Liputan6.com, Kashmir - India dan Pakistan melancarkan aksi saling tembak di wilayah Kashmir pada Jumat, 1 Maret 2019. Dalam tragedi tersebut, setidaknya satu orang dinyatakan tewas.
Aksi saling tembak terjadi, meskipun Pakistan mengeluarkan pernyataan untuk membebaskan pilot jet tempur yang ditahan sejak Rabu, 27 Februari 2019. Pernyatan Perdana Menteri Imran Khan yang menyerukan perdamaian India-Pakistan juga tidak serta merta menghentikan konflik.
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu dalam waktu yang relatif bersamaan, pasukan India di Kashmir membunuh dua terduga militan, dalam sebuah bentrokan yang terjadi pada malam hari waktu setempat, dikutip dari Channel News Asia pada Jumat (1/3/2019).
Peristiwa baku tembak dan pembunuhan dua terduga teroris terjadi, menyusul aksi berbalas serangan udara yang terjadi baru-baru ini.
Adapun konflik kedua negara pada beberapa pekan terakhir bermula dari serangan bom yang terjadi pada Kamis, 14 Februari 2019 di wilayah Kashmir. Setidaknya 40 personel kepolisian India tewas dalam kejadian tersebut.
Menurut seorang pejabat dinas intelijen, terdapat risiko eskalasi konflik yang sangat tinggi dalam waktu dekat. Namun, konfrontasi militer telah dan akan terjadi secara intens di wilayah Kashmir.
Â
Simak pula video pilihan berikut:
Datangkan Bahaya bagi Warga Sipil Kashmir
Kashmir adalah wilayah perbatasan yang dipersengketakan oleh India dan Pakistan sejak kemerdekaan dari Inggris pada 1947. Saat itu, keduanya mengklaim keseluruhan wilayah. Sedangkan saat ini sebagian wilayah dikuasai oleh India dengan bagian Kashmir lainnya diklaim sebagai teritori Pakistan.
Sejak terjadinya serangan bom bunuh diri 14 Februari lalu, penduduk setempat telah bersiap dengan konflik yang akan melanda wilayah mereka. Surjeet Kumar, salah seorang kepala desa di sektor Kalal menceritakan apa yang dialami oleh warganya.
Saat baku tembak terjadi antara tentara India dan Pakistan, Kumar tengah berada di rumah bersama dengan keluarganya. Rumah mereka dihantam oleh sembilan mortir (meriam kecil) berukuran 120 milimeter.
Mortir dan artileri berat juga menghunjam beberapa bangunan di wilayah Kashmir. Hal itu membuat penduduk di kedua sisi perbatasan bergegas mencari bunker dan penutup lain yang dapat melindungi mereka dari militer kedua negara yang tengah berseteru.
Akibat dari serangan berrtubi-tubi tersebut, seorang wanita tewas dan tentara India terluka dalam penembakan Kamis malam hingga Jumat pagi hari tadi.
Warga Muak, Ingin Dua Negara Segera Berdamai
Konflik di Kashmir antara India dan Pakistan telah mengancam keselamatan warga sejak 1947.
"Kami menginginkan perdamaian atau perang secara habis-habisan. Kami tidak ingin terus hidup dalam kekhawatiran," kata Kumar.
"Kami telah menderita sejak 1947. Setiap kali pemerintah di India dan Pakistan gagal, tentara mulai berperang di sini. Ini harus dihentikan," lanjutnya.
Hingga saat ini, warga Kashmir masih terus berjaga dan belum dapat menjalankan aktivitas dengan normal.
"Kami sangat takut. Mereka menembakkan senjata berat bukan hanya peluru. Kemarin jet Pakistan terbang di atas desa kami. Kami belum memasak atau makan dengan benar sejak penembakan dimulai."
Menanggapi kekhawatiran warga, pihak berwenang India hanya mengatakan kepada desa-desa untuk mematikan lampu agar tidak menjadi sasaran penembak Pakistan.
Advertisement