Liputan6.com, Christchurch - Dua WNI yang terluka dalam teror penembakan di masjid Selandia Baru telah berangsur pulih, kata kerabat korban dalam unggahan media sosial pagi ini waktu lokal.
Zulfirman Syah dan putra kecilnya, Averroes, masih menjalani perawatan medis di RS Christchurch Public Hospital hingga hari ini, kata sang istri Atta Marie dalam posting-an di Facebook yang dilihat Liputan6.com, Senin (18/3/2019).
"Suami saya masih di SPCU (Surgical Progressive Care Unit) dan terus berangsur pulih setiap harinya," kata Marie.
Advertisement
"Kami tidak tahu kapan ia akan keluar dari SPCU, tapi semuanya terlihat positif."
Baca Juga
Marie sempat menjelaskan bahwa Zulfirman "berada dalam kondisi stabil setelah operasi eksplorasi dan rekonstruktif yang luas."
Ia mengatakan, suaminya menderita "luka tembak di beberapa bagian tubuhnya" usai berusaha menjadi 'perisai' bagi putranya, Averroes.
Averroes, kata Marie, "mengalami luka ringan dan menjalani operasi pada Sabtu lalu untuk mengambil pecahan peluru."
"Putra kecil kami, Averroes, juga berangsur pulih, namun juga tidak tahu kapan ia akan keluar dari rumah sakit."
"Sungguh sulit untuk menahan bocah dua tahun energetik ini untuk tetap tenang," lanjut Marie bercanda.
"Sekali lagi, kami bersyukur atas aliran dukungan tanpa henti yang kami terima. Perawatan medis telah menjadi yang terbaik dan kami akan selamanya berterima kasih kepada setiap orang yang telah membantu meringankan kesulitan dari situasi ini."
Zulfirman dan putranya tertembak oleh pelaku bersenjata di Linwood Islamic Centre, Christchurch --sekitar 5 km dari TKP penembakan awal, Masjid Al Noor.
Pihak KBRI Wellington memastikan bahwa Zulfirman dan putranya mendapat perawatan medis yang layak di Christchurch. Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya, juga telah menjenguk pria Minang tersebut.
Â
Simak video pilihan berikut:
50 Orang Tewas dalam Penembakan di Selandia Baru
Lima puluh orang terbunuh dan 50 lainnya terluka dalam teror penembakan masjid di Selandia Baru, tepatnya di Christchurch pada 15 Maret 2019 lalu, kata polisi dalam sebuah pernyataan terbaru pada Minggu 17 Maret 2019 waktu lokal.
Tota 42 orang tewas di Masjid Al Noor, tujuh orang meninggal di Linwood dan satu lagi di rumah sakit.
Seorang pengungsi Suriah dan putra-putranya yang masih remaja, seorang akademisi Pakistan, dan seorang siswa adalah di antara para korban serangan hari Jumat, pembantaian terbesar dalam sejarah modern Selandia Baru, demikian seperti dikutip dari CNN, Minggu (17/3/2019).
Satu warga negara Indonesia, Lilik Abdul Hamid, yang sebelumnya dilaporkan hilang saat ini telah dikonfirmasi menjadi salah satu korban meninggal dunia dalam peristiwa penembakan di Christchurch.
Salah seorang pelaku, Brenton Harrison Tarrant (28) telah didakwa pada 16 Maret 2019 dengan pasal pembunuhan dan "banyak dakwaan lainnya dalam persidangan mendatang" kata otoritas.
Brenton Tarrant disebut sebagai seorang ekstremis sayap kanan dan pendukung 'supremasi kulit putih'.
Advertisement