Liputan6.com, Roma - Seorang politis Italia dirawat di rumah sakit setelah mengalami cacar air. Hal ini sungguh ironis. Sebab, sebelum menderita cacar air, pria tersebut menolak adanya aturan wajib vaksinasi bagi anak.
Dikutip dari laman Metro.co.uk, Kamis (21/3/2019), Selama ini, Fedriga menentang rencana pemerintah Italia yang mewajibkan setiap anak di negeri Menara Pisa itu mendapatkan vaksinasi cacar air.
Namun, 'karma' itu berlaku. Tepatnya pada minggu lalu, ia dirawat di rumah sakit gara-gara terkena cacar air.
Advertisement
Baca Juga
Atas kondisinya ini, Fedriga harus menerima cemooh dari pengguna media sosial. Netizen pun beramai-ramai membicarakannya dan menjadikannya bahan olok-olokan.
Salah satu netizen yang mencemoohnya adalah akun bernama @SuburbanVoice. Dalam cuitannya, ia menertawakan si politisi.
"Hay @M_Fedriga, sekarang kau merasakan karma bukan? Pastikan Anda tidak banyak menggaruk!," tulis @SuburbanVoice.
"@M_Fedriga menentang Italia melakukan vaksinasi (termasuk cacar air) dan dia baru saja terkena cacar air. Aku sangat menyukainya." tulis @YourManMurf.
Kini, sang politisi sudah bisa pulang. Itu semua setelah terjadi setelah ia mendapatkan perawatan selama beberapa hari terakhir.
Fedriga pun mengucapkan terima kasih keppada semua orang yang telah mendoakan kesembuhannya.
Sebelumnya, pemerintah Italia merencanakan program vaksin pada anak demi mencegah wabah termasuk cacar air.
Jika seorang anak tidak divaksin, ia tidak boleh untuk masuk sekolah. Selain itu orangtua si anak juga akan dikenakan sanksi berupa denda.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Kelompok Anti-Vaksin Jadi Ancaman?
Kelompok anti-vaksin dianggap sebagai ancaman terhadap kesehatan global pada 2019. Pernyataan ini disampaikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO).
Dilansir dari New York Post, WHO menulis bahwa keraguan akan vaksin mengancam untuk membalikkan kemajuan yang dibuat dalam menanggulangi penyakit yang bisa dicegah oleh vaksin.
"Vaksinasi adalah salah satu cara yang paling efektif untuk menghindari penyakit," tulis WHO seperti dikutip dalam rilis di laman resminya WHO.int.
Â
Advertisement