Liputan6.com, New York - Usaha Arab Saudi untuk menekan dan memberikan serangan politik terhadap dua Muslimah di Kongres AS, justru menjadi bumerang. Keduanya semakin berani unjuk gigi untuk memperjuangkan hak-hak perempuan.
Salah seorang di antara mereka adalah anggota DPR dari negara bagian Minnesota Ilhan Omar, yang memenangkan kursi di panel yang memiliki wewenang untuk memutuskan penjualan senjata api Amerika ke Arab Saudi, dikutip dari VOA Indonesia, Sabtu (9/2/2019)
Baca Juga
Warga Amerika keturunan Somalia Ilhan Omar, yang pekan lalu memenangkan kursi di Komite Urusan Luar Negeri DPR, dan Rashida Tlaib, mitranya dari negara bagian Michigan; telah menarik perhatian Arab Saudi – negara kaya minyak yang mengendalikan dengan ketat kantor-kantor medianya – dan juga para akademisi dan komentator yang dikenal kerap menyampaikan pandangan yang mencerminkan sikap keluarga kerajaan yang berkuasa. Ilhan Omar dan Rashida Tlaib pernah dijuluki sebagai anggota kelompok rahasia Islamis yang bersekutu dengan Ikhwanul Muslimin.
Advertisement
Ketika berhasil memenangkan kursi di panel DPR itu, Ilhan Omar mengatakan ia bertekad "mengendalikan penjualan senjata api bagi negara pelanggar HAM seperti Arab Saudi."
Â
Simak video berikut:
Tekanan Tak Kunjung Surut
Serangan terhadap kedua perempuan anggota Kongres, yang menyebut diri mereka sebagai sosialis-demokrat, tak kunjung surut meskipun keduanya telah memenangkan pemilihan paruh waktu dan menjadi perempuan Muslim pertama yang terpilih duduk di Kongres Amerika. Keduanya merupakan sebagian dari anggota-anggota baru kongres yang berpandangan progresif dan telah bertekad akan memperbarui Kongres dan Partai Demokrat.
Seorang diplomat Arab Saudi memulai retorika yang menarget kedua perempuan anggota Kongres ini dengan sebuah cuitan pada malam terpilihnya Omar, dengan mengatakan “ia akan bersikap keras terhadap Teluk (negara-negara Teluk.red) dan menuduhnya sebagai penganut aliran Islam ala Ikhwanul Muslimin.
Para pendukung kedua perempuan anggota Kongres itu menggambarkan kampanye media Arab Saudi terhadap Ilhan Omar dan Rashida Tlaib itu sebagai fitnah. Mereka mengatakan serangan itu merupakan ironi, karena kedua perempuan itu sesungguhnya berpandangan progresif, termasuk sebagai pendukung kuat hak-hak perempuan dan LGBTQ, yang jelas bertentangan dengan politik Islam.
Ditambahkan, Arab Saudi menyampaikan kritik tajam terhadap keduanya setelah mereka mengkritisi perjuangan hak asasi perempuan dan keluarga kerajaan Arab Saudi, khususnya terhadap penguasa de facto Putra Mahkota Mohammed bin Salman.
Kedua perempuan anggota Kongres Amerika itu juga telah mengecam cara Presiden Donald Trump menanggapi Arab Saudi dalam kasus pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi November lalu. Ilhan Omar sempat mencuit bahwa pemerintah Arab Saudi mungkin strategis dalam menutupi kekejaman yang dilakukan sehari-hari terhadap kelompok minoritas, perempuan, aktivis dan bahkan #YemenGenocide, tetapi pembunuhan #JamalKhashoggi seharusnya menjadi tindakan kejahatan terakhir yang dapat mereka lakukan.’"
Advertisement