Sukses

RI Siap Bantu Keluarga WNI Korban Kecelakaan Ethiopian Airlines

Indonesia siap memberikan segala bantuan yang diperlukan kepada pihak keluarga dari seorang korban WNI dalam kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines ET 302.

Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Luar Negeri mengatakan siap memberikan segala bantuan yang diperlukan kepada pihak keluarga dari seorang korban warga negara Indonesia (WNI) dalam kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines ET 302.

Sebuah Boeing 737 MAX 8 yang dioperasikan oleh Ethiopian Airlines jatuh pada Minggu 10 Maret 2019 pagi waktu lokal, hanya beberapa menit setelah lepas landas dari Addis Ababa. Semua 157 orang di dalamnya dikabarkan tewas.

Satu orang WNI yang tewas dalam targedi jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines, telah dikonfirmasi sebagai Harina Hafitz, salah seorang staf pada Program Pangan Dunia (WFP) yang berbasis di Roma, Italia.

Dalam kutipan surat bela sungkawa yang diterima oleh Liputan6.com pada Senin 11 Maret, Direktur WFP David Beasley mengatakan bahwa terdapat 7 orang anak buahnya yang tewas dalam tragedi nahas pada Minggu pagi.

Kemlu RI turut mengonfirmasi laporan itu dan menambahkan bahwa pemerintah via KBRI Roma dan KBRI Addis Ababa telah berkoordinasi dengan Ethiopian Airlines dan berbagai pihak guna memberikan bantuan yang diperlukan oleh keluarga korban.

"Dalam info yang kami terima dari kantor Ethiopian Airlines lewat KBRI Addis Ababa, ada satu WNI yang menjadi korban kecelakaan tersebut," kata Juru Bicara Kemlu RI, Arrmanatha Nasir, Senin (11/3/2019).

"Kemlu menyampaikan duka cita mendalam kepada para keluarga korban, terutama keluarga korban WNI."

"Kemlu mendapat konfirmasi bahwa seorang WNI itu adalah perempuan yang tinggal di Roma, Italia dan bekerja untuk kantor World Food Programme PBB di Roma," Arrmanatha mengonfirmasi korban WNI tanpa menyebutkan nama demi alasan menjaga privasi keluarga.

"Yang bersangkutan sedang menuju Nairobi, Kenya bersama staf WFP lainnya untuk menghadiri sebuah pertemuan di Nairobi."

"Duta besar RI di Roma telah bertemu keluarga korban, menyampaikan bela sungkawa, memberikan dukungan, dan menawarkan bantuan yang diperlukan."

"KBRI Roma juga akan terus berkoordinasi dengan KBRI Addis Ababa dan WFP terkait pemulanganan jenazah maupun bantuan yang diperlukan keluarga."

Sampai detik ini belum ada informasi terkait penemuan jenazah korban WNI tersebut, tutup Arrmanatha.

 

Simak video pilihan berikut:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Bela Sungkawa dari WFP

Dalam surat bela sungkawa, Direktur WFP David Beasley mengatakan bahwa pihaknya telah menghubungi seluruh keluarga staf WFP yang menjadi korban jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines.

"Kami akan melakukan semua yang dimungkinkan secara manusiawi untuk membantu keluarga korban," katanya.

Beasley juga mengatakan bahwa WFP menyediakan penasihat hukum yang ditempatkan di markas besarnya di Roma per hari Senin ini.

Ditambahkan oleh Beasley, bahwa Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guteres, menyampaikan bela sungkawa mendalam terhadap seluruh korban tragedi Ethiopian Airlines, khususnya bagi keluarga besar WFP.

Dukungan serupa juga disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Amina Mohammed, Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta Fore, dan Komisaris Tinggi UNHCR Filippo Grandi.

Penerbangan Ethiopian Airlines ET 302, rencananya terbang menuju Nairobi, Kenya, dengan membawa 149 penumpang dan 8 awak kabin yang seluruhnya dikonfirmasi tewas.

Pesawat kehilangan kontak pukul 08.44 waktu setempat setelah lepas landas pukul 08.38 dari Bandara Internasional Bole di Ibu Kota Ethiopia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.