Sukses

15 Tahun Meneliti Planet Mars, Penjelajah NASA Dinyatakan Mati

Opportunity, wahana penjelajah NASA di Mars, dinyatakan mati setelah 15 tahun berjasa meneliti planet merah.

Liputan6.com, Washington DC - Lembaga antariksa milik Amerika Serikat (AS), NASA, mengumumkan matinya misi 15 tahun wahana penjelajah Mars, yang diberi nama Opportunity, pada Rabu 13 Februari.

Kendaraan seukuran mobil golf itu melakukan kontak terakhir dengan Bumi delapan bulan lalu, setelah terperangkap dalam badai debu, demikian sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Kamis (14/2/2019).

Dalam pengumuman berakhirnya misi tersebut, Thomas Zurbuchen, rekan adminstrator Direktorat Misi Sains di NASA, mengatakan bahwa kendaraan jelajah Mars itu "tetap diam" setelah upaya terakhir untuk menghubunginya pada Selasa lalu.

Meskipun kehilangan wahana jelajah yang paling berjasa meneliti Mars sejauh ini, namun suasana konferensi pers di Jet Propulsion Laboratory NASA di Pasadena, California, justru menunjukkan suasana bangga.

"Saya berdiri di sini dengan kebanggaan yang mendalam dan rasa terima kasih untuk menyatakan misi Opportunity telah resmi selesai," kata Zurbuchen.

"Wahana ini telah mengubah pemahaman tentang planet kita, pengetahuan tentang lingkungan di sekitar planet kita dan Mars, serta berbagai penelitian dan terobosan rekayasa teknologi yang terkait dengannya," lanjutnya bangga.

Bertindak Semacam Ahli Geologi

Opportunity mendarat di Mars pada Januari 2004, tak lama setelah kembarannya, wahana jelajah bernama Spirit, melakukan pendaratan serupa.

Bersama-sama, keduanya adalah bagian dari program Mars Exploration Rover NASA. Namun, Spirit terjebak di tanah setempat pada 2009, dan dinyatakan tidak berfungsi, dua tahun setelahnya.

Sebaliknya, Opportunity terus bergerak di atas permukaan Mars dan mengirim kembali data ke Bumi, bertindak sebagai semacam ahli geologi di kawasan terpencil.

John Callas, manajer proyek Mars Exploration Rover, menilai perjalanan epik yang dilakukan oleh Opportunity sebagai hal "fenomenal", dan "sangat memperluas pemahaman kita tentang Mars".

Selama 15 tahun pengembaraannya di Mars, Opportunity berhasil sejauh 45 kilometer, walaupun faktanya wahana tersebut dirancang efektif pada jarak 1.006 meter, dan bertahan tidak lebih dari 90 hari terakhir di planet merah.

Opportunity akhirnya dihentikan oleh badai debu "bersejarah", kata Abigail Fraeman, wakil ilmuwan proyek MER.

Fraeman mengatakan badai telah mengubah langit begitu gelap sehingga Opportunity "tidak bisa menangkap sinar Matahari, sehingga panel surya tidak bisa mengisi ulang baterai".

 

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Hasilkan Banyak Jasa

Selama misinya, Opportunity menemukan bola-bola kecil kaya besi --dijuluki blueberry-- di sebuah kawah yang diduga sangat basah pada masa lampau.

Analisisnya terhadap mineral tanah liat di kawah Enedeavour --nama kawah terkait-- menegaskan bahwa bagian-bagian Mars pernah tertutup air netral, dan bisa saja berupa lingkungan layak huni.

Penjelajahannya juga berhasil menunjukkan meteorit pertama yang ditemukan di planet lain.

Selain itu, Opportunity juga telah mengirim kembali beragam yang menakjubkan, termasuk menangkap "setan debu" Mars yang memutar di permukaan planet tersebut, dan bidikan panorama kawah Mars.

Aspek lain yang diwariskan oleh Opportunity adalah meningkatnya jumlah orang yang terinspirasi mengejar karir di bidang sains, dengan mengikuti secara rutin setiap pembaruan informasi dari wahana tersebut.

"Ada ratusan bahkan ribuan pelajar yang, seperti saya, menyaksikan wahana jelajah ini dan mengikuti setiap laporan misi mereka, dari gambar-gambar yang dirilis ke publik selama 15 tahun terakhir, sehingga membuat kami yakin untuk mengejar karir di sains, ujar Profesor Andrew Coates, seorang ilmuwan planet di Mullard Space Science Laboratory University College London.

"Ini telah menjadi misi yang sangat sukses dan telah sepenuhnya melampaui umur operasionalnya," lanjut Coates.