Liputan6.com, New Delhi - Empat tentara tewas dalam baku tembak dengan militan di Kashmir, pada Senin 18 Februari 2019. Kejadian ini berlangsung dalam operasi pemberantasan teroris di Distrik Pulwama, menindaklanjuti pengeboman empat hari lalu yang menewaskan 41 personil militer India.
Dalam kejadian itu, tentara melepaskan tembakan peringatan yang kemudian dibalas oleh gerilyawan.
Advertisement
Baca Juga
Menurut informasi dari kantor berita ANI, dua teroris telah didesak oleh militer India untuk memberikan informasi lebih lanjut. Mereka diduga memiliki hubungan dekat dengan Adil Ahmad Dar, pelaku bom bunuh diri dan anggota Jaish-e-Mohammed (JeM).
Visuals: The 4 Army personnel including a Major, who were killed in action during encounter between terrorists and security forces, in Pinglan area of Pulwama district, belonged to 55 Rashtriya Rifles. #JammuAndKashmir (Visuals deferred by unspecified time) pic.twitter.com/Wa2sxz3bzT
— ANI (@ANI) February 18, 2019
Pemberontak diyakini melarikan diri setelahnya, sebagaimana dilaporkan oleh perwira senior kepolisian.
Di samping empat personil tentara tewas, satu orang juga luka-luka akibat terlibat baku hantam, dikutip dari Channel News Asia pada Senin (18/2/2019).
Empat tentara teridentifikasi Mayor DS Dondial, Kepala Polisi Save Ram, Sepoy Ajay Kumar, dan Sepoy Hari Singh, dikutip dari media lokal India Today.
Baku tembak antara militer India dan militan di Kashmir juga telah menewaskan warga sipil bernama Mushtaw Ahmad.
Hingga berita ini dimuat, belum diketahui jumlah militan yang tewas dalam operasi Senin pagi. Meskipun beberapa hari lalu militer India telah berhasil menembak mati tiga militan.
Kashmir memang wilayah rawan, yang telah menewaskan puluhan ribu orang sejak pemberontakan bersenjata pada 1989.
Wilayah itu dipersengketakan oleh India dan Pakistan sejak kemerdekaan dari Inggris pada 1947, yang keduanya mengklaim keseluruhan Kashmir.
Simak pula video pilihan berikut:
Tindak Lanjut Serangan Bom Bunuh Diri
Operasi militer besar-besaran yang dilakukan India pada Senin 18 Februari 2019 adalah respons atas serangan militan 14 Februari lalu. Dalam bom bunuh diri yang dilakukan oleh militan Jaish-e-Mohammad yang berbasis di Pakistan itu, 40 personil kepolisian India tewas.
Pasukan terbunuh saat konvoi, di mana sebuah mobil penuh bahan peledak menabrak bus yang ditumpangi secara tiba-tiba.
Serangan bom terjadi di jalan raya Srinagar-Jammu, pada 15.15 waktu setempat. Mobil yang mengangkut sekitar 300 hingga 350kg bahan peledak itu menghantam 70 kendaraan yang membawa 2.500 anggota militer ke Lembah Kashmir.
"Sebuah mobil menyusul konvoi dan menabrak bus yang mengangkut 44 personel," kata Riyaz Masroor, seorang pejabat polisi, dikutip dari BBC News. Masroor juga mengatakan bahwa belasan orang luka parah atas bom itu.
Menteri Dalam Negeri India Rajnath Singh mengatakan bahwa Jaish-e-Mohammad didukung oleh Pakistan.
Namun, pemerintah Pakistan menolak keras tuduhan yang ia anggap "tanpa penyelidikan" itu. Meskipun menyayangkan tindakan pemerintah dan media India yang mencurigai tanpa bukti, otoritas Pakistan tetap mengutuk serangan dan menyatakan keprihatinan yang mendalam.
Sebagian wilayah Kashmir hingga saat ini dikuasai oleh India, dengan sisanya berada di bawah Pakistan. Meskipun demikian, Pakistan menolak bertanggung jawab atas serangan itu.
Kejadian ini mendatangkan kecaman dari Perdana Menteri India Narendra Modi.
Melalui akun Twitter pribadi, Modi mengutuk serangan yang ia katakan "pengecut". Ia juga menyampaikan duka yang mendalam dan harapan agar kondisi membaik.
Advertisement