Sukses

Pakistan Buka Kembali Wilayah Udara Meski Konflik Belum Mereda

Pakistan berkeputusan membuka kembali wilayah udaranya bagi penerbangan komersil. Hal itu menanggapi ribuan penumpang yang terdampar di Bangkok sejak Rabu.

Liputan6.com, Islamabad - Otoritas Penerbangan Sipil Pakistan atau Pakistan Civil Aviation Authority (CAA) mengumumkan bahwa wilayah udara di negaranya kembali dibuka pada Jumat, 1 Maret 2019 meskipun konflik belum sepenuhnya mereda. Bandara akan mulai beroperasi pukul 16.00 waktu setempat atau 18.00 Waktu Indonesia Barat (WIB).

"Kami telah mendapatkan instruksi bahwa Pakistan akan membuka kembali wilayah udara untuk semua penerbangan komersial," kata salah satu pejabat CAA.

"Operasi penerbangan akan dimulai dari jam 16.00 sore ini," lanjut sumber yang sama.

Keputusan tersebut menanggapi sekitar 2.000 pelancong yang terpaksa tertahan di Bangkok sejak penutupan wilayah udara Pakistan sejak Rabu, 27 Maret 2019.

Rencana untuk membuka kembali penerbangan itu muncul sesaat setelah keputusan pembebasan pilot jet tempur India diumumkan. Meskipun demikian, situasi di Pakistan belum sepenuhnya aman pada saat ini.

Pihak maskapai Thai Airways mengatakan bahwa para penumpang yang terdampar akan segera diterbangkan secepat mungkin, kira-kira memakan waktu dua hingga tiga hari ke depan, demikian dikutip dari The Straits Times pada Jumat (1/3/2019).

Saat ini, setidaknya terdapat 5.000 penumpang yang sebagian besar menaiki Thai Airways dan EVA Airways harus tertahan di Bandara Suvarnabhumi International Airport setelah Pakistan menutup teritori udara pada Rabu.

Maskapai penerbangan yang lain misalnya Singapore Airlines, telah mengalihkan rute dengan destinasi akhir Eropa melalui Mumbai dan Dubai. Sedangkan penerbangan Frankfurt dibatalkan oleh maskapai Singapura tersebut.

 

Simak pula video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Ribuan Penumpang Telah Terlantar Sejak Rabu

Ribuan penumpang terlantar di Bandara Internasional Suvarnabhumi, Bangkok, Thailand, ketika maskapai Thai Airways membatalkan puluhan penerbangan ke dan dari Eropa.

Kebijakan itu diambil menyusul penutupan wilayah udara Pakistan sejak Rabu, di tengah meningkatnya ketegangan dengan India, demikian sebagaimana dikutip dari The Straits Times.

Penumpang diminta mencari penerbangan alternatif jika ingin berangkat pada Kamis pagi, karena sebagian besar penerbangan dari Thailand ke Eropa rencananya akan diusahakan terbang selepas tengah malam.

"... ada sekitar 5.000 penumpang yang datang untuk check-in tetapi tidak bisa terbang, sebagian besar dari maskapai Thai Airways," kata Kolonel Umnart Chomshai, pengawas polisi pariwisata di Bandara Suvarnabhumi.

Pejabat bandara lainnya mengatakan pusat bantuan telah disiapkan untuk para penumpang yang terdampak. 

Thai Airways mengatakan pada hari Kamis, bahwa mereka akan melanjutkan penerbangan setelah mendapatkan izin dari otoritas China untuk menggunakan wilayah udaranya bagi puluhan rute ke Eropa, menggantikan jalur Pakistan yang sedang riskan. 

Namun, katanya, semua penerbangan dari dan ke Pakistan dibatalkan. Maskapai ini mengoperasikan satu penerbangan harian ke Karachi dan Lahore, dan empat penerbangan per minggu ke Islamabad.

Saat ini, Thailand adalah salah satu tujuan wisata paling populer di dunia, di mana menerima lebih dari 38 juta pengunjung tahun lalu.