Liputan6.com, Wagga Wagga - Ketika pria Australia Bogart Lamprey memberitahu keluarganya bahwa dia akan masuk Islam, mereka jelas tak gembira. "Mereka pikir saya akan gabung dengan ISIS," katanya.
Bogart mengaku keluarganya tidak begitu senang dengan keputusan ini.
Dia menggambarkan keluarganya sebagai tipikal yang sangat merepresentasikan budaya Australia.
Advertisement
Namun alasan di balik keputusan pria berusia 32 tahun ini agak menyentuh hati: dia jatuh cinta pada pujaan hatinya.
Baca Juga
Terlepas dari perbedaan latar belakang kultur, pria yang biasa disapa Bo ini, jatuh cinta pada Noora Al Matori, wanita kelahiran Irak tapi dibesarkan di Australia.
Noora dan Bo ketemuan untuk pertama kalinya di sebuah kafe di kota pedalaman Wagga Wagga.
Sejak itu, tekad Bo sudah tak terbendung lagi. Selain pada Noora, Bo juga telah jatuh cinta pada kehidupan dan budaya Noora.
Saat pertemuan pertama tersebut, Bo memang sudah langsung kepincut dengan Noora yang usianya setahun lebih muda.
Saudara Bo sampai bercanda bahwa dia mungkin akan menikahi Noor, dan bagi Bo, itu bukan candaan semata.
"Saya juga sempat menertawakan candaan ini, tapi saya kemudian merasa saya akan menikahinya," katanya kapada ABC News, dikutip pada Sabtu (16/2/2019).
Selama enam bulan sejak melihat Noora untuk pertama kalinya, Bo bolak-balik ke kafe yang sama dengan harapan bisa melihat Noora lagi.
Dan, kalau bisa menyapanya dan berkenalan.
"Setiap kali datang ke sana, saya tanya wanita tua yang bekerja di situ mengenai Noora," kata Bogart.
Setelah berusaha beberapa kali, dia pun akhirnya bisa ngobrol dan ngopi bareng, meskipun bagi Noora hubungan itu tak lebih sebagai teman.
"Saya menganggapnya sebagai teman. Saya besar di lingkungan orang Australia. Teman saya banyak. Jadi tak ada masalah dengan hal itu," kata Noora.
Namun dia mengaku tak pernah membayangkan dirinya akan menikah dengan seseorang yang bukan orang Timur Tengah.
Â
Simak video pilihan berikut:
Mendalami Budaya Calon Pasangan
Selama beberapa tahun sejak perkenalan itu, Bogart Lamprey terus mendalami budaya dan kehidupan Noora Al Matori.
Dia tahu bahwa jika ingin hidup bersama Noora, dia harus melakukannya dengan cara tradisional.
"Saya jadi tahu dan memahami agama ini, saya memeluknya, saya belajar Al-Quran setiap malam dan akhirnya masuk Islam," katanya.
"Lalu saya minta Noora agar menyampaikan ke ayahnya untuk bertemu dan minta restu menikah dengannya. Dan berharap Noora juga mau menikah dengan saya," papar Bogart lagi.
Sebelumnya dia sebenanrya sudah beberapa kali bertemu dengan keluarga Noora namun hanya sebagai teman. Kali ini situasinya sangat berbeda.
"Saat saya bilang ke ayah bahwa Bo suka saya dan akan datang minta restu, ayah saya memutuskan pergi liburan selama tiga bulan dan menggantung keinginan Bo," ujar Noora.
"Dia ingin memastikan apakah Bo akan bertahan atau akan pergi," katanya.
Tapi Bogart tak kemana-mana. Dia malah menghabiskan waktu menjalin hubungan dengan anggota keluarga Noora lainnya.
Ketika akhirnya bertemu dengan ayah Noora, Bo datang bersama keluarganya. Dia pun mendapatkan restu sang calon mertu begitu pula dari calon istrinya.
Kedua keluarga itu pun coba saling memahami budaya dan tradisi masing-masing, terutama ketika hari pernikahan kian dekat.
Bagi Bo, pilihannya sudah jelas, apakah keluarganya mau menerima atau tidak, dia akan lanjut dengan kehidupannya bersama Noora.
"Bagi saya, sangat penting agar keluargaku menghargai Bo sama seperti keluarganya menghargai saya," ujar Noora.
Mereka pun saling menunjukkan penghormatan pada tradisi masing-masing. Keluarga ini, misalnya, bertemu di perayaan hari Natal atau Idul Fitri.
"Ibunda Bo selalu berusaha menyenangkan kami kita," ujar Noora.
"Kami mengunjunginya saat Natal dan itu tidak ada salahnya. Hubungan ini saling menghargai dan menghormati," katanya.
Keluarga Noora sendiri selalu berusaha menyayangi suaminya ini, menganggapnya sebagai keluarga sendiri.
"Sepanjang yang saya rasakan, ibunda Noora sudah jadi ibu kedua saya," kata Bo.
"Cara mereka memperlakukanku sangat luar biasa," tambahnya.
Advertisement
Menikah...
Bogart Lamprey dan Noora Al Matori kini telah menikah selama hampir empat tahun dan bermukim di Canberra.
Mereka dikaruniai seorang putri, Jamila, yang berusia tiga tahun. Dia dididik sebagai seorang Muslim, tetapi mereka ingin membesarkannya dalam kedua budaya.
Jamila belajar bahasa Arab dan bahasa Inggris.
"Saya dan Bo sama-sama berharap hal yang sama darinya," kata Noora.
"Jika dia ingin pakai jilbab ketika usianya lebih dewasa, bisa saja. Tapai dia tak mau juga tak apa-apa," ujarnya.
"Aku hanya ingin dia tumbuh dan menghargai dirinya seperti kami menghargai dia," ujar Bo.
Bila kelak Jamila bisa sama seperti Noora atau setengahnya pun, Bo mengaku akan pria paling bahagia di dunia.