Liputan6.com, Brussels - Mengikuti langkah perusahaan teknologi raksasa Google dan Facebook, Twitter hari Selasa 19Â Februari 2019 mengatakan akan memperketat aturan iklan politik di Uni Eropa menjelang pemilihan umum yang akan berlangsung di blok negara itu pada musim semi nanti.
Dikutip dari laman VOA Indonesia, Kamis (21/2/2019) Perusahaan media sosial itu mengatakan sedang memperluas pembatasan yang sudah ada untuk pemilihan umum di Amerika tahun depan.
Advertisement
Baca Juga
Berdasarkan aturan baru, yang juga akan berlaku di Australia dan India, pengiklan politik harus disertifikasi.
Twitter juga mengambil langkah untuk meningkatkan transparansi. Iklan, dalam bentuk "promosi cuitan" dalam tujuh hari terakhir akan disimpan dalam bank data yang dapat diakses publik dan menunjukkan berapa banyak promosi itu muncul, berapa banyak orang yang melihat dan demografi orang-orang yang melihatnya.
Facebook dan Google telah menerapkan sistem serupa menjelang pemilu di Uni Eropa bulan Mei mendatang, ketika perusahaan-perusahaan teknologi Amerika menanggapi kritik bahwa mereka tidak melakukan lebih banyak hal untuk mencegah penyalahgunaan platform mereka oleh aktor-aktor jahat yang berupaya mempengaruhi pemilihan umum di seluruh dunia sebelumnya.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Ratusan Juta Pemilih
Ratusan juta orang diperkirakan akan mengikuti pemilihan lebih dari 700 anggota parlemen Uni Eropa.
Para pengiklan politik dapat mulai mendaftar untuk mendapatkan sertifikasi sesuai aturan iklan Twitter yang lebih ketat itu mulai 11 Maret, dengan menyediakan lebih banyak informasi, seperti foto identitas dan nomor identifikasi perusahaan.
Definisi iklan politik yang ditetapkan Twitter adalah iklan yang disiapkan oleh partai atau kandidat, atau mereka yang mendukung atau menentang seorang kandidat atau partai.
Advertisement