Sukses

Guru di Iran Gelar Aksi Mogok Nasional, Tuntut Dua Hal Ini

Sejumlah guru di Iran menggelar aksi unjuk rasa dengan damai, pada Mingga hingga Senin, 4 hingga 5 Maret 2019.

Liputan6.com, Teheran - Sejumlah guru di Iran melakukan unjuk rasa damai di seluruh negara, pada Senin hingga Selasa, 4-5 Maret 2019. Aksi kolektif itu adalah keempat kalinya sejak Oktober 2018 lalu.

Para pendidik menuntut dua hal dalam aksi mogok nasional itu, yakni kondisi kerja yang lebih baik serta pembebasan aktivis-aktivis pendidikan yang ditahan oleh pemerintah.

Hal itu mengingat profesi guru di iran mendapatkan gaji yang rendah dari pemerintah. Hal itu berpengaruh terhadap kesejahteraan mereka, khusunya dalam membeli kebutuhan pokok.

Pada hari berlangsungnya demonstrasi, ratusan foto dipasang di sebuah akun telegram https://t.me/kasenfi oleh Coordinating Council of Teachers Syndicates in Iran (CCTSI) atau Dewan Koordinasi Sindikasi Guru di Iran.

Dalam foto-foto tersebut terlihat para guru melakukan aksi duduk dan memegang berbagai poster, sebagaimana dikutip dari VOA Indonesia pada Selasa (5/3/2019).

Dalam poster yang dibawa oleh massa aksi, tertulis slogan yang merepresentasikan tuntutan mereka.

Adapun demonstrasi direncanakan akan berlangsung selama tiga hari, hingga Selasa 5 Maret 2019 waktu setempat. Hingga berita ini terbit, belum terdapat konfirmasi apakah aksi hari terakhir berhasil dilaksanakan.

CCTSI mengatakan foto-foto pemogokan para guru itu datang dari kota-kota seperti Teheran, Karaj di bagian utara, Ardabil – Marivan – Sanandaj dan Saggez di bagian barat laut, Shiraz di barat daya, dan Isfahan dan Yazd di bagian tengah.

Payung organisasi para guru di Iran itu mempromosikan foto-foto itu dengan menggunakan bahasa Parsi dan tagar #nationwide_teachers_sit-in.

Tagar yang dimaksud telah digunakan ribuan kali oleh para pengguna media sosial, yang juga membagi foto-foto itu melalui Twitter dan Instagram.

 

Simak pula video pilihan berikut:

 

2 dari 2 halaman

Juga Terjadi Protes Kelangkaan Air

Sejak tahun lalu, demonstrasi memang sering terjadi di Iran yang menuntut berbagai hal berbeda. Pada Juli 2018 lalu, 

Ratusan warga di Kota Khorramshahr, barat daya Iran menggelar demonstrasi untuk memprotes kekurangan pasokan air sejak Jumat, 29 Juni 2018.

Demonstrasi itu berujung bentrok dengan aparat. Akibatnya, pada Sabtu 30 Juni waktu setempat, beberapa pengunjuk rasa dilaporkan tewas.

Jumlah korban tewas beragam. BBC Persia, pada Minggu 1 Juli 2018, melaporkan satu orang tewas. Sementara The Times of Israel menyebut bahwa korban tewas mencapai empat orang.

The Times of Israel juga melaporkan bahwa aparat Iran diketahui melepas tembakan berpeluru tajam ke arah demonstran.

Kendati demikian, belum ada keterangan resmi yang mampu mengonfirmasi total korban tewas maupun kabar soal tindakan represif aparat.

Unjuk rasa itu adalah protes kelangkaan air terbesar yang pernah terjadi di Iran tahun ini. Demikian seperti dikutip dari VOA Indonesia.

Dalam sebuah video dari penduduk Khorramshahr yang diverifikasi oleh VOA Persia, tampak massa dalam jumlah besar berunjuk rasa di jalan-jalan kota itu pada Jumat 29 Juni 2018 lalu.

Khorramshahr berada di Provinsi Khuzestan dan bersebelahan dengan Sungai Karun yang membentuk perbatasan dengan Irak. Wilayah itu banyak dihuni oleh warga Iran keturunan Arab.

Kawasan itu menderita kelangkaan air minum selama berbulan-bulan, sebagian besar disebabkan akibat cuaca kering.

Penduduk yang berbicara dengan VOA Persia mengatakan, mereka juga menyalahkan pemerintah yang salah mengatur pasokan air hingga mengakibatkan kelangkaan. Mereka juga mengungkapkan kecurigaan bahwa pemerintah mengalihkan pasokan itu ke Irak dan Kuwait.

Sebelumnya bulan ini, beberapa penduduk Kota Khorramshahr mematahkan saluran pipa dan merekam sebuah pipa yang mengalirkan air bersih ke perbatasan Irak. Pengungkapan kasus itu membuat marah penduduk setempat.

Kantor berita Fars milik pemerintah Iran melaporkan protes di Khorramshahr ini, katanya, sekitar 300 orang berdemonstrasi memprotes muatan garam dalam air yang dipasok pemerintah kota.

Seorang penduduk Khorramshahr mengatakan kepada VOA Persia, air yang dipasok pemerintahan kota sangat tercemar hingga penduduk tidak bisa memurnikannya dengan penyaring di rumah.