Sukses

Hati-Hati, Kamera Mata-Mata Mengintai Penumpang di Dalam Pesawat

Kamera mata-mata biasanya ditempatkan di belakang sandaran kursi pesawat. Berhati-hatilah.

Liputan6.com, Chicago - Berhati-hatilah ketika berada di dalam pesawat. Kini, kamera mata-mata disebut tengah menghantui penumpang burung besi, terutama ketika berada di ketinggian 30.000 kaki.

Sistem saluran hiburan di sandaran belakang kursi pesawat, yang dioperasikan oleh American Airlines and Singapore Airlines, dilengkapi dengan kamera pengintai. Kemungkinan, kamera itu juga hadir pada sistem hiburan di maskapai-maskapai lainnya.

Baik American Airlines maupun Singapore Airlines menyatakan pada hari Jumat bahwa mereka belum pernah mengaktivasikan kamera-kamera tersebut dan tidak berencana untuk memanfaatkannya.

Meskipun begitu, perusahaan yang memproduksi sistem saluran hiburan menyematkan kamera dalam upaya menawarkan opsi di masa depan, seperti konferensi video antar kursi. Demikiam menurut juru bicara American Airlines, yang dikutip dari VOA Indonesia pada Senin (25/2/2019).

Seorang penumpang di penerbangan Singapore Airlines mengunggah foto dari tampilan layar yang ada di belakang sandaran kursi pada pekan lalu. Cuitannya dibagikan ratusan kali dan menarik perhatian kalangan media.

Buzzfeed menjadi situs yang pertama melaporkan bahwa kamera-kamera sejenis juga disematkan di beberapa maskapai Amerika Serikat.

Fitur-Fitur Standar Kamera

Kalangan maskapai penerbangan menekankan, bukan hanya mereka yang sengaja menambahkan kamera pengintai, namun produsen sistem-lah yang menyematkan kamera-kamera tersebut di sistem saluran hiburan.

Sistem yang digunakan di seluruh maskapai Amerika diproduksi oleh Panasonic, sedangkan untuk maskapai Singapore Airlines diproduksi oleh Panasonic dan Thales. Namun, baik Panasonic maupun Thales, tidak segera berkomentar atas pertanyaan dimaksud.

Dengan semakin mengecilnya ukuran kamera, maka semakin banyak kamera yang disematkan pada berbagai perangkat, termasuk laptop dan ponsel pintar. Kehadiran kamera di sistem hiburan di pesawat telah diketahui kalangan penerbangan setidaknya sejak dua tahun yang lalu dan tidak disadari oleh para penumpang.

Seth Miller, seorang wartawan yang menulis tentang persoalan ini pada tahun 2017, berpendapat bahwa produsen peralatan itu tidak mempertimbangkan implikasi terhadap privasi penumpang.

Sudah ada banyak kamera yang tersebar di pesawat, meskipun tidak bersifat intrusif. Sedangkan maskapai-maskapai tersebut menganggap para penumpang bersedia diambil gambarnya demi keamanan, sebagaimana yang berlaku pada teknologi pengenalan wajah di titik pemeriksaan imigrasi, ujarnya.

"Sekarang mereka harus menghadapi sebuah grup kecil, namun bersuara lantang terkait nilai dari sistem yang tidak aktif ini," ujar Miller.

Juru bicara American Airlines, Ross Feinstein, menyampaikan bahwa kamera-kamera ini hanya dipasang di kelas "ekonomi premium" di 82 pesawat Boeing 777 dan Airbus A330-200. American Airlines saat ini mengoperasikan hampir 1.000 buah pesawat terbang.

"Kamera adalah fitur standar di banyak sistem penyedia hiburan dalam penerbangan yang digunakan oleh banyak maskapai penerbangan," ujarnya.

Juru bicara Singapore Airlines, James Boyd, menegaskan, di maskapai itu kamera terpasang di 84 pesawat Airbus A350, Airbus A380, Boeing 777, maupun 787. Maskapai tersebut mengoperasikan 117 pesawat terbang.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Kamera dalam Keadaan Nonaktif

Meskipun maskapai penerbangan menyatakan tidak ada rencana untuk menyalakan kamera-kamera yang ada di kursi penumpang, namun seorang pengguna Twitter bernama Vitaly Kamluk, yang memotret kamera tersebut di penerbangan Singapore Airlines yang ditumpanginya, menyarankan untuk meyakinkan para penumpang bahwa sebaiknya menempelkan stiker untuk menutupi lensa-lensa kamera tersebut.

"Bisa jadi, saat ini kamera-kamera tersebut tidak dimanfaatkan," cuitnya. "Namun apabila kamera-kamera itu terhubung ke sebuah jaringan, beroperasi dan dilengkapi mikrofon, maka hanya perlu sedikit peretasan untuk memanfaatkannya di lebih dari 84 pesawat untuk memata-matai para penumpang."