Sukses

Unicef: Kekeringan di Australia Bikin Anak-Anak Menderita, Tumbuh Prematur

Laporan terbaru dari Unicef menyebut bahwa kekeringan ekstrem di Australia timur membuat anak-anak menderita.

Liputan6.com, Sydney - Sebuah laporan terbaru dari Unicef memperingatkan bahwa kekeringan berkepanjangan di Australia berdampak buruk bagi anak-anak di sana, di mana memaksa mereka untuk "tumbuh prematur atau sebelum waktunya".

Dikutip dari BBC pada Selasa (19/2/2019), sebagian besar wilayah Australia Timur mengalami kondisi kekeringan hebat selama berbulan-bulan, yang menyebabkan lumpuhnya sektor pertanian setempat.

Selain itu, kekeringan juga menyebabkan anak-anak di sana --yang mayoritas berada di lingkungan pertanian-- mau tidak mau harus bekerja lebih ulet, dan secara bersamaan menanggung beban psikologs yang terus meningkat, lapor Unicef.

"Banyak anak-anak mengalami hari-hari panjang dan penuh tekanan, terutama dalam menghadapi komunikasi dengan orang tua dan tugas mengurusi hewan ternak," kata perwakilan Unicef.

"Beban kerja untuk anak-anak, di dan dari luar pertanian, telah meningkat secara substansial, menyisakan sedikit waktu untuk tugas sekolah dan hampir tidak ada waktu untuk bermain, olahraga atau kegiatan rekreasi lainnya," lanjutnya dalam sebuah laporan resmi, yang dirilis awal pekan ini.

Salah seorang remaja Australia yang masih duduk di bangku sekolah menengah, mengatakan kepada para peneliti: "Sebelum awal tahun ini, saya tidak pernah menembak seekor domba dalam hidup saya, dan kini saya telah melakukan hal itu sekitar 50 atau lebih, sudah menjadi hal lumrah sekarang."

Laporan terbaru oleh Unicef itu didasarkan pada hasil wawancara dengan anak-anak berusia 5-16 tahun di beberapa komunitas pedesaan di New South Wales, satu-satunya negara bagian di Australia yang sepenuhnya terkena dampak kekeringan.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

2 dari 2 halaman

Tidak Ingin Memberi Dampak Buruk

Dikatakan pula dalam laporan tersebut bahwa anak-anak memiliki keinginan yang kuat untuk membantu keluarga dan komunitas mereka, tetapi seringkali merasa tidak berdaya.

"Orang-orang muda ini sangat peduli dan sangat menyadari trauma yang dialami orang tua mereka," kata Oliver White dari Unicef ​​Australia.

"Pada saat yang sama, (mereka) bekerja dengan situasi yang secara tidak langsung melarang mereka berbicara tentang reaksi dan kekhawatiran psikologis, karena hal itu dianggap akan berdampak buruk bagi orang lain," lanjutnya.

Unicef juga telah meminta pemerintah Australia untuk mengerahkan lebih banyak dana bantuan dalam mengatasi dampak kekeringan, termasuk yang dialokasikan bagi program pemberdayaan anak-anak.