Sukses

Mengenal Xanana Gusmao, Eks Pemimpin Timor Leste yang Jenguk Ani Yudhoyono di Singapura

Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Imelda Sari, dalam keterangan menyampaikan, Xanana Gusmao tiba National University Hospital (NUH) Singapore, 24 Februari 2019 pukul 16.20 waktu setempat.

Liputan6.com, Jakarta - Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono menerima kunjungan Xanana Gusmao pada Minggu, 24 Februari 2019. Kedatangan Xanana ke Singapura untuk menjenguk Ibu Ani, istri dari SBY yang didiagnosa menderita kanker darah.

Ketua Divisi Komunikasi Publik Partai Demokrat Imelda Sari, dalam keterangan menyampaikan, Xanana Gusmao tiba National University Hospital (NUH) Singapore pukul 16.20 waktu setempat.

Kedatangannya, untuk menjenguk Ani Yudhoyono di National University Hospital, Singapura.

"Xanana diterima oleh SBY dan AHY. Dalam pertemuan tersebut, Xanana mendoakan kesembuhan Ibu Ani dan juga sempat memberikan semangat kepada SBY dan AHY dalam mendampingi pengobatan Ibu Ani," ucap Imelda.

Lalu siapakah Xanana Gusmao?

Xanana Gusmao adalah mantan Presiden Timor Leste yang pertama. Xanana Gusmao dipastikan akan menjadi Presiden pertama Timor Leste pada tahun 2002 setelah meraih kemenangan mutlak pada pemilihan umum dengan 82,66 persen suara, sedangkan kandidat lainnya, Francisco Xavier do Amaral hanya meraup 17,13 persen.

Xanana Gusmao hanya kalah dari Francisco Xavier do Amaral, di satu dari 13 Distrik Timtim, yaitu di Aileu.

Hasil penghitungan suara itu disampaikan Ketua Komisi Pemilihan Independen Pemilu Timtim, Carlo Valenzuela di Dili, Rabu 17 April 2002.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

2 dari 2 halaman

Fokus Pada Urusan Perdamaian

Pada tahun 2015 lalu, Xanana Gusmao pernah datang ke Indonesia dan membagikan kunci perdamaian antarnegara.

Kunci itu adalah tidak menyebarkan kebencian. Tanpa kebencian itu, Indonesia dan Timor Leste bisa menjadi negara tetangga yang tidak memiliki masalah.

"Anak muda Palestina selalu bikin aksi pada tentara Israel, aksi lempar batu atau aksi lain. Dalam perjuangan ada minta izin pada saya untuk mulai juga seperti itu. Saya bilang tidak karena akan bangun rasa benci. Kalau ada benci maka tidak akan damai," ucap Gusmao dalam acara Supermentor 6: Leader, di Jakarta Theater XXI, Jakarta, Minggu 17 Mei 2015.

Menurutnya, sejak masih kecil seorang manusia tidak boleh diajarkan untuk bertindak berdasarkan kebencian. Hal ini sudah dilakukan saat ia masih memimpin Timor Leste.

Xanana sadar selama menjabat, ada pihak-pihak yang juga membenci dirinya. Bahkan, ia pernah mendapat pengalaman hampir ditembak oleh seseorang tak dikenal. Namun, mantan wartawan ini tidak membenci.

"Dengan kata-kata preman, kita bilang biarkan saja," ujar lelaki bernama lengkap Kay Rala Xanana Gusmao

Untuk menjadi pemimpin hebat bagi sebuah negara, Gusmao menyampaikan perlu kerja keras dan pandangan agar tidak memikirkan diri sendiri. Ini menjadi alasan ia menyerahkan jabatan perdana menteri walau masih ada sisa periode hingga 2017.

"Kami negara 13 tahun masih baby, lebih baik waktu kita masih bisa berpikir, memberi pendapat, lebih baik kita persiapkan generasi baru. Lebih baik bawa generasi baru untuk lihat jangka panjang, punya visi. Dan dari visi bisa lihat misinya sendiri supaya bawa bangsa untuk pembangunan yang real," tandas Xanana Gusmao.