Sukses

Waspada, 7 Makanan Favorit Manusia Ini Ternyata Berisiko Mematikan

Tujuh makanan favorit manusia ini ternyata memiliki risiko yang mematikan.

Liputan6.com, Jakarta - Semua orang menyukai makanan, sesederhana itu. Namun, kita juga merupakan makhluk hidup yang "senang mengambil risiko" untuk mencicipi cita rasa baru yang menantang.

Berbagai bangsa memiliki beragam cara untuk menciptakan kreasi makanan, namun ada beberapa menu yang tercipta justru membahayakan kesehatan manusia.

Sebagian dari makanan berbahaya itu mudah ditemui di kehidupan sehari-hari, dan disukai banyak orang tanpa sadar akan bahaya yang mengintainya di baliknya.

Cita rasa lezat, tekstur unik, dan aroma yang harum menggoda adalah beberapa hal yang membuat banyak orang tutup mata akan risiko bahaya, dan dengan senang hati menyantap jenis makanan terkait.

Apa saja makanan lezat yang ternyata menyimpan risiko berbahaya bagi kesehatan? Berikut adalah lima di antaranya, sebagaimana dikutip dari situs IFL Science pada Kamis (21/2/2019).

 

Simak video pilihan berikut: 

2 dari 6 halaman

1. Fugu

Sebagian besar orang mungkin tahu tentang betapa bahayanya ikan ini, meski belum tentu memahami betul bagaimana karakteristiknya. Ini adalah hewan laut yang disukai --dan berharga mahal-- oleh konsumen di Jepang, Korea, dan Singapura, di mana umumnya disajikan mentah dalam bentuk irisan tipis.

Tapi, tahukah Anda bahwa ikan ini harus disiapkan oleh koki bersertifikat? Ini demi alasan keamanan, dan menghindari risiko pecahnya bagian hati, yang mengandung racun neurotoxin tetrodotoxin (TTX).

Racun ini berpotensi menyebabkan pusing, sensasi kesemutan, dan lemah otot seketika. Dalam kasus yang parah, mereka yang terdampak bisa mengalami sesak napas, tersumbatnya aliran darah, dan bahkan kematian.

3 dari 6 halaman

2. Salad Kanker Hati

Terdengar menyeramkan? Memang begitulah makanan ini mendapat julukan dari masyarakat umum. Nama aslinya adalah Koi Pla, yang terbuat dari cincangan ikan mentah bercampur salad pedas, perasan jeruk nipis, dan taburan semut merah hidup.

Ya, Anda tidak salah membaca. Tambahan semut merah hidup dimaksudkan untuk memberi sensasi getir sekaligus pedas pada makanan yang populer di wilayah timur laut Thailand ini.

Belakangan, sajian ini kerap dituduh sebagai pemicu kanker hati, tapi bukan karena semut merah, melainkan daging ikan mentahnya.

Contoh kasus terbesarnya bisa dilihat di pedesaan Provinsi Isaan, Thailand, tempat hidangan ini sangat populer, di mana kanker hati menyumbang lebih dari 50 persen kanker yang didiagnosis pada pria, dibandingkan dengan hanya 10 persen secara global.

Agen penyebabnya adalah cacing hati, sejenis cacing pipih parasit, yang sering hidup di dalam daging ikan mentah.

Berbeda dengan sashimi khas Jepang, pengolahan Koi Pla seringkali tidak higienis, mulai dari pisaunya (yang mungkin tidak dicuci) hingga penggunaan alas potong seadanya.

4 dari 6 halaman

3. Singkong

Berasal dari benua Amerika, singkong adalah tanaman bertepung yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di Afrika, Karibia, dan Asia. Namun lebih dari itu, tanaman yang bernama lain ubi kayu tersebut adalah sumber kalori utama bagi lebih dari 500 juta orang di dunia.

Terlepas dari popularitasnya, daun dan umbi singkong ternyata juga mengandung zat yang ketika dimakan, dapat memicu produksi sianida. Untuk menghilangkan zat yang berpotensi mematikan ini, singkong harus menghilangkan linamarinnya melalui proses pengeringan yang cukup lama, direndam dalam air, dan kemudian dibilas atau didinginkan.

5 dari 6 halaman

4. Belimbing

Siapa sangka jika belimbing, alias carambola, adalah buah yang diam-diam menyimpan risiko mematikan. Di dalam buah yang berbentuk bintang ini, terdapat unsur racun neurotoxin yang disebut caramboxin.

Jika Anda relatif bugar dan sehat, paparan caramboxin dapat dipecah menjadi ampas yang keluar melalui kotoran. Namun, jika memiliki masalah ginjal, segelas jus belimbing dapat membuat Anda keracunan.

Gejala yang diakibatkan dari peristiwa keracunan itu adalah muntah, mati rasa pada beberapa anggota badan (khususnya tangan), penurunan kekuatan otot, linglung, dan bahkan kejang-kejang.

6 dari 6 halaman

5. Pagpag

Sebagai bukti tingkat kemiskinan yang mengejutkan di ibu kota Filipina, Manila, "pagpag" adalah istilah untuk hidangan dari makanan sisa yang telah dipisah dari sampah, dicuci, dan digoreng kembali dalam minyak panas.

Secara harafiah, kata "pagpag" diterjemahkan dari bahasa Tagalog sebagai "menyingkirkan debu atau kotoran".

Makanan ini telah menjadi bisnis di banyak daerah kumuh di Manila, di mana bahan bakunya diambil dari tempat pembuangan sampah, sisa restoran cepat saji, makanan beku kadaluwarsa, dan lain sejenisnya.

Praktik ini telah dikaitkan dengan sejumlah besar penyakit menular, termasuk kolera, hepatitis A, dan tipus. Namun, karena tidak ada pilihan lain, pagpag tetap menjadi santapan umum di seluruh banyak daerah miskin di Mannila.