Liputan6.com, Hubei - Para ilmuwan mengatakan mereka telah menemukan ribuan fosil yang menakjubkan di tepi sungai sebuah provinsi di Tiongkok.
Fosil-fosil tersebut diperkirakan berumur sekitar 518 juta tahun. Materi fosil, kata ilmuwan, bersifat "tidak biasa" karena merupakan komposisi dari jaringan tubuh lunak dari banyak makhluk, termasuk kulit, mata, dan organ-organ dalamnya yang terawetkan dengan baik dan "indah", demikian seperti dikutip dari BBC, Senin (25/3/2019).
Palaeontolog menyebut temuan itu "menakjubkan" - terutama karena lebih dari setengah fosilnya adalah spesies yang belum ditemukan.
Advertisement
Fosil-fosil itu, yang dikenal sebagai biota Qingjiang, dikumpulkan di dekat sungai Danshui di Provinsi Hubei.
Baca Juga
Lebih dari 20.000 spesimen telah dikumpulkan, dan total 4.351 telah dianalisis sejauh ini, termasuk cacing, ubur-ubur, anemon laut dan ganggang.
Mereka akan menjadi "sumber yang sangat penting dalam studi tentang asal mula makhluk", salah satu pemimpin penelitian lapangan, Xingliang Zhang dari Northwest University China, mengatakan kepada BBC.
Rincian temuan diterbitkan dalam jurnal Science pada hari Jumat 22 Maret 2019.
Penemuan ini sangat luar biasa karena "mayoritas makhluk adalah organisme bertubuh lunak seperti ubur-ubur dan cacing yang biasanya tidak memiliki peluang menjadi fosil", Prof Robert Gaines, ahli geologi yang juga mengambil bagian dalam penelitian ini, mengatakan dalam sebuah surat elektronik ke BBC.
Mayoritas fosil cenderung berasal dari hewan bertubuh keras, karena zat yang lebih keras, seperti tulang, cenderung membusuk dan terurai.
Biota Qingjiang pasti "terkubur dengan cepat di sedimen" karena badai, agar jaringan lunaknya terpelihara dengan baik, kata Prof Zhang.
Para ilmuwan sangat senang dengan fosil ubur-ubur dan anemon laut, yang dijelaskan Prof Gaines sebagai "tidak seperti apa pun yang pernah saya lihat. Kelimpahan mereka dan keanekaragaman bentuknya menakjubkan."
Â
Simak video pilihan berikut:
Temuan Paling Signifikan dalam 100 Tahun Terakhir
Sementara itu, Prof Allison Daley, seorang paleontolog yang bukan bagian dari penelitian itu tetapi menulis analisis pelengkap dalam Science, mengatakan kepada program Science in Action BBC bahwa temuan itu adalah salah satu yang paling signifikan dalam 100 tahun terakhir.
"Itu mengejutkan saya - sebagai ahli paleontologi, saya tidak pernah berpikir saya akan menyaksikan penemuan situs yang luar biasa ini," kata Daley.
"Untuk pertama kalinya kita melihat pelestarian ubur-ubur - ketika Anda memikirkan ubur-ubur hari ini, mereka bertubuh sangat lunak, sangat halus, tetapi mereka terawetkan dengan sangat baik di situs ini."
Tim peneliti sekarang mendokumentasikan spesimen yang tersisa, dan melakukan lebih banyak pengeboran di wilayah tersebut untuk mengetahui lebih lanjut tentang ekosistem lokal kuno, dan proses fosilisasi.
Prof Zhang berkata bahwa dia sangat menantikan untuk mempelajari "semua spesies baru ini - saya selalu bersemangat ketika kita mendapatkan sesuatu yang baru."
Fosil-fosil itu berasal dari periode Kambria, yang dimulai 541 juta tahun yang lalu dan melihat peningkatan cepat dalam keanekaragaman hewan di Bumi.
Prof Gaines berharap karyanya juga akan menyentuh banyak pembaca modern.
"Keanekaragaman hayati saat ini adalah sesuatu yang kita anggap remeh, meskipun ada indikasi bahwa tingkat kepunahan meningkat tajam."
"Namun sebagian besar garis keturunan hewan utama didirikan dalam peristiwa tunggal dalam sejarah kehidupan, ledakan Kambrium, yang belum pernah terjadi sebelumnya atau sesudahnya. Ini juga mengingatkan kita akan hubungan kekerabatan kita yang mendalam dengan semua hewan yang hidup."
Advertisement