Liputan6.com, Caracas - Pemerintah Venezuela menutup perbatasan jalur kunci maritim dan udara, untuk menekan upaya mengimpor bantuan asing oleh oposisi ke negara Amerika Selatan yang dilanda krisis.
Seorang perwakilan pemerintah mengkonfirmasi bahwa Venezuela telah menutup perbatasan maritimnya dengan Aruba, Curacao, dan Bonaire.
Selain itu, sebagaimana dikutip dari CNN pada Rabu (20/2/2019), Venezuela juga menutup bandara di perbatasan negara bagian Falcon, dengan tujuan mencegah penerbangan yang berangkat atau menuju ke wilayah pesisir utama berbentuk kepulauan itu.
Advertisement
Baca Juga
Wakil Laksamana Vladimir Quintero, seorang jenderal militer dari pemerintahan Nicolas Maduro, mengatakan bahwa tidak ada tanggal yang ditentukan untuk menyudahi penutupan tersebut.
Maduro sejauh ini menolak untuk mengizinkan truk bantuan masuk ke Venezuela dari negara-negara tetangga, yang secara resmi mengakui pemerintah presiden sementara dari pihak oposisi, Juan Guaido.
Meski dikenal sebagai negara kaya minyak, ekonomi Venezuela telah menderita selama bertahun-tahun karena salah urus.
Krisis telah membuat orang-orang dari semua lapisan berjuang lebih keras untuk mencari makan, kebutuhan sehari-hari, dan obat-obatan.
Lebih dari tiga juta rakyat Venezuela telah meninggalkan tanah air mereka, dengan satu juta beremigrasi ke negara tetangga Kolombia, kata UNHCR pada November lalu.
Di sisi lain, Maduro menyatakan negaranya tidak membutuhkan bantuan apapun, dan telah membarikade jembatan perbatasan, dalam upaya untuk memblokirnya.
Sementara itu, pemerintah Brasil mengadakan pertemuan khusus pada Selasa 19 Februari, untuk "mendefinisikan logistik" terkait pemberian bantuan kepada rakyat Venezuela, kata juru bicara kepresidenan Otavio Rego Barros.
Bantuan tersebut, yang meliputi makanan dan obat-obatan, diperkirakan akan mulai dikirim pada 23 Februari, katanya.
Operasi itu akan dilakukan dalam "kerja sama" dengan pemerintah AS, tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, menteri komunikasi setempat, Jorge Rodriguez, mengatakan bahwa Caracas berjanji memastikan tidak akan ada warganya yang kelaparan, bahkan ketika negara itu kekurangan pangan di tanah air mereka.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Kritik Pemerintah Kuba
Sama seperti Maduro, para pendukung utamanya tetap berargumen bahwa krisis bisa diselesaikan sendiri oleh mereka, tanpa bantuan AS ataupun sekutu regionalnya.
Sementara itu, dalam sebuah konferensi pers di Havana pada hari Selasa, Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez Parrilla mengecam keras apa intervensi AS di Venezuela, yang disebutnya "tidak tahu diri".
"Pemerintah AS telah menemukan dan mengarang skenario di Washington, untuk sebuah kudeta imperialis," katanya, menggemakan sentimen yang diperangi Maduro.
Dia menambahkan bahwa upaya penggulingan kekuasaan tidak akan pernah berhasil, merujuk pada dukungan Presiden AS Donald Trump terhadap Juan Guaido.
Di lain pihak, Trump mengadakan rapat umum di Miami pada hari Senin, di mana ia menyebut Maduro sebagai "boneka Kuba", dan mengklaim bahwa Havana memiliki pasukan di Venezuela untuk membela pemimpin sosialis tersebut.
"Tuduhan Presiden AS bahwa Kuba mempertahankan tentara swasta di Venezuela adalah tercela. Saya menuntut Anda memberikan bukti. Pemerintah kami membantah tegas fitnah itu," kata Rodriguez, langsung menanggapi dalam sebuah siaran resmi.
Advertisement