Liputan6.com, Beijing - Kementerian Luar Negeri China mengecam kerja kunjungan Perdana Menteri India Narendra Modi ke negara bagian Arunachal Pradesh, yang merupakan wilayah perbatasan bersengketa di timur laut Negeri Hindustan.
Dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Sabtu, Kemlu China mengatakan bahwa pihaknya "dengan tegas menentang" kegiatan para pemimpin India di wilayah tersebut, demikian sebagaimana dikutip dari Al Jazeera pada Minggu (10/2/2019).
Advertisement
Baca Juga
Kunjungan Modi adalah bagian dari serangkaian pertemuan publik di Arunachal Pradesh, yang bertujuan untuk mengumpulkan dukungan bagi partai nasionalis Hindu, Partai Bharatiya Janata (BJP), sebelum pemilu India yang dijadwalkan berlangsung pada bulan Mei nanti.
Meskipun ada upaya baru-baru ini untuk meningkatkan hubungan bilateral antara kedua negara, namun perselisihan mengenai perbatasan India dan China yang bergunung-gunung --yang memicu perang pada 1962-- dan wilayah yang diklaim Beijing sebagai Tibet selatan, tetap menjadi masalah sensitif.
"China mendesak pihak India untuk melanjutkan tinjauan pada keseluruhan hubungan bilateral, menghormati kepentingan dan kepedulian China, menghargai momentum peningkatan hubungan antara kedua negara, dan menahan diri dari tindakan yang mengintensifkan perselisihan dan mempersulit masalah perbatasan," kata otoritas Beijing dalam sebuah pernyataan.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Tanggapan Balik India
Sebagai tanggapan, juru bicara resmi di Kementerian Luar Negeri India mengatakan Arunachal Pradesh adalah "bagian integral dan tidak dapat dicabut dari India".
"Para pemimpin India mengunjungi Arunachal Pradesh dari waktu ke waktu, ketika mereka mengunjungi bagian lain India. Posisi yang konsisten ini telah disampaikan kepada pihak China pada beberapa kesempatan," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan.
India dan China telah berupaya membangun kembali kepercayaan setelah perselisihan bersenjata atas perbatasan Himalaya pada 2017.
PM Narendra Modi dan Presiden Xi Jinping bertemu beberapa kali tahun lalu untuk memberikan dorongan pada diskusi perdagangan.
Tetapi kemajuan, menurut pejabat pemerintah India dan perwakilan dari berbagai badan perdagangan setempat, dilaporkan berlangsung sangat lambat.
Advertisement