Sukses

Jaksa Utrecht: Motif Pelaku Penembakan Diduga Karena Alasan Keluarga

Jaksa menyebut, pelaku penembakan di trem Utrecht diduga karena alasan keluarga.

Liputan6.com, Utrecht - Seorang pria kelahiran Turki, Gokmen Tanis, ditetapkan sebagai tersangka penembakan di Utrecht, Belanda, seperti dikonfirmasi oleh seorang juru bicara kepolisian kepada Euronews, yang dikutip pada Selasa (19/3/2019).

Laki-laki usia 37 tahun ini ditangkap polisi setelah seharian buron, beberapa jam usai ia menyerang orang-orang di dalam unit transportasi yang melintas di persimpangan 24 Oktoberplein itu, Senin pagi, sekitar pukul 10.45 waktu setempat.

Sementara itu, Jaksa Rutger Jeuken dalam konferensi pers mengemukakan bahwa perburuan terhadap Tanis diluncurkan setelah polisi menerima panggilan telepon dari saksi mata di tempat kejadian perkara.

Akses keluar-masuk seluruh kota di Belanda diblokir. Sementara masjid, sekolah, pusat transportasi dijaga ketat. Pihak berwenang menyebut, insiden itu tampaknya merupakan serangan teror dan untuk sementara waktu, tingkat ancaman di Provinsi Utrecht naik ke titik tertinggi. Namun kini sudah mulai diturunkan.

Meski motif serangan yang dilakukan Tanis belum diketahui, namun seorang jaksa penuntut mengatakan, pemantiknya diduga lantaran "alasan (faktor) keluarga."

Sedangkan kantor berita Turki, Anadolu, mengutip orang-orang yang berkaitan dengan serangan fatal itu, mengatakan bahwa Tanis menembak seorang wanita di trem dan kemudian menembak orang lain yang mencoba membantu perempuan itu.

Jumlah orang yang terluka awalnya diumumkan berjumlah 9, namun kemudian direvisi menjadi 5 oleh polisi Utrecht pada Senin sore. Sementara 3 orang dinyatakan tewas.

Perdana Menteri Belanda, Mark Rutte, menyatakan rasa prihatinnya terhadap kejadian mengerikan ini dan ia telah mengadakan pertemuan darurat dengan pihak berwajib.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Penembakan Terjadi Jelang Pemilu Lokal

Selain itu, Mark Rutte menambahkan bahwa Belanda "tersentak oleh serangan" mematikan yang ia gambarkan sebagai "sesuatu yang sangat mengganggu".

"Ada banyak pertanyaan dan rumor," katanya. "Tidak jelas apa motif di balik serangan ini."

Dia menyampaikan bahwa pemilu lokal akan berjalan sesuai rencana pada hari Rabu, tetapi bendera kebangsaan akan dikibarkan setengah tiang.

Para pemimpin dari seluruh dunia, termasuk Presiden Prancis Emmanuel Macron dan Perdana Menteri Spanyol Pedro Sánchez, juga menyampaikan belasungkawa atas insiden penembakan di Utrecht.

Presiden Komisi Eropa, Jean-Claude Juncker, mengatakan UE "siap mendampingi Belanda dan rakyatnya selama masa-masa sulit ini."

Universitas Utrecht juga menutup semua bangunannya. Layanan kereta juga tak diizinkan beroperasi ke stasiun pusat kota.

Pascapenangkapan Gokman Tanis, beberapa layanan angkutan umum kini telah beroperasi kembali.

Utrecht, kota terbesar keempat di Belanda, memiliki populasi sekitar 340.000.

Tingkat kejahatan rendah dan pembunuhan senjata jarang terjadi, yang merupakan kasus untuk sebagian besar negara.