Liputan6.com, California - Megalodon, hiu prasejarah raksasa yang punah sekitar 3,6 juta tahun lalu, dilaporkan menghilang lebih dari satu juta tahun lebih awal dari yang diperkirakan sebelumnya.
Setelah mensurvei data fosil yang terkait dengan upaya pencarian hilangnya Otodus megalodon, para ilmuwan menyadari bahwa sebagian besar usaha yang pernah dilakukan sebelumnya dinilai cacat.
Untuk mengidentifikasi data kepunahan yang lebih akurat, para peneliti mengkatalog semua fosil hiu Megalodon yang ditemukan dari endapan kuno yang kaya fosil di California dan Baja California di Meksiko.
Advertisement
Penelitian menunjukkan, fosil Megalodon yang asli dapat ditemukan hingga akhir zaman Pliosen awal, yakni 3,6 juta tahun yang lalu.
Baca Juga
Fosil Megalodon yang ditemukan dari batuan tersebut, menunjukkan bahwa tulang-tulang ikan pemangsa itu bermigrasi dari situs fosil terpisah atau terkikis dari strata (lapisan) yang lebih tua.
"Kami menggunakan data set yang ada di seluruh dunia, yang disamakan dengan para peneliti sebelumnya, tetapi kami tetap memeriksa secara menyeluruh setiap fosil. Kami menemukan bahwa sebagian besar tulang belulang tersebut memiliki beberapa masalah, seperti fosil dengan penanggalan terlalu dini atau tidak tepat, fosil yang salah diidentifikasi, atau tanggal lama yang sejak saat itu telah disempurnakan oleh perbaikan dalam geologi, dan kita sekarang tahu spesimennya jauh lebih muda," kata Robert Boessenecker, ahli paleontologi vertebrata di College of Charleston, mengatakan dalam rilis berita, seperti dikutip dari situs UPI.com, Kamis (14/2/2019).
"Setelah melakukan penyesuaian yang luas terhadap sampel fosil di seluruh dunia ini dan secara statistik menganalisis kembali data, kami menemukan bahwa kepunahan Otodus megalodon terjadi setidaknya satu juta tahun lebih awal dari yang ditentukan sebelumnya," imbuhnya.
Antara 1 dan 2,5 juta tahun yang lalu, beberapa spesies laut yang tidak biasa, termasuk anjing laut purba, walrus, sapi laut, porpoises, lumba-lumba dan paus, juga punah.
Sebelumnya, para ilmuwan menghubungkan hilangnya Megalodon dengan peristiwa kepunahan massal. Penelitian baru --yang diterbitkan minggu ini di jurnal PeerJ-- menunjukkan kematian hiu pemangsa kuno tidak ada hubungannya dengan fenomena tersebut.
Saksikan video pilihan berikut ini:
Kemunculan Hiu Putih
Dengan terungkapnya waktu menghilangnya Megalodon, para ilmuwan sekarang tidak yakin apakah kepunahan satwa-satwa laut itu merupakan suatu penunjukan "kepunahan massal" atau hanya peristiwa alam biasa.
"Sebaliknya, ada kemungkinan bahwa ada periode pergantian fauna --banyak spesies menjadi punah dan banyak spesies baru muncul-- daripada kepunahan langsung dan bencana yang disebabkan oleh bencana astronomi seperti supernova," kata Boessenecker.
Dalam makalah mereka, para ilmuwan berpendapat, kedatangan hiu putih besar modern, Carcharodon carcharias, memberikan penjelasan yang lebih baik untuk kepunahan Megalodon.
Hiu putih tersebut pertama kali muncul dalam catatan fosil sekitar 6 juta tahun yang lalu. Pada awalnya, hiu itu terdegradasi ke Pasifik, tetapi 2 juta tahun kemudian, predator ini telah berkembang biak di seluruh samudra yang ada di Bumi.
"Kami mengusulkan bahwa tumpang tindih singkat ini, yakni 3,6 hingga 4 juta tahun yang lalu, adalah waktu yang cukup bagi hiu putih besar untuk berkembang biak ke seluruh dunia dan mengalahkan O. megalodon di seluruh jajarannya, mendorongnya menuju kepunahan --bukan radiasi dari luar angkasa," kata Boessenecker.
Penelitian sebelumnya juga berpendapat bahwa Megalodon hilang lantaran ada hiu putih dan paus pembunuh.
Advertisement