Sukses

Paus Fransiskus Mengecam Penembakan Masjid di Selandia Baru

Paus Fransiskus menyampaikan duka yang mendalam terkait serangan masjid di Christchurch, Selandia Baru.

Liputan6.com, Vatikan - Serangan teror terjadi di dua masjid Kota Christchurch Selandia Baru pada Jumat, 15 Maret 2019. Komplotan ekstremis sayap kanan memasuki masjid dengan tiba-tiba, sambil menghabisi para jemaah yang akan melaksanakan salat Jumat. Setidaknya 49 orang dinyatakan tewas dalam kejadian tersebut.

Insiden yang melanggar kemanusiaan itu mendapatkan kecaman dari berbagai pihak. Tidak hanya tokoh dari negara mayoritas Muslim sebagaimana yang telah diwartakan oleh Liputan6.com sebelumnya, pemimpin tertinggi Katolik juga turut memberikan tanggapan.

Paus Fransiskus mengecam tragedi nahas di Selandia Baru tersebut. Mengutip BBC News pada Jumat (15/3/2019), Paus menyebut insiden sebagai "tindak kekerasan yang tidak masuk akal" (senseless act of violence). Ia juga mengucapkan duka cita yang amat dalam terhadap korban meninggal dan luka-luka akibat penembakan.

Dalam sebuah pesan yang dikirim oleh Menteri Luar Negerinya, Paus Fransiskus mendoakan dan bersolidaritas terhadap seluruh warga Selandia Baru, khususnya komunitas Muslim, yang menjadi korban serangan mengerikan tersebut.

Ia juga menghargai upaya petugas keamanan dalam situasi yang sulit tersebut.

 

Simak pula video pilihan berikut:

2 dari 2 halaman

Presiden Turki Turut Mengecam

Para pemimpin politik dari seluruh dunia juga menyatakan kecaman mereka atas penembakan di Selandia Baru pada hari Jumat, yang menewaskan 49 orang, dan melukai setidaknya 20 orang. Salah satu dari pemimpin itu adalah Erdogan, Presiden Turki dari partai Islam AKP.

Erdogan pada Jumat 15 Maret 2019 mengutuk keras serangan yang terjadidi dua masjid Selandia Baru. Ia mengatakan bahwa hal itu memperlihatkan ketidaksukaan terhadap Islam yang dilihat oleh dunia.

"Dengan serangan ini, permusuhan terhadap Islam, yang telah dilihat oleh dunia ... telah terjadi melebihi kekerasan terhadap individu dan mencapai level pembunuhan massal," kata Erdogan saat dijumpai di pemakanan seorang mantan menteri Turki.

"Menjadi jelas bahwa pemahamanan yang direpresentasikan oleh pembunuh yang juga menargetkan negara kita, warga kita, dan saya sendiri, telah mulai berkembang di masyarakat Barat.

Juru bicara Erdogan Ibrahim Kalin menyebut tindakan itu sebagai serangan rasis dan fasis.

"Serangan ini memperlihatkan titik di mana permusuhan terhadap Islam dan Muslim telah berkembang," kata Kalin melalui akun Twitter pribadinya.

"Kami melihat berkali-kali wacana Islamfobia menentang Islam dan umat Muslim telah berubah menjadi ideologi yang sesat dan mematikan."