Liputan6.com, Washington DC - Pasca-terjadinya dua insiden kecelakaan pesawat terbang dengan tipe sama, yakni Lion Air JT610 pada Oktober 2018 dan Ethiopian Airlines ET302 baru-baru ini; Boeing mengklaim telah memperbaiki 737 MAX.
Dalam sebuah pernyataan pada Rabu, 27 Maret 2019, perubahan itu disebut akan meningkatkan keamanan pesawat.
"Kami bekerja dengan pelanggan dan regulator di seluruh dunia untuk mengembalikan kepercayaan pada industri kami, dan juga untuk menegaskan kembali komitmen kami terhadap keselamatan dan untuk mendapatkan kepercayaan bagi masyarakat penerbangan,” kata Mike Sinnett, wakil bos perusahaan Boeing, di Renton, Washington, sebagaimana dikutip dari CNBC News pada Kamis (28/3/2019).
Advertisement
Baca Juga
Sejak pengumuman ini, saham Boeing naik 1 persen, setelah sebelumnya sempat turun drastis.
Mike Sinnett juga mengatakan bahwa ia akan segera mempresentasikan perbaikan Boeing 737 MAX di depan para pemangku kepentingan.
"Kami sedang bekerja dengan pilot dan pejabat industri," kata Sinnett.
"Kami memiliki 200 (unit) di antaranya hari ini di fasilitas Renton kami dan kami akan menghabiskan waktu bersama mereka (pilot dan pejabat industri) untuk menjelaskan pembaruan yang kami buat terhadap 737 MAX, untuk mendapatkan masukan dan mengembalikan kepercayaan mereka," lanjutnya.
Pembaruan tersebut akan dikirim ke Administrasi Penerbangan Federal (FAA) untuk persetujuan sertifikasi, beserta rencamna untuk pelatihan pilot. Sejumlah pejabat industri percaya bahwa FAA membutuhkan waktu sekitar dua minggu untuk menerbitkan sertifikasi yang dimaksud.
Sertifikasi tersebut sangat penting karena FAA dan regulator lain di seluruh dunia akan menandatangani keselamatan Boeing 737 MAX sebelum mereka menyetujui pesawat untuk terbang sekali lagi dan mengangkut penumpang. Sejumlah analis percaya bahwa dibutuhkan waktu enam hingga minggu sebelum jet diterbangkan kembali.
Simak pula video pilihan berikut:
Pembaharuan
Boeing menyampaikan beberapa pembaruan yang telah dilakukan terhadap 737 MAX. Perbaikan yang dimaksud adalah dalam Sistem Augmentasi Karakteristik Manuver pesawat (MCAS) yang merupakan kontrol penerbangan otomatis. MCAS saat ini akan menerima data dari kedua sensor “angle of attack”, bukan hanya satu, demikian sebagaimana diklaim oleh perusahaan pesawat tersebut.
Dalam MCAS tersebut, Boeing mengatakan bahwa jika pilot tidak setuju lebih dari 5,5 derajat, sistem MCAS akan dinonaktifkan dan tidak akan mendorong hidung pesawat lebih rendah.
Selain itu, indikator pada layar kontrol penerbangan juga ditambahkan sehingga pilot mengetahui kapan sensor serangan tidak setuju.
Di samping pembaruan sistem, Boeing juga berjanji akan mengadakan peningkatan pelatihan yang diperlukan untuk semua pilot 737 MAX, sehingga mereka lebih memahami tentang cara kerja sistem MCAS dan cara menonaktifkannya jika mereka menghadapi masalah.
Bob Waltz, ilot maskapai Southwest Airlines menanggapi pernyataan ini.
“Pembaruan perangkat lunak Boeing tampaknya menambah lapisan keselamatan lain untuk pengoperasian pesawat MAX,” kata Bob Waltz, kepala pilot Southwest.
“Kami menantikan panduan akhir FAA dan akan sepenuhnya mematuhi setiap modifikasi dan persyaratan pelatihan tambahan untuk memperkuat keandalan 737 Max," pungkasnya.
Advertisement