Liputan6.com, Washington DC - Sebagian perunding di dalam Kongres Amerika Serikat (AS) telah mencapai kesepakatan pokok untuk membiayai sebagian kegiatan pemerintah, demi menghindari penutupan kembali kedua kalinya.
Rincian kesepakatan telah diberikan oleh pihak-pihak yang berunding, termasuk keputusan terkait pembiayaan tembok perbatasan yang digagas Donald Trump.
Pihak Demokrat bersedia memberikan sebagian pendanaan untuk keamanan perbatasan. Meski demikian, jumlahnya jauh di bawah proposal Trump, dilansir dari VOA Indonesia, Selasa (12/2/2019).
Advertisement
Baca Juga
Gedung Putih dan anggota DPR memiliki tenggat hingga Jumat, 15 Februari 2019 untuk mencapai kesepakatan. Jika lewat dari tempo, maka berpotensi adanya penutupan pemerintah atau shutdown untuk kedua kalinya setelah penutupan terlama selama 35 hari yang berakhir pada 25 Januari lalu.
Pada Jumat pekan ini, dana operasional pemerintahan untuk seperempat kegiatan administrasi akan habis.
Sementara itu, Presiden Trump dijadwalkan menghadiri rapat umum di Kota El Paso untuk mempromosikan janji kampanye terkait pembangunan tembok yang ditentang Partai Demokrat.
Pada Senin, 11 Februari 2019, Trump mengatakan bahwa Partai Demokrat merupakan pihak yang akan dipersalahkan jika pemerintah tutup lagi.
“Terserah pada Demokrat,” kata Trump seolah tidak berkompromi, ketika ditanya wartawan apakah pemerintah akan tutup untuk kedua kalinya musim dingin sekarang.
Simak pula video berikut:
Melewati Negosiasi yang Sengit
Sementara itu, sehari yang lalu negosiator dari kubu Demokrat dan Republican mengalami negosiasi yang sengit. Ketidaksepakatan mereka berpusat pada desakan Presiden Donald Trump atas RUU terkait pendanaan tembok perbatasan AS-Meksiko.
Seperti dilaporkan CNN, Senin (11/2/2019), para negosiator sebetulnya menginginkan kesepakatan telah tercapai pada Senin untuk memberikan Kongres cukup waktu untuk meloloskan undang-undang terkait pada Jumat 15 Februari mendatang.
Jumat adalah batas kesepakatan untuk mendanai pemerintah soal tembok perbatasan, yang jika tak dikabulkan berujung pada shutdown government jilid dua.
Shutdown yang berlangsung 35 hari ini, tercatat sebagai yang terpanjang dalam sejarah AS.
Kebuntuan baru kemudian terjadi karena Demokrat ingin pejabat dari Immigration and Customs Enforcement (ICE) berkonsentrasi pada penahanan migran dengan catatan kriminal daripada mereka yang telah memperpanjang visa, New York Times melaporkan.
Para negosiator juga tengah mencari dana antara US$ 1,3 miliar dan US$ 2 miliar untuk dinding perbatasan yang diusulkan Trump, jauh dari permintaan sang pemimpin AS sebesar $ 5,7 miliar.
Dalam pertemuan yang digelar pada Minggu 10 Februari waktu setempat, ketua negosiator, Senator Richard Shelby mengatakan kepada Fox News, bahwa dia tidak yakin bisa mewujudkan keinginan Trump.
"Aku akan mengatakan 50-50 untuk mencapai kata sepakat," ujar Shelby seraya menambahkan bahwa "Momok shutdown masih membayangi."
Trump menyarankan para pemimpin Demokrat mencegah para negosiator mencapai kesepakatan. Bulan lalu dia mengatakan pembicaraan itu "buang-buang waktu".
Hal itu bagai pertanda bahwa akan ada sebuah penutupan pemerintahan baru yang membuat agen-agen federal termasuk Departemen Keamanan Dalam Negeri, Negara, Pertanian dan Perdagangan kehilangan akses untuk mendapatkan pendanaan dan mulai ditutup kembali.
Di mana akan memengaruhi sekitar 800.000 karyawan federal, yang tidak akan dibayar. Selama government shutdown lalu, beberapa karyawan terus bekerja tanpa dibayar.
Advertisement