Liputan6.com, Wellington - Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern menjadi perbincangan publik baru-baru ini. Ia dilihat sebagai figur pemimpin dengan rasa empati tinggi, menyusul insiden penembakan dua masjid di Kota Christchurch yang terjadi Jumat lalu.
Ardern sempat menyatakan sebuah kalimat yang membela umat muslim di negaranya, bahkan telah dikutip oleh banyak warganet, termasuk Hillary Clinton, mantan kandidat Presiden Amerika Serikat.
Advertisement
Baca Juga
Kalimat itu diberikan dalam sebuah pidato, Jumat, 15 Maret 2019.
"Banyak dari mereka yang telah terdampak langsung oleh penembakan kemungkinan adalah migran di Selandia Baru. Mereka mungkin pengungsi di sini. Mereka telah memilih untuk menjadikan Selandia Baru rumah mereka dan ini adalah rumah mereka. Mereka adalah kita. Orang yang melakukan kekerasan ini bukan (termasuk bagian dari kita)," kata Ardern, yang telah dikutip oleh banyak orang.
Selain memunculkan kalimat yang membela imigran muslim, PM Selandia Baru memiliki sejumlah hal menarik yang tidak banyak diketahui orang.
Berikut adalah lima fakta tentang Jacinda Ardern, dikutip dari berbagai sumber.
Simak pula video pilihan berikut:
1. Perdana Menteri Termuda
PM Jacinda Ardern adalah perdana menteri termuda dalam lebih dari satu abad, mengutip laman people.com, Rabu (20/3/2019).
Ardern menjabat posisi kepala pemerintahan pada usia 37 tahun, yakni mulai 26 Oktober 2017.
Umur yang muda bukan berarti memiliki sedikit pengalaman. Ia telah menjadi anggota parlemen sejak November 2008. Karier politiknya cukup stabil, di mana pada Agustus 2017 ia dinobatkan sebagai Ketua Partai Buruh, setelah lima bulan sebelumnya menjabat sebagai wakil pimpinan parpol.
Ia juga pernah menjadi staf Perdana Menteri Helen Clark, serta peneliti kebijakan politik untuk anggota parlemen; setelah mendapatkan gelar sarjana komunikasi politik dari Universitas Wakaito.
Advertisement
2. Pemimpin Perempuan yang Melahirkan Saat Menjabat
Masih dari sumber yang sama, Ardern disebut sebagai pemimpin negara kedua, setelah Benazir Bhutto, yang melahirkan saat masih menjabat.
Mengutip media New Zealand Herald, Ardern sempat mengumumkan pada awal Januari 2018 bahwa anak pertamanya akan lahir pada Juni.
"Dan kami pikir 2017 adalah tahun yang besar! Clarke (pasangan Ardern) dan saya sangat gembira bahwa pada bulan Juni 'tim' kami akan bertambah dari dua menjadi tiga," tulis Ardern dalam akun Instagram pribadinya.
Ia baru mengetahui kehamilannya enam hari sebelum dilantik sebagai perdana menteri.
Mendekati kelahiran, Ardern cuti selama enam minggu dari pekerjaannya. Saat bayinya telah lahir, ia segera memberi tahu khalayak.
“Selamat datang ... Merasa sangat beruntung memiliki bayi perempuan yang sehat ... Terima kasih banyak atas harapan dan kebaikan Anda (warga Selandia Baru). Kami semua melakukannya dengan sangat baik berkat tim yang luar biasa di Rumah Sakit Kota Auckland. ”
Putrinya itu kemudian diberi nama Neve Te Aroha Ardern Gayford.
3. Sempat Membawa Bayi ke Pertemuan PBB
Saat Neve Te Aroha berusia tiga bulan, PM Ardern membawa bayinya itu ke sebuah acara PBB. Sebuah tindakan yang jarang dilakukan oleh pemimpin lain di dunia.
Mengutip Times, Neve (anak Ardern) juga telah bersama ibunya di beberapa penampilan politik. Salah satunya adalah dalam kegiatan pemberian paket bantuan keluarga.
Advertisement
4. Lantang Menyuarakan Hak Perempuan
PM Ardern tidak pernah takut untuk berbicara tentang diskriminasi perempuan. Ia menentang perlakuan tidak adil yang dihadapi oleh sejumlah koleganya, sesama politikus perempuan.
Ia bahkan sempat memberikan kritikan pedas terhadap seksisme (diskriminasi berdasarkan jenis kelamin). Saat itu ia memprotes tindakan sejumlah perusahaan yang sering kali menanyakan perempuan terkait apakah mereka berencana untuk memiliki anak.
Memang, beberapa tempat pekerjaan sering kali diskriminatif, menganggap keberadaan perempuan dengan bayi akan "mengganggu produktivitas".
5. Berhati Lembut
Ardern dilihat sebagai figur pemimpin dengan jiwa keibuan. Ia memiliki empati yang tidak kecil.
Dalam sebuah surat kabar, Ardern mengatakan pada Agustus tahun lalu.
"Anda bisa pragmatis dan menumbuhkan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan dan melakukan semua hal yang Anda harapkan dari pemerintah, tetapi lakukan dengan hati," katanya.
Empati yang dimiliki Ardern juga kembali terlihat dari perlakuannya terhadap keluarga korban penembakan masjid di Kota Christchurch.
Dalam beberapa kesempatan ia terlihat sangat sedih, memeluk keluarga korban dengan sepenuh hati. Ia juga tampak mengenakan kerudung untuk menghormati komunitas Muslim.
Advertisement