Liputan6.com, Jakarta - Tahukah Anda, ketika ahli astronom memikirkan posisi Bumi di alam semesta ini, mereka menemukan bahwa planet kita hanyalah satu titik kecil?
Bahkan, tata surya kita adalah satu dari jutaan sistem planet yang ada di Bimasakti. Sedangkan galaksi kita sendiri adalah salah satu dari miliaran galaksi di alam semesta.
Advertisement
Baca Juga
Sulit membayangkan seberapa besar sebenarnya alam semesta ini. Tetapi dengan teknologi canggih, para ilmuwan dan masyarakat luas memiliki pemahaman yang lebih baik tentang apa yang ada di bagian terdalam ruang angkasa.
Hanya di Bimasakti, satu-satunya galaksi yang memiliki banyak matahari, planet, tata surya, komet, lubang hitam (black hole), dan banyak lagi lainnya.
Lalu, fakta menarik apa saja yang bisa diketahui tentang galaksi Bimasakti? Berikut 5 di antaranya, seperti dikutip dari Top Tenz, Minggu (24/2/2019).
1. Berbentuk Spiral
Bimasakti adalah galaksi spiral berpalang dengan bagian tengah yang menonjol dan dikelilingi oleh empat perisai yang melilitnya. Sekitar dua pertiga dari semua galaksi di alam semesta kita berbentuk spiral.
Galaksi Bimasakti, juga tata surya kita, selalu berputar. Sementara tata surya kita melakukan perjalanan sekitar 515.000 mil per jam rata-rata, namun ini masih akan memakan waktu sekitar 230 juta tahun untuk melakukan perjalanan di sekitar Bimasakti.
Galaksi kita sekitar 100.000 tahun cahaya dan memiliki massa antara 400 dan 780 miliar kali massa matahari, 90% dari massanya diyakini sebagai materi gelap.
Ada lingkaran gas besar yang mengelilingi galaksi kita yang membentang selama ratusan ribu tahun cahaya. Meskipun diyakini sama besarnya dengan semua bintang yang disatukan di Bimasakti, lingkaran cahaya itu sendiri hanya memiliki sekitar 2% dari jumlah bintang yang ditemukan di dalam piringan ini.
Dan di jantung galaksi Bimasakti ada tonjolan galaksi yang berisi gas, bintang, dan debu yang sangat tebal sehingga Anda bahkan tidak bisa melihatnya.
Advertisement
2. Saling Bercengkeraman dan Memelintir
Komunitas Bumi Datar (FE) selalu mengatakan bahwa galaksi Bimasakti datar seperti serabi, tetapi sebuah penelitian baru-baru ini mengungkapkan bahwa Bimasakti sebenarnya melengkung dan berputar.
Semakin jauh jarak bintang-bintang dari pusat galaksi, maka bintang-bintang ini kian melengkung dan terpuntir ke dalam tampilan seperti S.
Lebih dari 1.000 bintang variabel Cepheid (tepatnya 1.339) digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh para astronom dari Macquarie University serta Chinese Academy of Sciences.
Bintang-bintang ini menjadi terang dan redup dengan cara yang berubah-ubah, sesuai dengan luminositasnya (total energi yang dipancarkan per satuan waktu).
Data yang dikumpulkan dari bintang-bintang ini, dengan menggunakan Wide-field Infrared Survey Explorer (atau WISE), memungkinkan para astronom membuat peta 3D dari bentuk sebenarnya dari galaksi kita.
Meski pun Bimasakti dikonfirmasi bergerak memlintir dan melengkung, namun ini bukan satu-satunya galaksi di luar sana yang seperti itu.
Meskipun itu tidak terlalu umum, para astronom mengungkapkan bahwa selusin galaksi lain di alam semesta bergerak memutar, membentuk pola spiral di daerah terluar mereka.
3. Punya Kembaran
Sebuah informasi penting lain yang disajikan di situs web NASA menyebut, 2.917 sistem planet telah ditemukan di Bimasakti. Salah satu sistem planet yang sangat mirip dengan sistem tata surya kita yaitu Kepler-90, yang berjarak sekitar 2.500 tahun cahaya dari Bumi menuju Draco --sebuah rasi di langit utara yang jauh.
Kepler-90 memiliki delapan planet yang jumlahnya sama dengan yang ada di tata surya kita. Kesamaan lain antara dua sistem tata surya ini adalah Kepler-90 memiliki bintang tipe G yang sebanding dengan matahari kita, mempunyai planet berbatu seperti tata surya kita, dan ada planet-planet besar lainnya yang ukurannya hampir sama dengan Saturnus dan Jupiter.
Satu perbedaan utama antara kedua sistem tata surya ini adalah bahwa semua planet di Kepler-90 mengorbit sangat dekat dengan matahari mereka, yang menunjukkan bahwa planet-planet ini punya permukaan yang terlalu panas dan tak bisa menopang segala jenis kehidupan.
Advertisement
4. Ada 4.000 Eksoplanet di Bimasakti
Planet-planet yang berada di luar tata surya kita disebut eksoplanet dan ribuan di antaranya telah ditemukan oleh Teleskop Luar Angkasa Kepler NASA selama beberapa tahun terakhir. Planet ekstrasurya ini ukurannya beragam, beberapa di antaranya berbatu, sedangkan lainnya --permukaannya-- merupakan es.
Teleskop Luar Angkasa Kepler bekerja untuk menemukan planet-planet ini dari tahun 2009 hingga 2018. Selama rentang waktu itu, alat tersebut menemukan 2.682 eksoplanet dengan lebih dari 2.900 'calon eksoplanet' yang masih menunggu untuk dikonfirmasi.
Menurut informasi yang ditemukan di situs web NASA, total 3.916 eksoplanet (termasuk yang ditemukan oleh Kepler) telah disahkan keberadaannya.
Namun sayangnya, Kepler kehabisan bahan bakar saat mengorbit dan secara resmi dinonaktifkan pada November 2018. Namun, sebuah pesawat ruang angkasa baru, yang disebut Transiting Exoplanet Survey Satellite (TESS) telah menggantikan tugas Kepler untuk menemukan planet baru.
TESS diluncurkan pada bulan April 2018 dan berencana untuk memindai sekitar 85% dari langit dalam misi yang dilancarkan selama dua tahun.
5. Memiliki Ratusan Miliar Bintang
Sangat sulit untuk mengetahui dengan tepat jumlah bintang yang ada di Bimasakti, karena lingkaran di sekitar galaksi juga mengandung banyak bintang.
Selain itu, pusat galaksi kita memiliki tonjolan galaksi yang penuh dengan debu, bintang, dan gas, serta lubang hitam supermasif yang membuat daerah ini sangat tebal --dengan material yang tidak dapat dilihat oleh teleskop.
Sementara sekitar 90% dari massa galaksi kita terdiri dari materi gelap, mayoritas dari 10% sisanya adalah debu dan gas, diyakini bahwa hanya sekitar 3% dari massa Bimasakti terdiri dari bintang-bintang.
Beberapa peneliti percaya bahwa ada sekitar 100 miliar bintang di galaksi kita, sementara yang lain mengatakan bahwa ada lebih dari itu --antara 400 dan 700 miliar.
Saat ini, misi Gaia milik European Space Agency (ESA) sedang memetakan lokasi sekitar 1 miliar bintang di Bimasakti.
Advertisement