dengan segera, buku itu diterbitkan oleh Bertram.
Manuskrip diperlakukan sebagai informasi yang kredibel, dan bertahan selama satu abad.
Pertengahan Abad ke-19, sejumlah sarjana mendapati bahwa manuskrip telah ditulis dalam bahasa Latin yang aneh dan buruk. Sejak saat itu, diketahui bahwa Bertram telah berbohong dan menulis sendiri naskah itu.
Meskipun demikian, tidak ada yang mengetahui motif Bertram membohongi publik.
3. Tengkorak Calaveras
Seorang penambang menemukan tengkorak manusia pada 25 Februari 1866, yang terkubur 40 meter di bawah tanah. Menurutnya, tengkorak itu telah ditutupi tanah vulkanik selama jutaan tahun. Artinya, tengkorak itu milik manusia tertua yang pernah ada di Amerika Utara.
Ahli geologi negara bagian California, Josiah Whitney, menyatakan bahwa penemuan itu sah. Whitney menyebut usia tengkorak berkisar antara lima hingga 25 juta tahun dan itu membuktikan manusia, mastodonm dan gajah hidup berdampingan di Amerika Utara.
Beberapa ilmuwan lain meragukannya, dan meneliti dengan lebih detil. Ternyata, diketahui bahwa tengkorak baru berusia 1.000 tahun, dan tidak membuktikan evolusi manusia.
Penambang segea mengakui bahwa ia mencuri tengkorak dari situs pemakaman penduduk asli Amerika. Ia mengatakan hanya ingin membuat lelucon.
Advertisement
4. Plat Kuningan Francis Drake
Menurut legenda, Francis Drake, seorang kapten laut Inggris, meninggalkan plat kuningan setelah mendarat di California pada 1579.
Tahun 1930, Herbert Bolton, seorang profesor sejarah di California sangat sangat berambisi untuk menemukan benda antik itu. Ia mendorong mahasiswanya untuk menacari plat itu, namun tidak ada yang bisa menemukan.
Empat teman Bolton memutuskan untuk membuat leluco, dengan membuat desain berdasarkan kisah terperinci tentang perjalanan Drake. Mereka memahat huruf menjadi sebuah plakat kuningan. Kemudian, mereka mengubur di dekat lokasi pendaratan Drake.
Seorang laki-laki menemukan plat, kemudian membuang di sisi jalan. Plat itu ditemukan kembali tiga tahun kemudian, dan penemu memberikannya pada Bolton.
Bolton percaya bahwa karya itu asli tanpa ragu sama sekali, kemudian menyerahkannya kepada the Californian Historical Society. Anggota komunitas sangat bahagia, dan mendonasikan US$3.500 (sekira Rp 49 juta) untuk membeli plat tembaga yang akan dipajang di perpustakaan universitas.
Plat kuningan serta merta dipamerkan di galeri Smithsonian dan berbagai museum lainnya.
Tipuan itu berhasil selama 40 tahun. Pada 1977, para ilmuwan mengatakan bahwa plat tembaga gagal dalam tes fisik dan kimia.