Sukses

Jenazah WNI Korban Kecelakaan Ethiopian Airlines Akan Dimakamkan di Roma

Kakak dari seorang WNI yang menjadi korban jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines menyebut, jenazah adiknya akan dimakamkan di Roma.

Liputan6.com, Roma - Kakak dari seorang warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines pada Minggu, 10 Maret 2019 lalu angkat bicara soal kabar duka yang menimpa keluarganya.

Sebuah Boeing 737 MAX 8 yang dioperasikan oleh Ethiopian Airlines jatuh pada Minggu, 10 Maret 2019 pagi waktu lokal, hanya beberapa menit setelah lepas landas dari Addis Ababa. Semua orang di dalamnya, sekitar 157 orang, tewas.

Satu orang WNI yang meninggal dalam targedi tersebut telah dikonfirmasi sebagai Harina Hafitz, salah seorang staf pada Program Pangan Dunia (WFP) yang berbasis di Roma, Italia.

Dalam kutipan surat belasungkawa yang diterima oleh Liputan6.com pada Senin, 11 Maret, Direktur WFP David Beasley mengatakan, terdapat tujuh orang anak buahnya yang tewas dalam tragedi nahas pada Minggu pagi.

Kementerian Luar Negeri RI turut membenarkan laporan itu dan menambahkan bahwa pemerintah Indonesia, via KBRI Roma dan KBRI Addis Ababa, telah berkoordinasi dengan Ethiopian Airlines dan berbagai pihak guna memberikan bantuan yang diperlukan oleh keluarga korban.

Hari Lutfi, adik dari Harina Hafitz menjelaskan bahwa kecelakaan nahas tersebut terjadi ketika korban sedang dalam perjalanan pulang ke Roma usai menghadiri agenda di Afrika.

"Telah berpulang kakak kami yg tercinta si (red: di) Addis Abbeba (red: Ababa) pada kecelakaan pesawat Ethopian airlines 10Maret2019 dalam perjalanan tugas United Nation menuju pulang ke Roma," kata Hari Lutfi dalam unggahannya di Twitter pada 10 Maret 2019.

Ia juga menjelaskan bahwa almarhumah akan dimakamkan di Roma, di mana ia berdomisili sejak puluhan tahun. Mendiang meninggalkan seorang suami berkewarganegaraan Italia dan dua orang anak.

"Semoga kakak kami Harina binti Hafitz diberi kelancaran dalam pemakamannya di Roma ..... aamiin," lanjutnya.

Liputan6.com telah mencoba menghubungi Hari Lutfi, tapi belum ada jawaban lebih lanjut.

Sementara itu, Duta Besar RI untuk Italia, Esti Andayani, mengatakan, "KBRI Roma akan membantu semaksimal mungkin apa pun keputusan keluarga. Namun hingga pagi ini (waktu lokal) belum ada keputusan final," ujarnya lewat pesan singkat kepada Liputan6.com, Senin, 11 Maret 2019.

"Mereka (keluarga di Roma) masih menunggu kedatangan keluarga dari Jakarta dan informasi lebih lanjut secara protokoler dari Kantor WFP."

Dubes Esti mengatakan bahwa pihak KBRI Roma masih menunggu semua proses dan prosedur identifikasi serta evakuasi jenazah.

"Sementara KBRI Addis Ababa yang mengawal semua proses di Ethiopia," lanjutnya.

Sementara itu, juru bicara Kemlu RI Arrmanatha Nasir mengatakan, "Sampai hari ini, belum ada informasi terkait penemuan jenazah korban WNI tersebut."

 

Simak video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Bela Sungkawa dari WFP

Dalam surat belasungkawa, Direktur WFP David Beasley mengatakan bahwa pihaknya telah menghubungi seluruh keluarga staf WFP yang menjadi korban jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines.

"Kami akan melakukan semua yang dimungkinkan secara manusiawi untuk membantu keluarga korban," katanya.

Beasley juga mengatakan bahwa WFP menyediakan penasihat hukum yang ditempatkan di markas besarnya di Roma per hari Senin ini.

Ditambahkan oleh Beasley, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guteres, menyampaikan belasungkawa mendalam terhadap seluruh korban tragedi Ethiopian Airlines, khususnya bagi keluarga besar WFP.

Dukungan serupa juga disampaikan oleh Wakil Sekretaris Jenderal Amina Mohammed, Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta Fore, dan Komisaris Tinggi UNHCR Filippo Grandi.

Penerbangan Ethiopian Airlines ET 302, rencananya terbang menuju Nairobi, Kenya, dengan membawa 149 penumpang dan delapan awak kabin yang seluruhnya dikonfirmasi tewas.

Pesawat kehilangan kontak pukul 08.44 waktu setempat setelah lepas landas pukul 08.38 dari Bandara Internasional Bole di Ibu Kota Ethiopia.