Sukses

Mengenal 5 Sosok yang Siap Gantikan Posisi Theresa May Sebagai PM Inggris

Terdapat lima sosok yang disebut siap menggantikan posisi Theresa May sebagai perdana menteri Inggris.

Liputan6.com, London - Perdana Menteri Inggris Theresa May merilis sebuah pengumuman mengejutkan pada Rabu 27 Maret 2019, ketika dirinya mengatakan akan siap mundur sebelum negosiasi Brexit berikutnya.

Oleh para pengamat, keputusan May itu kemungkinan besar terkait dengan tekanan Partai Konservatif yang mendesaknya turun dari jabatan pemimpin konstitusional Inggris, demikian sebagaimana dikutip dari The Straits Times pada Kamis (28/3/2019).

"Saya siap untuk meninggalkan pekerjaan ini lebih awal dari yang saya maksudkan, untuk melakukan apa yang benar bagi negara kita dan partai kita," lanjutnya.

Sementara itu, PM May tidak menjadwalkan tanggal pengunduran dirinya.

Beberapa anggota parlemen Inggris mengatakan pemilihan kepemimpinan dalam Partai Konservatif bisa terjadi selama musim panas, dan sang perdana menteri kemungkinan meninggalkan kantornya di 10 Downing Street pada musim gugur.

Laporan lain menunjukkan pemimpin baru bisa saja terpilih pada bulan Juli, dengan catatan bahwa pergantian kepemimpinan dai dalam satu partai tidak membutuhkan pemilihan umum.

Meski begitu, berbagai surat kabar terkemuka dunia, seperti The Guardian dan Washington Post, telah membahas tentang beberapa sosok terkemuka di perpolitikan Inggris, yang cocok menggantikan peran Theresa May.

Mereka membahas hal tersebut dengan menggabungkannya dengan hasil survei oleh lembaga pemantau independen William Hill.

Berikut adalah lima sosok yang digadang-gadang menjadi kandidat terkuat untuk menjabat perdana menteri Inggris selanjutnya.

 

Simak video pilihan berikut: 

2 dari 6 halaman

1. Michael Gove

Menteri Pendidikan Inggris ini adalah salah satu kandidat terfavorit untuk menggantikan posisi Theresa May. Sebagai seorang pendukung Brexit terkemuka, dan juga figur Partai Konservatif yang paling disorot, Gove memainkan peran penting dalam kampanye "Dukung Referendum" pada 2016.

Gove dikenal sangat dekat dengan PM May ketika dia kembali bertugas di kabinet, namun mendapat sandungan oleh tuduhan pengkhianatan terhadap Boris Johnson dalam kontes kepemimpinan 2016.

 

3 dari 6 halaman

2. Boris Johnson

Selain Gove, nama Boris Johnson juga disebut-sebut sebagai kandidat terkuat. Ia diketahui mendukung penuh rencana Brexit, meski belakangan terus berseberangan pendapat dengan Theresa May.

Mantan Menteri Luar Negeri Inggris yang dikenal flamboyan itu dinilai sebagai politikus langka, karena memiliki daya tarik lintas partai.

Di balik latar belakang Partai Konservatif yang menaunginya, Johnson pernah menjabat dua periode sebagai walikota London, sebuah jabatan yang umumnya dipegang oleh kubu Buruh.

4 dari 6 halaman

3. Jeremy Hunt

Jeremy Hunt menjabat sebagai menteri luar negeri setelah Boris Johnson mengundurkan diri terkait penanganan Brexit oleh May.

Sebelumnya, Hunt menjabat sebagai menteri kesehatan, posisi yang dipegangnya selama hampir enam tahun.

Dia memilih untuk tetap dalam referendum 2016, tetapi belakangan ikut geram terhadap sikap Uni Eropa terkait Brexit, yang dinilainya "arogan".

5 dari 6 halaman

4. David Lidington

Saat ini, David Lidington adalah wakil Theresa May secara de facto, dan dipandang oleh banyak pihak, sebagai penerus yang "relatif aman".

Lidington dikenal sebagai seorang politikus yang berperangai tenang, dan diyakini kuat akan menjadi pilihan pertama May ketika benar-benar turun dari jabatannya.

6 dari 6 halaman

5. Sajid Javid

Sajid Javid adalah politikus etnis minoritas pertama yang menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri Inggris. Dia dikenal sebagai sosok Eurosceptic yang enggan mendukung referendum 2016.

Menulis di surat kabar Daily Mail pada hari Minggu, Javid mengatakan dia memilih untuk tetap mendukung kesepakatan terakhir dengan Uni Eropa secata "berat hati dan tidak ada antusiasme".

Javid dilahirkan dari orangtua keturunan asli India, dan sempat menetap sementara di Pakistan sebelum beremigrasi ke Inggris.

Ketika menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri tahun lalu, Javid berjanji untuk "berbuat benar" terhadao "generasi Windrush", yakni orang-orang yang dibawa secara legal dari berbagai negara Persemakmuran di Karibia, untuk membantu membangun kembali Inggris setelah Perang Dunia II.