Liputan6.com, Jakarta - Forum Infrastruktur India - Indonesia (IIIF) diselenggarakan untuk kedua kalinya pada Selasa, 19 Maret 2019. Adapun forum pertama telah terselenggara dengan sukses pada tanggal yang sama 2018 lalu.
Forum bertujuan sebagai sarana bagi industri India untuk mengeratkan kerja samanya dengan para pemangku kepentingan di Indonesia, khususnya pelaku bisnis infrastruktur.
Dalam acara itu, Duta Besar India untuk Indonesia Pradeep Kumar Rawat membuka kegiatan. Dalam pidatonya ia menekankan pentingnya sinergi antara pelaku industri di negaranya dan Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
"Kedua negara diakui sebagai aktor dengan ekonomi besar yang muncul kembali. Tantangan dan peluang kami tawarkan dalam banyak hal dan kita berdua sama-sama memiliki kesenjangan infrastruktur. Kita memiliki tantangan dalam hal keahlian, luas wilayah, dan semua hal yang dapat diatasi dengan infrastruktur. Kami berkomitmen untuk lebih jauh meningkatkan kemitraan," kata Rawat dalam pidatonya.
Rawat juga menyinggung bahwa kedua negara merupakan partner kerja sama strategis komprehensif (comprehensive strategic partner) saat ini. Oleh karenanya, ia mendorong kerja sama bilateral, termasuk antara pelaku bisnis (Business to Business) secara lebih intensif untuk mencapai target yang telah ditentukan.
"Indonesia dan India telah menargetkan US$ 50 miliar (sekira Rp 709,5 triliun) untuk dicapai pada 2025 ... Perdagangan bilateral antara kedua negara perlu didorong oleh berbagai komoditas untuk mencapai target, yakni dari US$ 20 miliar di 2017 (sekira Rp 283,8 triliun) menjadi USD 50 miliar pada 2025," kata Rawat.
"Target itu dapat diraih dengan kerja keras semua orang di ruangan ini,"Â pungkasnya.
Sementara itu, A. Gitesh Sarma, Wakil Menteri Luar Negeri India mewakili pemerintah Negeri Bollywood menyatakan keyakinannya bahwa Forum Infrastruktur India - Indonesia akan membangun hubungan yang lebih mapan antara pelaku bisnis di kedua negara. Selain itu, menurutnya, forum akan berdampak bagi partisipasi yang lebih besar dari perusahaan India dalam proyek infrastruktur yang tengah berjalan di Indonesia.
Sebagai catatan, kegiatan itu memang bermaksud membuka kesempatan lebih luas bagi investasi dalam berbagai sektor; seperti infrastruktur kota dan kesehatan, bandara, pelabuhan, energi, listrik, serta industri digital 4.0.
Â
Simak pula video pilihan berikut:
Â
Indonesia Sambut Baik Investasi
Pihak Indonesia menyambut baik langkah Negeri Bollywood. Dalam sebuah pidato, Menteri Koordinator Bidang Maritim Luhut Binsar Panjaitan mengapresiasi kerja sama antara perusahaan India dengan Indonesia. Ia mengatakan akan memberitahukan garis besar iklim investasi yang tengah berlangsung di Indonesia saat ini.
Indonesia, melalui Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM, Ikmal Lukman mengatakan bahwa penanaman modal asing (PMA) asal India di Indonesia terus mengalami peningkatan, yakni dari US$ 57,18 juta (sekira 812,4 miliar) pada 2013 menjadi US$ 206 juta (sekira Rp 2,9 triliun) pada 2018.
Pada kesempatan yang sama Ikmal juga menyampaikan ketangguhan ekonomi yang dimiliki Indonesia di tengah ketidakpastian global. Oleh karenanya, investasi di negeri ini akan selalu menjanjikan dengan banyak potensi yang dapat dieksplorasi.
Potensi yang dimaksud tersebar luas di berbagai daerah, mengingat dari data yang ditunjukkan oleh Ikmal, terlihat investasi masih cenderung dominan di Pulau Jawa.
Dalam kesempatan itu, hadir pula Gubernur Aceh Nova Iriansyah yang menyambut hangat pasrtisipasi perusahaan India di provinsinya. Ia mengatakan bahwa "kedua pihak tengah bekerja sama untuk mencapai hubungan yang lebih baik antara Banda Aceh, dengan Andaman dan Nikobar."
Hadir dalam acara itu sejumlah perwakilan dari pihak pemerintah dan pelaku bisnis. Tercatatat setidaknya perwakilan dari 27 perusahaan India berpartisipasi dalam forum. Sedangkan dari pihak tuan rumah, terdapat sekitar 42 perwakilan pemerintah dari berbagau direktorat jenderal, serta 97 perusahaan baik yang dimiliki oleh pemerintah (BUMN) maupun swasta.
Perusahaan Indonesia yang aktif berpartisipasi termasuk berbagai cabang industri infrastruktur. Di antara mereka adalah Pertamina, Garuda, Angkasa Pura, Pelindo, Jasa Marga, PLN, KAI, serta perusahaan lain yang bergerak di berbagai sektor penunjang.
Sedangkan korporasi India yang bergabung dalam forum di antaranya adalah GMR, GVK, BHEl, Adani, Larsen & Toubro, Tata Power, TCS, Tech Mahindra, Essar, WAPCOS, EXIM Bank, serta Jet Airways.
Secara umum, acara terdiri atas dua sesi, yakni presentasi satu arah, dengan diskusi panel yang berlangsung setelahnya diikuti dengan pertemuan pelaku bisnis (Business to Business) kedua negara. Kegiatan berlangsung hingga Senin Malam, di Hotel Wetsin, Jakarta.
Advertisement