Sukses

Boeing Cekal Operasi Seluruh Armada 737 MAX di Dunia PascaTragedi Ethiopian Airlines

Pabrikan pesawat AS, Boeing mengatakan akan menangguhkan operasional semua armada tipe 737 MAX di dunia, yakni sebanyak 371 pesawat.

Liputan6.com, Jakarta - Pihak Boeing mencekal seluruh armada 737 MAX di dunia. Langkah tersebut dilakukan setelah penyelidik menemukan bukti baru di lokasi kecelakaan fatal Ethiopian Airlines.

Dikutip dari BBC, Kamis (14/3/2019), pabrikan pesawat AS itu mengatakan akan menangguhkan semua armada Boeing, 371 pesawat.

Federal Aviation Administration (FAA) atau Administrasi Penerbangan Federal mengatakan bukti baru serta data satelit yang baru disempurnakan mendorong keputusan untuk sementara melarang operasional jet tersebut.

FAA sebelumnya masih bertahan untuk tak mengumumkan pencekalan tersebut, meski sejumlah negara membuat keputusan lebih awal menghentikan layanan pesawat Boeing.

Kecelakaan fatal pada Minggu 10 Maret di Addis Ababa menewaskan 157 orang.

Itu adalah bencana fatal kedua Boeing Max 8 dalam lima bulan, setelah sebelumnya unit dengan tipe yang sama jatuh di Indonesia pada Oktober 2018 dan menewaskan 189 orang.

Saksikan juga video berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Apa Sebenarnya yang Ditemukan FAA?

FAA memiliki tim yang menyelidiki bencana di lokasi kecelakaan Ethiopian Airlines yang bekerja sama dengan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional.

Dan Elwell, pejabat administrator FAA, mengatakan pada hari Rabu: "Menjadi jelas bagi semua pihak bahwa pola penerbangan Ethiopian Airlines sangat mirip dan armada berperilaku sangat mirip dengan penerbangan Lion Air."

Dia menambahkan bahwa "bukti yang kami temukan di darat menunjukkan pola penerbangan sangat mirip dengan Lion Air".

Presiden AS, Donald Trump sebelumnya mengumumkan bahwa FAA akan membuat perintah darurat setelah "informasi baru dan bukti fisik dari situs dan dari lokasi lain serta melalui beberapa keluhan lainnya".

AS adalah negara terbaru yang menangguhkan Boeing 737 MAX agar tidak terbang setelah negara-negara termasuk Inggris, Uni Eropa, China, India, dan Australia.

Sebelumnya FAA menyatakan tinjauan mereka telah menunjukkan "tidak ada masalah di kinerja sistemik" dan tidak ada dasar untuk mencekal operasional Boeing.

Sebelumnya pada hari Rabu, Kanada juga mencekal operasional pesawat setelah Menteri Transportasi Marc Garneau mengatakan dia telah menerima bukti baru tentang kecelakaan itu.

Dia mengatakan bahwa data satelit menunjukkan kemungkinan kesamaan antara pola penerbangan pesawat Boeing 737 Max yang beroperasi di Kanada dan pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh.

Komentar Boeing

Boeing mengatakan bahwa mereka "terus memiliki kepercayaan penuh pada unit 737 Max".

Namun pihaknya menambahkan bahwa setelah berkonsultasi dengan FAA dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional, mereka memutuskan untuk menghentikan penerbangan "karena terlalu berhati-hati dan untuk meyakinkan masyarakat atas keselamatan pesawat terbang".

Dennis Muilenburg, bos Boeing, mengatakan: "Kami melakukan segalanya untuk memahami penyebab kecelakaan dalam kemitraan dengan para penyelidik, menyebarkan peningkatan keselamatan dan membantu memastikan ini tidak terjadi lagi."