Sukses

Sang Petahana Kembali Terpilih sebagai Presiden Nigeria

Muhammadu Buhari (76) kembali menjadi presiden Nigeria.

Liputan6.com, Abuja - Komisi Pemilihan Nasional Independen (INEC) Nigeria menyatakan bahwa petahana, Muhammadu Buhari (76) memenangkan pemilu presiden di negara tersebut. Pengumuman diberikan pada Rabu, 27 Februari 2019, pagi hari tadi.

Hasil penghitungan suara menunjukkan bahwa Buhari dari Partai All Progressives Congress mendapatkan 15,1 juta suara pada pemilihan yang dilakukan pada Sabtu-Minggu, 23-24 Februari 2019.

"Muhammadu Buhari, dengan ini dinyatakan sebagai pemenang," kata Mahmood Yakubu, ketua INEC sebagaimana dikutip dari Al Jazeera pada Rabu (27/2/2019).

Dalam pemilu tersebut, Partai All Progressives Congress memenangkan 19 dari 36 negara bagian.

Adapun rival utamanya, Mantan Wakil Presiden Nigeria Atiku Abubakar dari People's Democratic Party (PDP) hanya mendapatkan 11,2 juta suara.

Hingga saat ini, PDP dan Abubakar menolak hasil pemilu.

Pihak oposisi Buhari menuduh bahwa pemilihan penuh dengan kecurangan, meskipun hingga saat ini belum menemukan bukti konkret. Oposisi juga menekankan pada penundaan pemilu selama berjam-jam, serta tingkat partisipasi yang hanya 35 persen dari nama yang terdapat dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).

Adapun jumlah pemilih yang terdaftar dalam DPT tersebut mencapai 73 juta jiwa, dengan 51 persen berusia di bawah 35 tahun, dikutip dari BBC News pada Rabu (27/2/2019).

Angka partisipasi dalam pemilihan kali ini dianggap paling rendah sejak Nigeria kembali menerapkan sistem demokrasi 20 tahun lalu.

 

Simak pula video pilihan berikut:

 

2 dari 2 halaman

39 Orang Tewas Saat Pemilu Nigeria Digelar

Sebelumnya, kekerasan semakin tidak terkendali pada hari kedua pemilu, Minggu 24 Februari 2019. Dikutip dari Time.com, Komisi pemilihan umum (KPU) setempat mengatakan pemungutan suara pada umumnya berlangsung damai, tetapi mereka berduka atas tewasnya salah satu petugas oleh peluru nyasar di negara bagian Rivers, di wilayah selatan Nigeria yang bergolak.

Di saat bersamaan, setidaknya 39 orang tewas dalam serangan ekstremis, kata unit analisis SBM Intelligence, mengutip informan dan laporan media lokal.

Lebih dari 72 juta orang telah memenuhi syarat untuk memilih di negara terpadat dan ekonomi terbesar di Afrika itu.

Pemilu digelar meleset satu minggu dari jadwal, setelah KPU setempat menunda pesta demokrasi pada menit terakhir, di mana alasannya adalah terkait dengan tantangan logistik.

Presiden Muhammadu Buhari, mantan penguasa militer yang menggulingkan petahana dalam pemilu 2015, mencari masa jabatan kedua terhadap lebih dari 70 kandidat.

Saingan utamanya adalah Atiku Abubakar, mantan wakil presiden yang telah membuat klaim besar untuk menghidupkan kembali ekonomi Nigeria, yang masih tertatih-tatih akibat perang saudara dan krisis berkepanjangan.

Risiko Premanisme

Pemungutan suara berlanjut di beberapa negara bagian, yakni Abia, Bayelsa, Benue, Plateau, Zamfara dan Sokoto, setelah proses diperpanjang karena berbagai masalah.

"Rakyat Nigeria telah menunjukkan ketangguhan yang luar biasa dan keyakinan yang tetap pada proses pemilihan," kata ketua komisi pemilihan Mahmood Yakubu.

Hasil resmi kemungkinan mulai diumumkan pada hari Senin. Sementara itu, pengamat memperingatkan risiko premanisme ketika pejabat lokal berlomba untuk mengumpulkan suara di seluruh wilayah Nigeria.

Yakubu mengatakan beberapa pekerja pemilu menghadapi "intimidasi, penculikan, penyanderaan dan kekerasan."

Dalam satu kasus, ia membuat panggilan telepon mendesak untuk memastikan pembebasan pekerja dan polisi disandera di negara bagian Rivers. Semua tidak terluka, katanya.