Liputan6.com, Washington DC - Kementerian Pertahanan Amerika Serikat (Pentagon) telah mengizinkan transfer senilai US$ 1 miliar kepada insinyur militer setempat, untuk pembangunan tembok baru di sepanjang perbatasan AS-Meksiko, tepatnya di area sepanjang 91 km.
Dana tersebut adalah yang pertama di bawah skema pembiayaan darurat nasional yang dinyatakan oleh Presiden Donald Trump awal tahun ini. Skema itu dipilihnya untuk melangkahi persetujuan Kongres AS, yang mana lembaga legislatif itu telah menolak usulan Trump mengenai pembangunan partisi baru di perbatasan selatan.
Partai Demokrat yang beroposisi telah memprotes langkah itu.
Advertisement
Baca Juga
Presiden Trump menyebut situasi di perbatasan AS - Meksiko sebagai "krisis" dan menegaskan penghalang fisik diperlukan untuk menghentikan penjahat yang menyeberang ke AS. Para pengkritik menyebut bahwa alasan itu dibuat-buat agar Trump mampu memenuhi janji kampanyenya.
Sebuah pernyataan Pentagon mengatakan, penjabat Menteri Pertahanan AS Patrick Shanahan telah "memberi wewenang kepada Korps Insinyur Angkatan Darat AS untuk mulai merencanakan dan mengeksekusi dana senilai hingga US$ 1 miliar sebagai bentuk dukungan kepada Kementerian Keamanan Dalam Negeri dan badan Bea Cukai dan Patroli Perbatasan."
Pernyataan itu mengutip undang-undang federal yang "memberi Kementerian Pertahanan wewenang untuk membangun jalan dan pagar dan memasang lampu untuk memblokir koridor penyelundupan narkoba melintasi batas internasional Amerika Serikat dalam mendukung kegiatan kontra-narkotika dari lembaga penegak hukum federal."
Selain pagar "pejalan kaki" setinggi 5 meter, dana tersebut akan mencakup perbaikan jalan dan lampu baru.
Para senator dari fraksi Demokrat mengkritik skema pembiayaan itu, berargumen bahwa pelolosannya tidak meminta izin dari komite yang tepat dan tidak memberi tahu Kongres.
"Kami sangat menentang substansi transfer dana, dan kepada kementerian yang melaksanakan transfer tersebut tanpa meminta persetujuan dari komite pertahanan Kongres dan melanggar ketentuan dalam alokasi pertahanan itu sendiri," tulis para senator dalam surat kepada Menhan Shanahan, CNN melaporkan.
Pernah Umumkan Keadaan DaruratÂ
Trump mengumumkan keadaan darurat pada 15 Februari 2019 setelah Kongres menolak permintaannya untuk biaya pembangunan tembok perbatasan Meksiko - AS senilai total US$ 5,7 miliar.
Presiden kemudian menggunakan cara lain dengan mendeklarasikan keadaan darurat, di mana ia berusaha untuk melangkahi mekanisme checks-and-balances Kongres dan memperoleh pembiayaan dari kantung-kantung anggaran lain, termasuk salah satunya, anggaran kementerian.
Partai Demokrat menyebut deklarasi keadaan darurat itu tidak konstitusional.
House of Representatives (DPR AS) yang didominasi Demokrat mengeluarkan resolusi untuk membatalkan keadaan darurat bulan lalu, dan 12 senator Partai Republik di Senat (DPD AS) memihak senator Demokrat untuk menyelesaikannya melalui mekanisme Senat.
Namun, Trump memveto resolusi awal bulan ini.
Kongres sekarang akan membutuhkan mayoritas dua pertiga suara di kedua kamar (DPR dan DPD) untuk menganulir langkah Trump, yang menurut para pengamat sulit untuk mungkin terjadi.
Â
Simak video pilihan berikut:
5 Fakta soal Tembok Perbatasan Donald Trump, Biang Shutdown...
Pendanaan pembangunan tembok baru di perbatasan Amerika Serikat - Meksiko seperti yang diinginkan dan telah lama dijanjikan oleh Presiden Donald Trump dalam kampanye Pilpres 2016, mengakibatkan penutupan pemerintahan atau government shutdown paling lama dalam sejarah AS.
Trump mengatakan, ia membutuhkan US$ 5,7 miliar untuk membangun tembok baru yang diperlukan guna mengatasi "krisis kemanusiaan dan keamanan" di perbatasan selatan.
Fraksi Partai Demokrat di House of Representatives (majelis rendah Kongres) mengatakan tembok baru itu adalah pemborosan uang pembayar pajak. Mereka juga menolak alasan yang dikemukakan administrasi Trump untuk membangun tembok, menyebutnya sebagai "krisis yang dibuat-buat".
Dianggap sebagai biang shutdown terlama dalam sejarah AS, berikut lima fakta seputar tembok baru perbatasan AS-Meksiko yang diinginkan Trump, sebagaimana dilansir BBC, 21 Januari 2019 baca selengkapnya...
Advertisement